HTA : 49

1K 94 8
                                    

STORY BY : catheryn99 & visualirenebae29

Sejak memutuskan untuk menggeluti karir seperti sang ayah, melanjutkan perkembangan usaha perkebunan kopi berikut dengan perusahaannya, Taehyung mulai datang ke kantor setiap hari dan keinginan Joohyun pun terwujud, untuk menyambut Taehyung yang pulang bekerja di setiap sore hari.

Mulai dari Senin hingga Jumat Taehyung telah perlahan belajar keadaan kantor dan bagaimana mengelolanya ditemani oleh sekretaris ayahnya. Ayah Joohyun pun tak kalah antusias menyambut niat Taehyung.

“Akhirnya aku juga bisa melepaskan perusahaanku pada menantuku”

Tentu, Ayah Joohyun telah menyetujui mengenai perihal merger-nya perusahaan Bae yang mendirikan banyak cabang kedai kopi, dengan perkebunan kopi milik keluarga Kim. Kini bukankah kedua perusahaan itu sama-sama mendapatkan keuntungan? Memproduksi kopi dari kebun sendiri. 

Sedikit banyak pikiran Taehyung terus bertambah bakan bercabang, satu minggu di kantor ayahnya, bukan tidak menemukan kecocokan, cocok, tapi tidak sebebas jiwanya yang dulu.

Tentu perlahan Joohyun turut menangkap signal buruk dari raut wajah Taehyung setelah satu minggu bekerja di perusahaan. Menurut Joohyun, masalah kali ini juga harus ia buka dan ia selesaikan malam ini, dalam perbincangan sebelum tidur.

“Ada apa?” hadap Joohyun pada Taehyung yang merebahkan dirinya terlentang menghadap ke langit-langit kamar.

Tanpa mengalihkan pandangannya seolah lampu kamar itu lebih menarik dari Joohyun, Taehyung menjawab.

“Tidak ada”

Joohyun menarik nafasnya panjang, melepaskan rangkulan tangannya pada lengan Taehyung dan susah payah membuatnya duduk bersila tanpa menyandar kepada kepala kasur, membuat Taehyung ikut terduduk.

“Ada apa, Joo? Apa merasa sakit?”

Bukan Joohyun namanya jika menyelesaikan masalah tanpa menangis, atau kita hanya perlu menyalahkan hormon kehamilan?

“IYA! SAKIT! HUHUHU”

Taehyung langsung panik, memeluk Joohyun dan mengusapi perut Joohyun yang berisi buah cinta mereka.

“Belum saatnya kan, Joo?”

Tapi Joohyun malah terus memukuli Taehyung dengan membabi buta, Taehyung tahu, ada yang tidak Joohyun senangi tentang dirinya.

“Kenapa tidak pernah jujur padaku!”

Joohyun masih menangis dengan histeris membuat Taehyung membawanya masuk ke pelukan hangat sang suami dengan usapan menenangkan di punggungnya, iya, itu Joohyun, yang gemar menangis tapi sulit berhenti di saat sudah memulai.

“Sudah ya, menangisnya?” bujuk Taehyung.

Tapi kini Joohyun menjauhkan pelukan itu, menatap dalam mata Taehyungnya, mengarahkan kedua tangannya untuk menangkup wajah Taehyung, dan mencium terlebih dahulu sang suami.

Ada rasa rindu, kecewa, kesal, marah di dalam ciuman indah yang Joohyun berikan pada Taehyung. Taehyung membalas ciuman itu tak kala hebat dengan perasaan gundah, sedih, bingung, dan hilang, mereka saling memagut kasih seolah berbicara mengenai apa yang tak mampu kata sampaikan, hingga pasukan oksigen memaksa mereka untuk berhenti dengan kegiatan yang tengah mereka gilai.

“Cerita-ya?” Joohyun mengucapkannya terbata sambil memasukkan kembali oksigen yang hilang dari paru-paru.

Taehyung hanya bisa tersenyumjika Joohyun nya seperti ini, yaampun gemas sekali istrinya ini, memberikan ciumann demi sebuah jawaban.

HOLD THE AGREEMENT✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang