Malam, ada yang nungguin?
Mau update lagi nggak besok? Ramaikan dulu, dong.
Gimana? Oke? Oke, yaa?
Spam komen dan vote yg banyak! Kita lanjut lagi.
Btw ada yang beli novel Kahfi dan Yumna 2 nggak? Semoga barangnya udh sampai, ya.
___
AN : selalu ingat cerita ini adalah fiktif, hasil karangan, imajinasi, alias tidak nyata. Untuk latar, gambar, cast, dll, hanya meminjam dan sbg sumber inspirasi. Happy reading ^^
Jam beker yang berdiri di sudut meja nyaris menunjuk angka delapan malam. Langit di luar sana tampak berkabur. Malam ini sedang dingin dan angin terus berhembus menggoyangkan ranting-ranting pohon di depan rumahnya.
Zuhry mendongak dari kegiatannya menghitung uang. Jemarinya sudah pegal karena terus mengetik kalkulator. Ya Allah, mengapa hitungannya tidak pernah cukup? Zuhry butuh banyak uang untuk menebus biaya perawatan Ali di rumah sakit. Karena sebentar lagi Ali sudah bisa pulang ke rumah, artinya dia harus melunasi tagihannya.
Sementara tabungannya dan tabungan Ammar kemarin tidak cukup. Ya Allah, haruskah dia meminjam uang pada Yanuar? Tapi, Yanuar sudah terlalu banyak menolongnya. Mana tega Zuhry meminjam uang padanya.
Zuhry menghela napas panjang, melangkah menuju jendela kaca. Menatap pada kebun bunga yang terhubung langsung di sana. Apa kabar pembuatnya sekarang? Kadang Zuhry akan memilih menyibukkan diri agar lupa. Tapi, di jam-jam seperti ini, Lucky dan segala kenangannya akan terus menyeretnya mundur. Diam-diam semalam dia menangis. Menangisi Lucky yang mengakhiri semuanya. Pergi begitu saja dari hidupnya seperti dulu.
Lama Zuhry merenung sampai pipinya basah. Zuhry ingin menghapus air matanya. Tapi tidak pernah bisa. Sepanjang pagi di TK dihabiskannya menangis di pelukan Saira. Hidupnya memang jadi konyol sejak manusia itu datang. Zuhry sangat jarang menangis dulu. Tapi sekarang hidupnya bagai drama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lucky to Have Zuhry
Romance[Dear, Zuhry] Di ketinggian 1803 mdpl, di atas Puncak Kencana ini, gue meminta lo untuk menjadi Bidadari Surga gue. Ya atau Tidak? Gue tunggu jawabannya. [From, Lucky] ___ Kehidupan Lucky Anggara (Lucky) yang penuh kesombongan dan kekuasaan berubah...