Ada yang kangen?
Kalo kangen komen banyak-banyak dan vote :)Sebuah rumah megah yang tampak kosong karena faktanya memang belasan tahun terakhir tidak dihuni masih berdiri dengan gagah. Meski begitu, rumah kosong itu selalu bersih karena ada yang bertugas membersihkannya setiap minggu.
Rumah yang berhalaman luas itu jarang dilalui orang-orang. Bukan hanya karena tempatnya yang di pojok, membuatnya tidak banyak dilalui, melainkan juga karena katanya rumah itu angker.
Rumah yang tidak dihuni manusia pasti dihuni makluk halus.
Beberapa orang mengaku pernah mendengar suara tangis perempuan. Beberapa lagi pernah mendengar suara jeritan di malam hari.
Pertanyaannya,
Siapa?
Rumah itu tidak ditempati!
Ah tapi tunggu, ini bukan kisah dengan genre horor. Intinya, rumah kosong itu milik seseorang yang kini berdiri di depan rumah kosong itu dengan senyum tipis. Suara heels menghentak keras seolah menggema.
Perempuan yang merupakan pemilik rumah angker itu memasuki rumahnya tanpa ragu. Rumah yang ia tinggalkan dengan berbagai catatan. Iya, catatan berupa kenangan yang mengerikan.
Semua perabot masih tertata rapih. Walaupun dibersihkan tiap minggunya, perempuan itu masih menemukan debu yang menempel di perabot-perabot terutama lemari.
Ia menjatuhkan tubuhnya di atas sofa cokelat yang menghadap televisi besar. Sembari menghela napas panjang perempuan itu memejamkan mata.
Kekosongan, kesepian, dan sendirian.
Perasaan itu mengalir bersamaan dengan darah dalam pembuluhnya. Menyebar cepat keseluruh tubuh. Perasaan-perasaan itu kini terasa semakin pekat dalam dirinya. Rumah yang membangkitkan kenangan lama,
Juga membangkitkan perasaan lama.
Perempuan dengan rambut hitam legam itu berdiri. Menyeret kakinya untuk melangkah ke sebuah ruangan dengan pintu putih yang terkunci. Kuncinya hanya dimiliki oleh dirinya seorang dan hanya ada satu. Tidak ada duplikat.
Ruangan yang hanya ia sendiri yang tau.
Ruangan putih dengan perabot yang sama berwarna putihnya tanpa jendela, hanya satu pintu berwarna putih yang senantiasa terkunci. Sejak zaman dahulu.
Ponsel yang berada ditas selempang hitamnya berdering. Membuat wanita itu sedikit tersentak dan mengangkat panggilan segera. Sedikit berdecak sebal sebelum akhirnya mengangkat panggilan. Menjauh dari ruangan itu.
"Hem, what's wrong?"
"Kemari? Laki-laki tua itu? Buat apa?"
"Dia sedang berada di pesawat menuju negara ini?"
"Ah, sial!"
Setelah mengakhiri panggilan dengan umpatan, perempuan berambut hitam legam itu membanting ponselnya di sofa. Entah merasa marah atau kecewa terhadap sesuatu. Intinya isi dari percakapan telepon tadi adalah sesuatu yang membuat perempuan ini kini berdecak sebal.
"Dasar tua bangka sialan. Enggak pernah berhenti ngusik gue!"
Ia mendumal dan menyerapah sebelum akhirnya kembali berjalan menuju ruangan itu dan memutar kuncinya. Menarik kenop pintu yang ketika terbuka memperlihatkan sebuah ruangan tanpa warna selain putih.
KAMU SEDANG MEMBACA
I am (Not) Amaryllis (END)
أدب المراهقينMaudy, Adalah seorang perempuan kutu buku pecinta wattpad. Salah satu cerita yang ia sukai berjudul, Amaryllis. Cerita tentang seorang anak konglomerat yang berjuang keras untuk mendepat kehidupan yang baik. Sayangnya akhir dari cerita itu adalah k...