Tiga: Susun Strategi

9.6K 954 27
                                    



Happy Reading,








Hari sabtu adalah hari dimana seluruh anggota keluarga Prayuda berkumpul di rumah utama. Maudy ingat, bagian ini berada di part kedua setelah kejadian di sekolah.

Dan hari ini adalah hari sabtu. Hari kedua ia menjalani kehidupan sebagai Shaleta Amaryllis.

Masalahnya, sekarang Maudy harus benar-benar bertingkah seperti Leta yang asli. Karena rentan dicurigai oleh para sepupu yang cukup protektif terhadap Leta.
Pasti kalau ada tindakan aneh yang tidak sengaja ditunjukan Maudy, Reihan –Sepupu tertua Leta– dan Bumi –Sepupu yang paling dekat– akan menyadari atau setidaknya nanti.... menguntit tingkahnya.

Maudy memang seorang kutu buku. Ia gemar membaca novel, komik dan sejenisnya. Bukan buku pelajaran. Tapi tingkahnya kalau digambarkan memang seabsurd spongebob kalau bertemu petrick.

Ia tidak terbiasa bertingkah lugu dan imut seperti Leta. Yang kalau ada orang mencubit pipinya, Leta hanya akan mengerucutkan bibir kesal. Berbeda dengan Maudy, kalau ada yang menekan pipinya, maka refleks ia menabok dengan kencang lengan orang itu sambil berseru "Anjir, pipi gue enggak gembil, sorry! Tapi kalo mau pegang bayar satu juta HEH!".

Malangnya nasib Maudy. Harus sejauh mana ia menjalani hidup Leta ini?

Apa Maudy mengaku saja ya kalau ia berasal dari dunia lain dan masuk ke tubuh, HA... HA... HA.. Kalau dipikir, SIAPA ORANG WARAS YANG AKAN PERCAYA CERITA KAYAK GINI?
Kagak ada, paling cuman anak bayi doang. Balita yang percaya semua yang dikatakan orang dewasa termasuk kalau uang bisa jatuh dari langit.

Pukul 06.00, Maudy sudah terbangun. Masih belum ada satu pun yang mengetuk pintu kamar dan membangunkan Leta. Karena mungkin jam bangun mereka di weekend lebih siang dari biasanya.

Dan yang Maudy pikirkan pertama kali adalah, Bagaimana ini harus menjalani kehidupan ini dengan mulus.

Maudy harus mempertingbangkan banyak hal. Agar rentetan musibah itu tidak dialami jiwanya dan raga Shaleta. Baik kan Maudy?

Perlahan ia mulai mengingat kejadian yang ada di novel secara rinci. Berkat dari usahanya –entah bagaimana cara Maudy berusaha– tapi akhirnya Maudy mengingat kalau hari ini itu mulanya Shaleta mengenal nama Aurellia.

Maudy berfikir keras,

Kalau mau hidup nyaman dengan perlindungan sempurna,

Maka Maudy harus mencari sosok Aurellia ini. Sosok yang menjadi idaman para pembaca tapi bengis. Sosok psiko kejam yang terlalu menyayangi anaknya.

Maudy harus mendekati tokoh yang menjadi kunci separuh kejadian dalam kisah 'Amaryllis' dan berlindung di belakangnya.

Ia harus mencari cara untuk selangkah lebih dekat dengan Aurell dibanding yang ada di novel.

Waktu menuju pesta perusahaan –waktu dimana Shaleta dan Aurell bertemu– tidak banyak. Waktu itu harus bisa Maudy gunakan untuk menyusun rencana 'penyelamatan hidup malang Leta'.

Tokoh yang menguasai separuh cerita ini, harus ia taklukan.

****


"Leta,"

Kieran perlahan membuka pintu kamar adiknya. Dahinya berkerut saat mendapati sang adik tengah duduk hidmat di depan kaca sembari menyisir rambut. Biasanya Leta bangun lebih siang dari Kieran, tapi kali ini, Leta malah sudah lebih rapih dibanding Kieran.

"Tumben udah bangun, dek!" Kieran berseru kecil. Leta refleks menoleh dan terkejut hingga sedikit melompat ke belakang.

Kieran kembali mengerutkan dahinya heran. Melihat Kieran, harusnya... tidak seterkejut itu, kan?

I am (Not) Amaryllis (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang