Nungguin enggak?
Vote dan Comment dong :)
Semoga ide Author lancar biar bisa update terus, amin"Leta mana? Kamu bilang Leta ada sama kamu? Kok bisa, bukannya Leta tinggal bareng Oma Opa sama Reihan?"
Sheila bertanya dengan bertubi saat ia diberitahu anak sulungnya bahwa Shaleta ada bersama Aldi dan keadaannya kembali drop.
"Mommy bisa ke apartemen Kakak? Nanti Aku jelasin,"
"Oke, Kak! Mommy otw sekarang. Jaga adiknya baik-baik!"
Panggilan terputus. Sheila yang sedang bekerja langsung menghetikan pekerjaannya dan terburu-buru pergi dari kantor. Pekerjaannya tidaklah penting jika dibandingkan dengan anaknya.
Ia mengendarai mobilnya dengan kecepatan penuh. Membelah jalanan yang cukup ramai untuk menemui anak bungsunya yang ia amat rindukan.
***
Aldi mengeringkan rambutnya dengan kencang. Menggosok handuk di kepalanya kemudian menggantungnya di samping lemari setelah selesai.
Kemarin, Sheila membawa Leta ke rumah. Ia tidak peduli dengan Reihan yang mungkin nanti kelabakan mencari-cari Leta. Sheila malah terlihat marah.
Aldi juga menceritakan kejadian itu kepada Sheila. Ia punya rencana bagus untuk membuat perempuan yang hendak menyakiti Leta itu menyesal. Ah, mungkin ia nanti tidak punya waktu untuk menyesal saking menderitanya hidup yang akan ia jalani selanjutnya.
Aldi jadi tidak sabar.
Ia mengambil seragam yang tergantung rapih di lemari dan menggenakannya. Melipat lengan kemeja putihnya dan menenteng almamater sekolah.
Aldi mengambil tas yang tergeletak di atas kasur dan berjalan santai keluar dari kamar apartemen. Ia harus berangkat sekolah.
Aldi melewati apartemennya yang legang dan keluar dari gedung. Mengendarai mobil yang diberikan Aurell sebagai hadiah ulang tahun kelima belas. Sudah dari dua tahun yang lalu, tapi badan mobilnya masih mulus. Hadiah dari Aurell harus dijaga dengan baik.
Perjalanan ke sekolah tidak memerlukan waktu yang lama. Setelah memearkirkan mobilnya, Aldi kelar dari parkiran, berjalan di koridor untuk menuju kelas. Kelas yang sama, dengan Bumi dan Kieran.
Brukk...
Aldi tersentak saat ada seorang perempuan yang tersungkur di depannya. Bertingkah seolah terjatuh karena ditabrak Aldi, padahal Aldi jelas mengetahui bahwa perempuan itu berniat jatuh di depannya.
"Aduh, hati-hati dong! Bantuin gue berdiri, cepet!"
Sayangnya Aldi tidak peduli. Dasar, akal-akalan yang terlalu pasaran.
Aldi hanya terkekeh dan melanjutkan jalannya. Membuka dengan cukup kencang pintu kelas sehingga menjadi pusat perhatian. Bukan hanya karena itu, wajah Aldi yang tampan sebenarnya cukup unyuk menjadi pusat perhatian di setiap saat.
Kieran dan Bumi menatap tajam dari bangkunya masing-masing. Sebagai informasi, Bumi sudah berangkat tetapi masih memerlukan bantuan karena sebelah tangannya dan sebelah kakinya masih di gips. Memang ya, tidak anak tidak ibu, dua-duanya sama-sama keras kepala.
Aldi menghela napas panjang, artinya Ia harus mulai bekerja lagi. Ia harus berada di sekeliling Bumi untuk menjaganya.
Aldi menaruh tasnya di meja, menjadikan tasnya sebagai bantal. Ia ingin memberingkan kepalanya di meja dan memejamkan mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
I am (Not) Amaryllis (END)
Genç KurguMaudy, Adalah seorang perempuan kutu buku pecinta wattpad. Salah satu cerita yang ia sukai berjudul, Amaryllis. Cerita tentang seorang anak konglomerat yang berjuang keras untuk mendepat kehidupan yang baik. Sayangnya akhir dari cerita itu adalah k...