[82] Mungkin Inikah Jalannya

4.1K 1K 1.4K
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sore itu gerimis kembali datang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sore itu gerimis kembali datang. Seperti hatinya. Gerimis, hujan, dan mendung. Seperti itulah yang Zuhry rasakan sekarang. Seperti masih mimpi mendengar kata-kata Lucky pagi tadi. Seperti baru kemarin mereka saling menyatakan cinta, memulai lembaran yang baru. Seperti baru kemarin laki-laki itu memanggil My Sweetie Pay sesukanya. Dan harus berakhir, mendengar lagi laki-laki itu kembali memanggilnya Zuhry. Seperti dulu. Sangat asing dan menyakitkan baginya.

Bunyi klakson yang menyambar membuat Zuhry tersentak dari lamunannya di motor. Nyaris oleng ke jalanan aspal yang dingin. Dan laju sebuah mobil kencang melewati motornya. Menyemburkan air bekas hujan ke tubuhnya. Lalu makian sang pengemudi terdengar dari sana.

"Mampus! Punya mata dipake, dong, Mbak!"

Zuhry menahan beban motornya. Sedikit menunduk ke arah mobil sampingnya. "Maaf, Mas, saya tidak sengaja."

"Makanya jangan bawa motor sambil ngelamun! Emang jalan punya lo doang?!"

Tanpa tahu diri, mobil itu kembali melaju meninggalkannya. Zuhry menghela napas panjang, merasakan kepalanya mendadak pusing, dan matanya lagi-lagi kabur. Ya Allah, lagi-lagi di tengah jalan pun teringat Lucky. Mengapa laki-laki itu meninggalkannya sendiri? Menyerah atas dirinya? Mengatakan pada dirinya untuk menerima Yanuar? Setelah apa yang mereka alami, membawanya terbang tinggi ke langit, lalu menghempaskannya begitu saja ke bumi?

Zuhry menunduk menyembunyikan matanya dari balik helm. Gerimis makin deras turun dari langit. Seperti air matanya. Tapi Zuhry tak peduli. Enggan memakai jas hujan. Terus membiarkan seragam gurunya basah. Memilih kembali melajukan motornya menuju rumah sakit.

Suasana parkiran rumah sakit ramai seperti biasa. Zuhry menerjang gerimis turun dari motornya. Setengah berlarian menuju lobby. Yanuar menghadang dari sana sambil merentangkan payungnya.

"Ya Allah, gerimis begini kamu bawa motor tidak pakai jas?" marah Yanuar.

Zuhry hanya memaksakan senyum. Membiarkan Yanuar memayunginya yang sudah terlanjur basah. "Tidak apa-apa, Mas Yanu."

Yanuar tampak cemas melihat tubuh Zuhry yang menggigil. Ditambah muka pucat pasinya. "Mana Lucky? Mengapa datang sendiri? Kenapa tidak suruh Lucky yang mengantar?! Kamu jadi hujan-hujanan begini!" marahnya lagi.

Lucky to Have ZuhryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang