[23] Netizen Maha Benar

4.4K 959 178
                                    

"Nih, oleh-oleh buat kalian! Mau yang mana?" Zuhry menatap setumpuk kaos label Singapura yang disodorkan Bika

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nih, oleh-oleh buat kalian! Mau yang mana?" Zuhry menatap setumpuk kaos label Singapura yang disodorkan Bika. "Ayo ambil, Zy! Sekalian dua buat Mbak Hanna. Yummy udah ambil, tuh."

Ah, ini terlalu berlebihan. Zuhry hanya menatap kaos di depannya tidak enak. "Buat aku, Bika?"

"Iya, pilih dong," Bika kini membuka-buka beberapa kotak parfum. Sesekali disemprotkannya ke tangan lalu melirik Kenno. "Cobain, deh, Pi. Ini wangi nggak?"

Kenno mencium wangi di tangan Bika lalu meringis. "Coba satunya, Mi. Biasanya kamu suka citrus, kan?"

"Oh, ini?" Bika mengocok parfum lain lalu menyemprotkannya lagi. "Hehe, iya ini mah aku banget, Pi," kembali diliriknya Zuhry. "Ayo, ambil parfumnya sekalian, Zy! Mau yang mana?"

Zuhry hanya menatap bingung parfum-parfum di hadapannya. Mau membuka satu per satu rasanya tidak enak. Apalagi pasti barang itu mahal. Mau menolak, tapi yang namanya Bika dan Yumna pasti memaksa.

Zuhry baru akan meraih salah satu kotak parfum saat Lucky berbisik di depannya, "Sini, gue bantu pilihin," katanya mengelompokkan beberapa kotak parfum, lalu membukanya satu per satu. "Ini rose?" diciumnya wangi dari sana. "Ck, lo terlalu mencolok pake ini. Lavender? Mm, aneh juga buat lo. Atau musk?"

Zuhry mengernyit menunggu hasil pilihan Lucky. "Apa yang cocok buat saya?"

"Apa, ya?" akhirnya Lucky nyengir mencium wangi botol di tangannya. "Nah, vanila ini cocok buat lo. Hehe, manis. Ambil dua lagi buat Ira sama Ranti."

Bika refleks memukuli tangan Lucky. "Ih, Uky apaan, sih?! Gue nyuruh Zizy pilih sendiri parfumnya! Kenapa malah lo yang ngatur-ngatur?!"

Lucky memekik merasakan cubitan panas dari Bika. "Adoh... Kriwil! Gue kan cuma bantu pilih! Ya, kalau nggak mau ya udah! Gue juga nggak maksa Zizy ambil parfum yang vanila!"

Zuhry berusaha menenangkan Lucky dan Bika yang bertengkar. "Nggak apa-apa, Bika. Aku mau yang vanila, kok. Makasih atas pilihannya, Lucky."

"Suit... suit... ada apa, nih?" Kenno melirik bergantian Lucky dan Zuhry, "Tumben kalian akrab," godanya membuat Bika ikut melirik kepo. "Tiga tahun, bro, gue baru lihat Uky ngobrol sama Zizy."

Bika jadi ikut tersenyum-senyum. "Eh, iya! Aku juga baru sadar, Pi! Hihi... Gimana kalau kamu sama Uky aja, Zy? Mau nggak?"

Lucky langsung tersedak mendengar ocehan Bika. Zuhry mengalihkan mukanya yang merona.

"Aciaaa..." Kenno cekikikan.

Sementara Bika tertawa puas berhasil menggoda. Hingga akhirnya Yumna kembali dari area kasir mencuri dengar obrolan mereka. "Bika! Apaan, sih? Aku nggak setuju, ya!" ketusnya memperingatkan.

Bika langsung nyengir. "Hihi... Aku kan cuma bercanda, Yummy! Ya kali Zizy mau sama Uky? Hihi, mana mungkin!"

Zuhry melirik Lucky tidak enak. Tapi Lucky sudah kesal mendengarnya. Meski bercanda, hatinya tetap terluka. "Jahat banget sih lo, Bik! Emang gue seburuk itu?"

Lucky to Have ZuhryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang