[50] Di Garis Terdepan

4.6K 1.1K 731
                                    

Mohon maaf, baru ada waktu buat update :(

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mohon maaf, baru ada waktu buat update :(

Btw Abah gimana nih kelanjutannya?
__________
Warning: cerita ini hanyalah fiksi, imajinasi, tidak nyata, dan untuk hiburan, jangan dianggap serius, nikmatin saja, okay? Adegan berbahaya yg buruk jangan ditirukan. Ambil baiknya buang buruknya.
_________

Dari luar jendela, tampaklah Ali berlarian membawa sapu bersiap menyerbu jeep mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dari luar jendela, tampaklah Ali berlarian membawa sapu bersiap menyerbu jeep mereka. Mungkin Lucky akan habis juga nanti. Lucky kesakitan dan juga ketakutan luar biasa. Segera diguncangkannya kursi tempat Zuhry duduk.

"Zuhry... Abah... Abah lo dateng... ngejar kita..."

Zuhry menahan napas, melirik Lucky di belakangnya. "Iya, saya tahu."

"Tapi kaki gue sakit..."

"Tahan dulu, saya akan cari jalan keluarnya," Zuhry segera memakai sabuk pengaman milik Lucky.

Secepat kilat disambarnya kunci yang tergeletak di dashboard dan menancapkannya. Zuhry tidak terlalu pandai menyetir. Tapi, dia pernah mencoba beberapa kali saat berada di luar negeri dulu. Meski berakhir menabrak pohon, setidaknya dia punya pengalaman. Sekarang mungkin akan berguna. Tidak ada jalan lain.

"Zuhry..." Lucky memekik, "lo serius... kita jalan?"

Dan suara gedoran makin kencang. Lucky menahan ketakutan saat Ali kini memukul-mukulkan sapu ke jendela sampingnya. Mukanya garang dan sinis. Siap menerkam mangsa.

"Heh, kamu preman! Turunkan anak saya!" Ali kembali memukul jendela. "Nak Zizy, turun! Mau kemana kamu?! Loh, Nak, kamu itu ndak bisa menyetir, lho!"

Rasanya Lucky hanya ingin menangis. Bisa gila dia terjebak di sini dipukuli Ali menggunakan sapu. "Zuhry, abah lo! Gue takut, Zuhry! Abah lo mukul-mukul jendela terus!"

Zuhry menahan napas. Lucky terus menangis di belakangnya. Sementara Ali kembali memukul-mukul jendela jeep mereka. "Kita keluar sekarang. Siap?"

Lucky melotot menahan tangan Zuhry yang bersiap memutar kunci. Semua kesakitannya hilang terganti ketakutan. "Zuhry, lo gila! Biar gue yang nyetir! Minggir! Lo pindah ke belakang! Kita tukeran posisi!" teriaknya bersiap melompat ke jok depan.

Lucky to Have ZuhryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang