[86] Aku di Sini, Kau Harus Tahu

4.4K 1.1K 1.5K
                                    

Sejauh ini kalian tim mana?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sejauh ini kalian tim mana?

A. Tim Boss Uky garis keras

B. Pindah haluan ke Tim Mas Yanu

Btw kalian mau baca yg manis?

Atau masih mau yg bawang lagi? Wkwk

Suasana foodcourt di lantai teratas gedung kantor pagi itu masih sepi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suasana foodcourt di lantai teratas gedung kantor pagi itu masih sepi. Hanya ada beberapa pegawai yang menikmati sarapan mereka secepat kilat berhubung jam kerja sudah dimulai. Di salah satu sudut meja, Lucky tengah menikmati sebungkus roti. Sementara di hadapannya Yanuar sibuk menyesap kopi panas. Gayanya tenang dan elegan. Masih seperti dulu.

"Kaget gue ketemu lo di sini," gumam Lucky kembali menyantap rotinya sesantai mungkin. Berusaha menyembunyikan gugup setelah sekian lama tidak bertemu, "Mm, ambil makan, gih. Gue yang traktir. Mau makan apa? Biasanya, sih, di sini yang enak itu kalau pagi soto atau gado-gado, Yanu."

Yanuar malah berdecak. "Sudah puas kamu?" ulangnya kesekian kali.

Lucky mengernyit bingung.

"Sudah puas menghilang selama ini?" Yanuar menghela napas panjang. Senyumnya mendadak sendu. "Lama tidak bertemu, Lucky. Ternyata kamu bawahan saya. Saya direktur di sini. Boss kamu."

"Bukannya udah hukum alam, ya? Gue selalu di bawah lo?"

Lucky tersenyum kecut. Masih sedikit terkejut dengan fakta yang baru dia ketahui. Bahwa ternyata secara tidak langsung mereka berada dalam satu grup perusahaan. Karena Yanuar di induk perusahaan, sedangkan dirinya di cabang perusahaan. Tentu dengan jabatan yang sangat berbeda. Seperti derajat di mata Ali. Jabatan dalam perusahaan pun juga. Yanuar sebagai direktur, dan lagi-lagi dia hanyalah karyawan biasa. Sekali lagi Yanuar tetap di langit, dan dia masih saja menapak di bumi. Tidak ada beda.

Dan satu per satu rekannya yang kebetulan lewat menunduk penuh hormat menyapa Yanuar yang sementara waktu ini menggantikan posisi Handre.

"Selamat pagi, Pak Yanu! Selamat datang!"

Lucky to Have ZuhryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang