Pip pip pip
Ada yang nungguin Story ini update?
Mana suaranya?
YEAYYYY...... ayo Ramaikan biar updatenya maikn cepet dan makin cepet selsai jugaaa :)Sheila menyuapi anaknya yang tengah duduk diatas kasur rawat rumah sakit dengan telaten. Ia tidak menyangka bahwa anak bungsunya masuk ke dalam rumah sakit. Mungkin ini karena keteledorannya sebagai seorang Ibu, yang jarang memperhatikan anak-anaknya.
Maudy terkekeh pelan melihat Sheila yang melamun setelah menyuapkan bubur kepada Maudy.
"Mom, ini bukan salah Mommy kok! Leta tau kalau Mommy sibuk,"
Sheila tersentak mendengar perkataan anaknya dan tersenyum tipis. Ia menaruh mangkuk bubur yang sudah kosong dan mengambil segelas air putih juga beberapa butir obat.
Untungnya sore nanti, Leta a.k.a Maudy sudah boleh pulang dari rumah sakit.
"Jangan salahin diri Mommy sendiri. Mommy juga harus jaga diri, maafin Leta yang bikin Mommy repot."
Sheila mengernyit tidak suka mendengar perkataan anaknya, ia menyerahkan tiga butir obat dengan warna berbeda kepada Maudy untuk segera diminum, kemudian berbicara pelan, "Kamu enggak pernah ngerepotin Mommy. Jangan bilang kayak gitu lagi, Mommy enggak suka!"
Setelah meminumkan obat kepada Maudy, Sheila kembali duduk bersamaan dengan pintu kamar rawat terbuka.
Aldi dan Kieran masuk secara bersamaan dengan wajah tertekuk. Terlihat sekali kesan saling sebal diantara keduanya.
Mereka berdua berebut berada di samping Maudy membuat Sheila hanya menghela napas. Ia menggeleng pasrah karena tidak kuat dengan tingkah keduanya yang tidak pernah akur.
"Mommy keluar dulu, Kak Aldi sama Kak Kieran jagain adiknya!"
Aldi dan Kieran mengangguk bersamaan. Sedangkan Maudy hanya menekuk wajahnya, kesal karena ditinggal dengan dua orang yang saling melayangkan tatapan permusuhan ini.
"Kamu nanti sore boleh pulang kan? Bareng sama Kak Kieran ya?" Ujar Kieran lembut. Ia mulai tidak memperdulikan Aldi di sampingnya dan berbicara pada Maudy sembari memegang tangan Maudy yang terpasang jarum infus.
Melihat Kieran yang memegang tangan Maudy, Aldi langsung mendengus dan merebut tangan kurus Maudy. Menggenggam jemari lentik itu dan berbicara dengan sama halusnya. "Bareng Kak Aldi aja! Kak Aldi kesini pake mobil, tadi kak Aldi liat Kieran kesini bawa motor,"
Maudy sempat tersipu. Ia menundukan kepalanya dan dengan segera melepaskan tautan jemarinya dengan Aldi.
"Enggak,"
Kalau kalian berfikir bahwa yang mengucap kalimat itu adalah salah satu dari mereka bertiga, artinya kalian salah.
Karena yang mengucap kalimat itu adalah Reihan.
Sulung cicit Prayuda yang baru saja membuka pintu dan memasang tatapan tajam kepada dua orang yang berada disisi Maudy.
"Leta pulang sama Kakak dan tinggal sementara di rumah utama Prayuda!" Titah Reihan tegas. Tidak mau dibantah.
Aldi dan Kieran refleks menggeleng tidak setuju. Tapi Reihan hanya menatap angkuh. Mendorong Kieran terlebih dahulu dan berbisik, "Kan, gue udah pernah bilang! Gue bakal jauhin Leta dari cowok brengsek kayak lo!"
Kemudian mendorong Aldi di sebelahnya, "Dan lo anak angkat tante Sheila, betewe, gue masih belum bisa percaya sama lo buat nitipin Leta!"
Dan mengubah ekpresinya ketika berhadapan dengan Maudy.
KAMU SEDANG MEMBACA
I am (Not) Amaryllis (END)
Teen FictionMaudy, Adalah seorang perempuan kutu buku pecinta wattpad. Salah satu cerita yang ia sukai berjudul, Amaryllis. Cerita tentang seorang anak konglomerat yang berjuang keras untuk mendepat kehidupan yang baik. Sayangnya akhir dari cerita itu adalah k...