Duapuluh satu: Klimaks

2.8K 347 42
                                    




Ini lumayan panjang,

Author enggak tau mau motong dibagian mananya.

Jadi Have fun aja yaa,,

Siap baca?
















Firasat Maudy buruk sekarang.

"Iya Ra! Gue lagi di rumah aja sih,"

"Kalo gitu lo mau ikut nongkrong bareng gue sama temen-temen gue enggak?"

Maudy gelagapan. Ia benar-benar takut sekarang. Apa ini bagian klimaks dari cerita 'Amaryllis'? Kalau benar, harusnya Maudy menghindari bagian ini kan?

"Aha, gue baru sembuh Ra, terus gue juga lagi di rumah Oma sama Opa, enggak bisa main sembarang waktu! Sekarang udah lumayang malem loh!"

Terdengar suara tawa berderai di seberang.
"Malem apaan sih? Sekarang masih sore tau! Ah, gini aja, gue jemput ya!"

"Entar gue yang izin sama Oma Opa lo! Lo sumpek kan di rumah terus?"

Perempuan ini terlalu memaksa Maudy. Membuat Maudy jadi meyakini firasatnya. Ia tidak boleh terjebak. Ia tidak boleh mengalami kejadian yang sama dengan yang ada di novel.

Sebelumnya, teruntuk Penulis cerita ini,
Maudy minta maaf yang sebesar-besarnya, karena lagi-lagi ia berniat untuk mengubah alur cerita.

"Ah, yaudah—"

"Oke, gue Otw sekarang!"

Sambungan telepon dimatikan. Maudy mendesah takut, ia menggigiti bibirnya untuk berfikir. Ia harus mempunyai rencana yang matang untuk menghindari kejadian ini. Ia tidak boleh bergerak tanpa rencana.

Ah, setelah berada di novel ini selama sekitar lebih dari sebulan,

Maudy jadi berfikir seperti ini,

Apa jangan-jangan ia bisa hamil tanpa diperkosa? Kan, Bumi saja bisa kecelakaan tanpa ada orang yang menabraknya!
Hih, amit-amit! Jangan sampai itu terjadi!

Sekarang Maudy bersiap-siap terlebih dahulu. Ia harus menggunakan pakaian berlapis yang sulit untuk dilepas. Pokoknya harus menggunakan celana legging yang ketat untuk menutupi rok panjang yang ia gunakan.

Bodo amat kalau nanti ia terlihat aneh.

Setelah menggunakan pakaian tertutup dengan scraf berwarna orange-biru, juga sepatu sneakers, tak lupa juga mantel tipis yang menutupi kemeja dan rok panjangnya.

Maudy ingin tertawa, memang angin diluar sana bertiup cukup kencang. Tapi, tempat yang akan Aura tuju dengan membawa dirinya adalah club malam. Dimana orang malah berlomba-lomba memakai pakaian seterbuka mungkin.

Setelah melakukan persiapan yang eum, cukup berlebihan, karena beberapa benda tajam ia bawa di tas selempangnya, ia menelpon seseorang.


Maudy membutuhkan bantuan jika seandainya yang apa terjadi di luar jangkauannya.



****



Aura menatap pakaian Maudy dari atas hingga bawah dan berkomentar, "Tebel banget pakaian lo! Lo kira ini negara bersalju, heh?"

Maudy tertawa kecil dan menjawab renyah, "Emang di kafe enggak bisa pake kayak gini? Toh banyak yang lebih tertutup dari gue kan?"

"Lo mau ngajak gue hangout di kafe kan?"

Mendengar itu, Aura berdehem pelan. Pertanyaan Maudy seolah memancingnya. Ia harus tenang dan tidak boleh terlihat mencurigakan. Aura harus melakukan  ini untuk mendapatkan Kieran.

I am (Not) Amaryllis (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang