Sejak tadi Lucky tersenyum-senyum sendiri melihat dapur di dalam rumahnya berantakan. Penuh aroma manis dan gurih yang berbaur jadi satu. Lalu punggung pacar kesayangannya tengah sibuk mengolah adonan, bolak-balik dari meja ke oven. Sementara jemari tangannya bergerak lincah bak sang ahli. Diam-diam Lucky masih terus memandangnya penuh cinta. Mengabaikan tatapan-tatapan aneh dari yang lain.
"Ehem..." hanya itulah yang terdengar saat Yudha akting bolak-balik lewat dapur. "Sudah kudugong! Ada apa, tuh? Kuy, kuy! Uhuk! Uhuk! Awas yang lagi berduaan! Siapa, ya? Dududuuu-"
Lucky langsung tersentak kaget mengatupkan mulutnya. "Ish... Apaan, sih, Dhot?!"
"Lagian lo bengong aja dari tadi di situ!" omel Yoana sambil memotong-motong buah stroberi di atas papan. Sesekali melirik Lucky. "Daripada lo bengong. Nih, bantuin juga. Potongin kiwi," katanya menyurungkan semangkuk buah kiwi.
"Caranya gimana, nih?" Lucky menatap malas mangkuk kiwi di hadapannya. Perlahan mengambil pisau di tangan, memotongnya secara asal-asalan, hingga membuat pekikan Mira bergema. "Ampun, Mi!"
"Uky! Kamu apain kiwi-kiwinya Mami?"
Lucky nyengir. Tanpa rasa bersalah mengangkat pisaunya tinggi-tinggi. "Bantuin motong dong, Mi. Nih, udah mau selesei!"
Mira menahan decakan sebal melihat kiwi-kiwi itu kini terpotong dalam aneka bentuk tidak jelas. Ada yang besar, ada yang kecil, ada juga yang diiris tipis. Padahal buah itu nanti untuk menghias bagian atas pie. Tapi malah dihancurkan Lucky.
"Ish... itu mah bukan bantuin, tapi ngehancurin!"
"Hehe..." Lucky malah nyengir.
Mira menoel-noel bahu Yoana. "Ana, kamu ngapain kasih kerjaan itu ke si Uky, sih?! Nanti pie Mami jadinya jelek-jelek, dong! Buahnya aja diancurin gitu!"
Zuhry yang melihatnya dari jauh hanya tersenyum. Akhirnya mendekat dengan senyum menenangkan. "Nggak apa-apa, Tante. Itu masih bisa dipakai untuk garnis, kok. Nanti bisa dipisah bagian yang besar dan kecil. Untuk pie yang jumbo dan mini bisa dibedakan garnis-nya."
Zuhry tersenyum geli mengambil mangkuk dari samping Lucky. "Mana sini kiwinya, Lucky."
Lucky nyengir menyurungkan mangkuk di sebelahnya kepada Zuhry. Tubuhnya maju berbisik. "Sayangku cantik banget, deh, kalau lagi masak."
Yudha berdeham lagi. Lewat di depan dapur untuk kesekian kalinya. "Uhuk! Uhuk! Ada yang ngardus, nih! Dududuuu!"
"Bacoot! Ngapain lo mondar-mandir kek setan, Dhot! Bantuin masak, kek!" Lucky jadi emosi, nyaris melayangkan pisaunya. "Mi, Dodhot, gangguuu!"
Yudha malah menjulurkan lidah. "Gangguin orang pacaran, Mi, dududu!"
Ya Allah, Zuhry jadi semakin malu. Pura-pura sibuk mengambil alih mangkuk. Lalu mulai memisahkan hasil potongan kiwi Lucky yang tidak beraturan menjadi dua bagian. Kemudian merapikannya satu per satu. Barulah dirinya mengambil beberapa buah kiwi yang baru.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lucky to Have Zuhry
Romance[Dear, Zuhry] Di ketinggian 1803 mdpl, di atas Puncak Kencana ini, gue meminta lo untuk menjadi Bidadari Surga gue. Ya atau Tidak? Gue tunggu jawabannya. [From, Lucky] ___ Kehidupan Lucky Anggara (Lucky) yang penuh kesombongan dan kekuasaan berubah...