Pembaca Amaryllis hadir sini,,,
Mau baca cerita Amaryllis versi yang lain?
Yuk, ikutin Author babat habis cerita ini!Sudah kesekian kalinya Maudy meremas tisu yang basah karena air matanya. Air mata yang turun deras karena membaca sebuah cerita di ponselnya.
Amaryllis.
Cerita yang dipenuhi alur menyedihkan. Yang bahkan di endingnya, si tokoh utama tidak mendapatkan kebahagiaannya.
Sialan!
Dasar penulis tidak berkeprimanusiaan!
Bagaimana bisa ia menyiksa sebuah tokoh utama sekejam ini?
Padahal sosok Shaleta adalah tokoh yang sangat Maudy sukai.
Maudy kembali menscrool ponselnya. Ia membaca satu persatu tulisan dengan isak tangis yang tak kunjung reda. Tokoh utamanya meninggal.
Meninggal dengan menyedihkan karena penyakit. Meski menurut Maudy, yang membuat Shaleta, si tokoh utama meninggal adalah tekanan hidup yang ia jalani hingga akhirnya Shaleta tak kuat untuk bertahan.
AUTHOR BAJINGAN!
Maudy melempar ponselnya dengan marah setelah membaca Bab terakhir.
Air mata Leta berjatuhan. Ia mencoba mengangkat tangannya sekuat tenaga dan mengelus pelan rambut Reihan. Tenggorokan Leta kini tercekik. Ia seolah tak bisa lagi bernapas seiringan dengan kesadarannya yang semakin menipis.
Leta tersenyum kecil.
Ekg yang terpasang dan berada di samping kasur Leta berbunyi nyaring bersamaan dengan pintu kamar rawat Leta yang dibuka kencang.
Sheila menjerit pilu meneriakkan nama putri bungsunya, namun sayangnya,
Shaleta sudah terlanjut pergi.
Bunga Amaryllis yang indah itu sudah layu.
"Sial! Author jahat! Dasar enggak ada hati! Lo pikir enggak capek jadi Leta, hah? Apa emggak cukup penderitaan Leta yang segitu banyaknya sampe lo bikin di mati? AUTHOR SINTING EMANG!"
"Hiks, Leta..."
Maudy meraung-raung di kamarnya padahal jam dinding sudah menunjukkan pukul dua belas malam. Tapi Maudy sama sekali tidak peduli. Kalaupun ia ditegur ibunya, ia tidak peduli. Maudy hanya ingin menangis.
Tanpa disadari, lama-kelamaan Maudy tertidur. Ia terlalu lelah untuk menangis sehingga ia mulai terlelap.
Tapi,
"Bangun!"
Suara berat seorang laki-laki mengusik tidur Maudy. Maudy merengek kecil. Ia merasa baru tertidur sekitar satu-dua jam.
"Bangun!"
Lagi-lagi suara bariton itu terdengar di telinga Maudy. Maudy mulai tersadar. Ia menguap dan perlahan membuka matanya.
Seorang laki-laki tampan berdiri dengan wajah datar di depannya
Seorang laki—
Sebentar,
Laki-laki tampan?
Maudy menyadari ada yang aneh dan mulai terbangun. Sengatan itu sepenuhnya menyadarkan Maudy dari kantuk. Laki-laki yang tidak ia kenali....
Siapa?
"Cepet mandi!" Laki-laki tampan itu kembali berkata. Dahi Maudy berkerut mengingat sesuatu. Gurat wajah yang familiar. Rasanya seolah sudah Maudy kenal cukup lama.
"Lo..."
"...Siapa?"
Cicitan Maudy membuat laki-laki tampan itu terkejut hebat. Laki-laki itu menggenggam erat lengan Maudy dan berkata demgan sedikit panik.
"Gue Kieran. Lo enggak kenal kakak lo sendiri? Gue Kieran Heidan Lakeswara!"
Kieran?
Nama yang cukup familiar.
Aha! Bukannya itu nama Kakak Shaleta dalam cerita Amaryllis. Pantas saja Maudy merasa kenal dengan laki-laki ini. Ternyata Kier—
What?
Kieran Heidan Lakeswara? Bukannya dia itu tokoh Novel kan?
Maudy langsung mengalihkan pandangannya. Ia berlari dengan cemas dan berdiri di depan kaca. Sontak ia terperanjat.
Wajah imut dengan pipi chubby,
Bibir tipis semerah buah cherry,
Rambit panjang hitam legam,
Kulit putih kemerahan yang menggemaskan.
Ini jelas bukan dirinya!
Lalu, kalau laki-laki yang mengenalkan dirinya Kieran memgaku Kakak dari tubuh ini,
Apa berarti, tubuh ini adalah... Shaleta Amaryllis Prayuda?
"Kak..."
"Apa namaku, Shaleta Amaryllis Prayuda?" Suara Maudy terdengar bergetar. Ah, bahkan suaranya juga jauh berbeda dengan suara Maudy biasanya.
"Lo aneh dek, Yaiyalah! Lo Shaleta Amaryllis Prayuda, adik gue. Anak dari Ayah Orion dan Mommy Sheila. Udah inget, hah?"
Sial!
Apa ini karma dari mengumpati penulis?
Maudy menarik napas panjang. Mencoba tidak panik dan menganggap semua ini mimpi belaka.
Perlahan, mata Maudy kembali memberat. Semuanya terasa kosong. Hitam tanpa kesadaran.
Kalau Maudy bangun, Maudy pasti akan kembali ke kehidupan aslinya bukan?
Ramaikan, dong :)
KAMU SEDANG MEMBACA
I am (Not) Amaryllis (END)
Teen FictionMaudy, Adalah seorang perempuan kutu buku pecinta wattpad. Salah satu cerita yang ia sukai berjudul, Amaryllis. Cerita tentang seorang anak konglomerat yang berjuang keras untuk mendepat kehidupan yang baik. Sayangnya akhir dari cerita itu adalah k...