11. Hugo Meets Lian

21 5 5
                                    

Yuan menyemburkan teh yang nyaris tertelan. Kakaknya benar-benar setuju atau jiwa tanpa nama itu memanfaatkan kebaikannya?

Hugo, lelaki paling jantan sejagat bagi Yuan. Berubah drastis dalam waktu sejam. Tidak berlebihan, tetapi pakaian yang dikenakannya adalah pakaian perempuan. Bibir diberi gincu yang tidak terlalu merah, rambut pirang gelapnya dikucir tengah ditambah pakaian wanita berkelas tanpa menonjolkan kemewahan. Ia yakin dalam sekejap laki-laki di luar sana akan salah paham.

Ia malu. Teramat malu. "Bagaimana kau menjadi sangat cantik?"
Jika itu memang Hugo, dengan senang hati Yuan akan ikut serta mendandaninya.

"Hei, kalian yang mengintip dari sisi kanan dan kiri. Keluarlah, sebelum kutarik paksa!" bentak Hugo.

Suyin menahan senyum. James dan Jili masuk dengan kepala tertunduk.
Dua ksatria itumendadak kehilangan wibawa di depan Hugo berjiwa perempuan, bak sepasang anak laki-laki pembuat onar yang hendak menerima hukuman.

Yuan bergidik. Ia tak boleh main-main dengan sosok di depannya ini. Ah, tetapi ia juga ingin mencoba berulah, mungkin satu sampai dua kejahilan akan diperbuat. Jika sempat.

Suyin mengangguk pelan melihat Mingxia menginstruksikan ia agar keluar dari ambang pintu. Sang tangan kanan berbisik, "Tuan Muda Kun kembali datang untuk hal yang sama."

"Aku akan mengurusnya, kau awasi mereka berempat."

"Baik, Nona."

Lagi-lagi, Kun Lian. Berkali-kali ia melontarkan penolakkan, tetapi pria itu tak kunjung jera. Apa ia harus membuatnya malu hingga tidak berani menunjukkan wajah kepada siapapun?

Suyin secara gamblang menolak perjodohan yang terkesan memaksa. Ia tidak menyukainya, jelas setiap laki-laki hanya datang untuk nafsu dan kekayaan semata menjadikan yang cinta tak berarti apa-apa.

Kasta dan latar belakang, omong kosong. Suyin tak membalas senyum Lian. Ia duduk tanpa menghiraukan pengawal sang tuan muda yang menatapnya penuh permusuhan.

"Masih belum terlambat, Nona."

"Benar, masih belum terlambat sebelum mempermalukan dirimu sendiri." Sudah sangat jelas Suyin tak menunjukkan ketertarikkan. Namun, Lian masih saja gencar.

Lian mati-matian menjaga citra anak menteri nan terhormat. Hatinya menjerit, tak lupa mengumpatkan sesuatu yang tak pantas. Ia mendesah, permainan tidak lagi menarik. Ia berjalan menuju Suyin. Mencengkram kedua pundak wanita itu dengan tatapan memuakkan.

Bajunya tersingkap, bahu seputih susu dan selembut sutra terlihat. Lalu Hugo yang setengah berlari muncul lantas menarik bagian belakang baju Lian hingga terjatuh.

"Kau pikir, kau pantas?"

Suyin mendengar suara Hugo kembali. Penampilannya tak berubah, tetapi itu adalah sosok Hugo yang ia kenal.

Jubah lelaki tersebut kembali menutupi tubuh Suyin, ia juga memasang badan untuk melindungi.

"Menjijikkan tak cukup untukmu." Sorot matanya nan tajam mencaci- maki Lian.

"Tatap dirimu, orang asing! Kau pikir, kau juga pantas?" Lian mengambil salah satu pedang milik pengawalnya. "Mengenakan pakaian perempuan ... sungguh tak mengejutkan. Orang Ignis hanya pandai menggertak."

Di sisi lain, James dan Jili menjaga jarak. Namun, mereka sama-sama khawatir melihat situasi memanas antara Hugo dan Lian. Ruang pertemuan akan menjadi medan adu kekuatan.

James refleks menarik pedangnya dan melemparkan ke arah sang tuan. Kemudian ia dan Jili tak mampu menutupi keterkejutan, Hugo menyeringai sambil memutar pedang layaknya mainan.

IgnisYu: Jade Of Fire [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang