[67] Pie Untuk Pay

3.8K 901 327
                                    

Saira berlarian sambil menjerit heboh memasuki ruang guru

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saira berlarian sambil menjerit heboh memasuki ruang guru. "Zy, aku mau cerita, deh! Hihi. Masak dari kemarin Mas Ujan tuh nge-chat aku ngajakin nonton, coba. Katanya abis gajian gitu. Wah, aku jadi terharu, ndak nyangka."

Zuhry ikut senang menatap Saira. "Terus kamu mau nggak? Akhirnya nonton kapan?"

Saira mencebik, lalu tersenyum bangga. "Oh, tidak semudah itu ferguso! Aku mau jual mahal dulu biar Mas Ujan ndak keenakan. Harus ada usahanya dulu lah. Enak aja."

Mau tak mau Zuhry terkekeh, "Ya ampun, Ir, kamu itu ya... Tapi aslinya mau, kan?"

Saira nyengir. "Ya mau, dong! Hihi. Kamu tahu, kan, ig kita udah samaan? Itu Mas Ujan sendiri yang minta aku buat ganti kembaran sama dia, loh."

Zuhry menahan senyum manis. "Romantisnya kalian, Ir."

"Kamu iri to?" goda Saira puas. "Ya udah, kamu ganti juga! Biar samaan kayak Mas Lucky! Mas Lucky, kan, ig-nya lucky_boy! Nah, kamu ganti juga jadi zuhry_girls! Hihi! Gimana ideku, Zy?"

Zuhry meringis geli. Tanpa sadar menabok Saira. "Ya Allah, Ira!" bibirnya mencebik. "Dia itu alay! Aku nggak mau ikutan alay seperti dia!"

"Tapi suka, kan, meskipun Mas Lucky alay?"

Zuhry meringis malu.

Suara keritan pintu terdengar, Ranti melenggang masuk santai. "Eh, Ira, Zizy, bisa nggak sih kalau kalian berdua ngegosip jangan kenceng-kenceng? Tuh, Bu Farah di luar ngomel-ngomel dengernya. Ngerti nggak, sih?"

"Ops! Ya maaf, to! Habisnya aku budek!" Saira hanya tertawa membuat Ranti mencibir.

"Apaan, sih? Nggak nyambung, Ira! Ih, nyebelin banget kamu tuh!" jawab Ranti gemas. "Pengen aku, hih!"

"Kamu nguping pembicaraanku sama Zizy, to?"

"Idih, siapa yang nguping? Kamu pikir suaramu yang cempreng itu kedengeran jelas? Malah kayak kereta rusak!"

Saira tertawa ngakak.

"Mana sini kamu bayar utang PO kemarin! Kamu beli dompet belum bayar, Ir! Contoh itu Zizy! Kemarin beli kacamata di aku langsung cash!" tagih Ranti.

"Adoh, iya, sabar to, Ran! Nanti aku bayar!"

Ranti mengalihkan tatapannya pada Zuhry. "Katanya tadi mau pulang cepet, Zy? Kok nggak pulang-pulang?"

Zuhry terkesiap dan buru-buru menyambar tas. Teringat janji bertemu dengan Yumna di Kayu Manis. "Eh, iya, Ran. Ini juga aku mau pulang. Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

Teriakan Ranti dan Saira menggema dari kejauhan. Memilih mengabaikannya, Zuhry segera melanjutkan langkah menuju ruangan Farah. Setelah kepalanya itu memberi izin pulang, barulah dia melanjutkan langkah menuju parkiran guru.

Lucky to Have ZuhryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang