HTA : 25

1K 124 41
                                    

STORY BY : catheryn99 & visualirenebae29

Dalam satu jam Taehyung sudah sampai di kediaman orangtuanya. Tentu saja masih seperti dulu, rumah Joohyun dan rumah Taehyung bersebelahan. Taehyung mula-mula ke rumah orangtuanya terlebih dahulu menanyakan progres Joohyun kepada eomma-nya.

"Bagaimana eomma? Apa Joohyun dan calon bayi kami baik-baik saja?"

Tidak disangka-sangka ayah Taehyung langsung menggeplak kepala belakangnya spontan. Sontak saja Taehyung kini mengusap-ngusap bagian kepalanya yang sakit.

"Appa!"

"Apa masih layak kau memanggilku appa? Apa aku mengajarkanmu untuk memperlakukan wanita seperti ini Taehyung-ah? Jika aku menjadi ayah Joohyun. Aku pun akan sependapat dengannya untuk menjauhkan anaknya dari sumber masalah sepertimu. Tidak perlu menyesali apa yang sudah kau perbuat sendiri dengan sadar. Ikhlaslah jika memang pernikahan kalian yang baru seumur jagung ini harus berakhir. Aku tidak menyangka kau harus menjadi duda di umurmu yang bahkan belum genap tiga puluh tahun" setelah mengatakan itu, ayah Taehyung pergi ke kamarnya.

"Eomma?" tanya Taehyung memelas tapi hanya mendapat gelengan dari sang ibu.

"Apa yang dikatakan ayahmu benar, Tae. Kelaurga Joohyun melarang keluarga kita untuk berinteraksi dengan Joohyun. Setelah mereka mendapati anak perempuan semata wayangnya menangis kembali ke rumah dengan keadaan perut membuncit seperti itu. Ya Tuhan, kenapa aku harus memiliki anak seperti dirimu Taehyung-ah, coba jelaskan"

"Eomma, aku tidak ingin bercerai dengan Joohyun. Tidak, eomma. Bahkan bayi kami belum sempat lahir dan..dan.."

"Jadi kalau bayi itu sudah lahir kau ingin menceraikan istrimu? Ya Tuhan, di mana letak akal sehatmu, Taehyung. Kau mendapatkan Joohyun sebegitu sulitnya dan kau membuangnya setelah kau merusaknya dan membebani dirinya dengan anak darimu? Sepertinya aku harus pergi ke gereja besok pagi untuk meminta pengampunan kepada Tuhan, karena telah membesarkan anak sepertimu"

"Tidak, eomma. Sampai kapan pun aku tidak akan menceraikan Joohyun kecuali maut yang memisahkan kami. Aku mencintainya, dari dulu begitu, bahkan sampai sekarang malah semakin besar rasa cintaku untuknya"

"Kalau kau mencintainya, kenapa hal ini bisa terjadi?"

"Aku-aku"

"Kau pasti hanya terobsesi padanya kan? Setelah kau mendapatkan apa yang kau mau, kau mulai bosan dengannya!"

"Demi Tuhan! Eomma! Bisakah kau mempercayai perkataan anakmu ini? Aku mencintai Joohyun. Itu sungguh. Jika tidak bagaimana mungkin Joohyun tengah hamil anakku dan aku mengejar mereka semalam ini ke sini, ayolah eomma, eomma yang paling tahu bagaimana aku menginginkan Joohyun, tentu saja aku tidak cukup bodoh untuk melepasnya setelah apa yang sudah aku lalui untuk mendapatkannya"

"Lalu?"

"Kemarin aku khilaf. Aku terbebani dengan kegiatan gruop ku lalu tidak sengaja melampiaskannya kepada Joohyun dengan menolak permintaannya"

"Yaampun. Bodohnya keterlaluan. Bukankah eomma sudah memberitahu mu kalau wanita hamil itu memang banyak maunya yang sering disebut mengidam, dan eomma juga sudah memberitahumu untuk menuruti semua hal yang Joohyun inginkan, bukan begitu? Memangnya apa yang Joohyun inginkan sampai kau menolaknya, pabbo ya"

"Dia..dia menginginkanku"

"Mwo-ya. Hanya urusan ranjang yang tidak pakai uang pun kau tidak bisa menafkahinya? Ya Tuhan, anak macam apa kau ini, yang tidak pakai uang saja tidak mau kau turuti, kasian sekali Joohyun dan cucuku selama ini tinggal bersamamu, aku jadi setuju dengan keputusan ayah Joohyun untuk menjauhkan kalian"

HOLD THE AGREEMENT✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang