Mau tau bagaimana seorang profesional berkerja?
C'mon, Scrool dong,Rated: 15+
Mata Aldi terbelalak.
Ia melihat Shaleta sedang terduduk sembari menangis. Tangannya memegang pisau yang berlumuran darah. Sedetik melihat keadaan di depannya, Aldi langsung memahami apa yang terjadi.
Ia berjalan mendekat sembari menutup pintu. Antisipasi agar tidak ada yang melihat pemandangan ini.
Aldi berjongkok di samping Maudy kemudian menutup mata Maudy. Tidak membiarkan Maudy melihat pemandangan itu lebih lama lagi.
"Kak... aku takut, aku... aku... udah bunuh orang," suara Maudy bergetar. Bukan hanya suaranya, sekujur tubuhnya pun bergetar hebat.
Aldi berbisik, "Kamu enggak tau apa-apa tentang hal ini."
Meyakinkan Maudy agar ia tidak merasa bersalah. Bukan hanya itu, Aldi juga berusaha meyakinkan alam bawah sadar Maudy agar Maudy meyakini bahwa ia tidak ada hubungan apapun dengan kejadian ini.
"Inget,"
"Kamu enggak ada di hotel ini dan kamu enggak kenal sama cowok ini."
"Kamu enggak tau kenapa cowok ini meninggal"
Tujuan Aldi adalah Maudy harus percaya bahwa ia tidak berhubungan dengan hal ini.
Maudy mengernyit, ia mencoba melepaskan telapak tangan besar Aldi yang menutup matanya, tapi sayangnya tenaga Aldi terlalu kuat untuk dilawan Maudy yang masih sangat lemas.
"Maksud kakak apa?" Tanya Maudy pelan.
Aldi menghela napas dan kembali berbicara dengan suara tegas kepada Maudy. "Kamu cuman perlu inget satu hal, Kalau kamu enggak tau apa-apa tentang hal ini."
Aldi mencoba melepaskan jaket yang ia pakai dan memakaikannya kepada Maudy. Sebelumnya ia menyuruh Maudy menutup matanya rapat-rapat kemudian mengantar Maudy keluar dari kamar hotel yang bersimbah darah.
Aldi menyerahkan kunci mobilnya kepada Maudy. "Masuk ke mobil Kakak dan tunggu Kakak di dalam mobil. Pokoknya, jangan keluar dengan alasan apapun, dan tunggu kakak, bisa?"
Maudy menggigiti bibirnya gugup dan hanya mengangguk. Ia berlari secepatnya dan menuju lantai satu, kemudian keluar dari Hotel dan masuk ke dalam mobil Aldi.
Menunggu Aldi membereskan semuanya.
****
Aldi menghela napas pelan.
Pertama, ia harus menghubungi seseorang yang bisa membantunya menghilangkan semua jejak.
Aldi mengambil ponselnya di saku dan menelpon seseorang. Tidak beberapa lama kemudian, seorang laki-laki berkacamata datang dengan tas besar layaknya pelajar dengan menyeret seorang perempuan yang menggigil ketakutan.
"Bro, ada problem apa?" Laki-laki itu mendudukkan perempuan yang ia seret di pojok kamar hotel yang berantakan dan menyapa Aldi.
Aldi tersenyum tipis, memandang perempuan berseragam hotel yang tadi ia temui di meja resepsionis yang sekarang tengah meringkuk di pojokkan kemudian menepuk bahu temannya. "Lo bisa hack semua kamera cctv di hotel ini?"
"Pokoknya hilangin semua rekaman tiga jam terakhir dan dua jam kedepan!" Aldi berujar dingin. Laki-laki itu hanya mengangguk tanpa banyak berbicara, mengeluarkan laptopnya dan mulai melakukan sesuatu.
KAMU SEDANG MEMBACA
I am (Not) Amaryllis (END)
Teen FictionMaudy, Adalah seorang perempuan kutu buku pecinta wattpad. Salah satu cerita yang ia sukai berjudul, Amaryllis. Cerita tentang seorang anak konglomerat yang berjuang keras untuk mendepat kehidupan yang baik. Sayangnya akhir dari cerita itu adalah k...