33. Fyexalos

5 5 0
                                    

Fyexalos, dua wilayah peninggalan dua pejuang hebat terbelah dengan jarak selangkah. Sisi timur ditempati Ignis dan barat adalah Yu. Kedua kubu tak saling berinteraksi, meskipun saling tatap di jarak setengah meter sekalipun.

Tidak ada yang tahu secara pasti, apa seluruh daratan Yu dikuasai sang kegelapan atau masih ada beberapa wilayah yang tersisa selain Fylexos. Namun, melihat kondisi sekarang, jelas kegelapan bukanlan satu-satunya musuh yang harus dihadapi setelah diri sendiri. Ignis dan Yu, tidak benar-benar mengikat tali sebagai aliansi.

Prajurit Yu yang tersisa sedikit demi sedikit melintasi ratusan penduduk dari wilayah berbeda. Tak ada waktu untuk sekedar membiarkan kaki diistirahatkan. Mereka berkumpul sejenak lalu berpencar mencari lokasi untuk berlatih.

Mereka layaknya sehelai kain putih dan takdir bagaikan pena berlumuran tinta hitam. Hari ini masih bernafas, entah apa yang akan terjadi esok, bahkan beberapa jam kemudian.

Di antara hiruk-pikuk, Yuan mengendap-endap keluar dari garis perbatasan. Ia masuk ke wilayah Ignis setelah kemarin berhasil mencuri salah satu pakaian prajurit Bluster di pinggir sungai.

"Langit sepertinya perpihak denganku," gumam Yuan dengan sehelai kain hitam menutupi sebagian wajahnya.

Wilayah perkemahan Ignis lebih sepi dari yang ia duga. Kibaran bendera berlambang Phoenix menari-nari, situasi membuat jantung Yuan berdetak tak karuan.

"Jika aliansi tidak terbentuk secepatnya, mustahil semua daratan terbebas, " ucap seorang pasukan kepada tiga orang temannya. "Aku yakin, Jendral Li hingga mendiang Tuan Puteri tidak akan senang melihat perpecahan ini."

Seketika, niatnya untuk mencuri beberapa bahan ramuan sirna. Pikirannya semakin terbuka, peperangan dingin inilah menjadi salah satu sebab yang dapat menghancurkan harapan.
Keempat prajurit itu bahkan mengakui satu sama lain, bahwa mereka tidak keberatan berjuang bersama-sama dengan pasukan Ignis.

"Ratu Amias sudah mencoba, tapi pihak kaisar banyak menentang kerjasama ini."

Yuan berlari, menjauhi wilayah Ignis dan berakhir di pinggiran sungai dengan kedalaman sebatas lutut. Ia memang terlalu muda untuk berlabuh dalam pertempuran, tetapi semua perlahan menjadi jelas. Ia menghubungkan seluruh kejadian, ketika mengapa hanya prajurit Yu yang terpengaruh kegelapan dan alasan mengapa perang dingin ini tidak berakhir juga.

Arus sungai yang semulai tenang berubah dalam sekejap. Emosi mengontrol dan menciptakan pusaran air kuat, gerimis turun dengan tekanan kekuatan meningkat drastis.

Ikan-ikan di sungai terkapar ke pinggiran dalam keadaan mati. Pusaran air naik membetuk layaknya tornado yang siap meratakan daratan. Sebelum itu benar-benar terjadi Suyin melumpuhkan titik syaraf Yuan untuk menghentikan bencana dahsyat tak terduga.

"Mengapa ... mengapa kau menghetikanku?" Yuan berteriak, amarahnya meledak-ledak seiring gerimis menjadi hujan yang sangat lebat.

Li Yuanjun, dibalik perangainya yang periang. Ketika emosinya mencapai titik tak tertahankan, bencana menyeruak dengan kekuatan elemen air naik ketingkat drastis. Petaka hingga bencana tak terelakkan nyaris terjadi seandainya Suyin terlambat menyadari.

"Kontrol dirimu atau seluruh daratan tengggelam!"

Yuan tersenyum miring. "Apa kau juga akan marah setelah mengetahui suatu fakta jika pihak Yu menolak kerjasama dari bangsa Ignis?"

Suyin terdiam, lalu berkata, "Apa maksudmu?"

"Apa kau pernah berpikir, mengapa hanya pasukan Yu diambil alih oleh kegelapan?" Yuan berbalik, enggan menatap Suyin yang mematung. "Itu karena pikiran dan hati mereka ditujukan untuk keegoisan. Kepentingan pribadi semata, daratan Yu hancur dari dalam, Saudariku. Itu yang Ibu katakan dimimpiku!"

IgnisYu: Jade Of Fire [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang