"Woy, gue bakso satu!"
Lucky berlarian menyusul Uzan dan Dilan yang sudah duduk di salah satu meja panjang. Keduanya sudah asyik melahap mangkuk bakso masing-masing. Sekarang jam setengah satu siang. Waktunya lunch bersama. Kantin khusus ada di dalam. Tapi, biasanya mereka lebih suka jajan di foodcourt seberang gedung kantor.
Tadi setelah kerjaannya beres, Lucky mampir lebih dulu ke mushola. Uzan dan Dilan memilih makan dulu baru ke mushola terakhir. Jadi, akhirnya mereka berpisah di lobby.
"Udah gue pesenin. Subhanallah, rajin bener calon imam," Dilan menggoda Lucky. "Jan, ayo makan cepetan biar keburu!"
Uzan mendongak menatap Lucky dengan pipi penuh gelindingan bakso. "Sehat lo?!"
"Sial! Maksudnya apa?! Gue colek mulut lo pake sambel, Jan!" Lucky membuka kotak sambal di depannya. Bersiap dengan satu sendok penuh. "Mana sini mangkok lo!"
Dilan berdecak melihat Lucky dan Uzan berulah. "Gelut lagi!"
Uzan mencibir. "Udah gawan dari jaman kuliah. Geng gue ama gengnya Uky musuh. Hobinya gelut. Apalagi Entong ama Nano, gelut mulu, dah. Jadi, ya, gini. Mampus, Plek!"
Lucky tertawa menguleni mangkuk milik Uzan. "Nih, buat mulut lo yang biasanya disisipi terong balado!"
Uzan mencibir kesal. Tapi tetap memakannya meskipun setengah mati menahan pedas. "Pleki emang sialannya nggak kurang-kurang dari jaman kuliah! Cabe doang ini, njir! Pedes, huhah!"
"Cocok! Jodoh lo berdua besok cabe-cabean!" Dilan menyemburkan tawa. "By the way, Jan, Ky, lo berdua jadi muncak, nih?"
Lucky ganti mengunyah bakwan. Melirik malas pada Uzan. "Gue aja dipaksa ama gengnya onoh. Kalau nggak ikut, gue diancem dimusuhin Yummy ama Bika."
Dilan menyambung. "Kalau Uky nggak minat, gue gantiin aja. Boleh nggak, Jan?"
Uzan mengalungkan lengannya pada Dilan. "Gini, ya, Lan, kalau mau ikutan, lo harus gabung dulu jadi member Kayu Manis."
KAMU SEDANG MEMBACA
Lucky to Have Zuhry
Romance[Dear, Zuhry] Di ketinggian 1803 mdpl, di atas Puncak Kencana ini, gue meminta lo untuk menjadi Bidadari Surga gue. Ya atau Tidak? Gue tunggu jawabannya. [From, Lucky] ___ Kehidupan Lucky Anggara (Lucky) yang penuh kesombongan dan kekuasaan berubah...