Sebelas: Enggak ada definisi Kehidupan berharga bagi Orang jahat

4K 529 22
                                    




Kalau Rame, nanti malem update lagi :)
Xixixixi🧡






"Kak Bumi,"

Suara riang menyapa Bumi saat sedang mencoba membuka pintu rumah. Bumi terkejut hingga hampir melompat. Ia membalikkan badannya dan mendapati sepupu bungsunya tengah berdiri dengan senyum lebar.

"Eh, Leta! Tumben main ke rumah Kak Bumi!" Sapa Bumi saat melihat Leta, sedikit menyindir juga karena sepupunya yang satu itu jarang bermain ke rumah Bumi.

"Hehehe, Maafin Leta, Kak! Sekarang, eum, Mama kak Bumi ada di rumah enggak?" Maudy bertanya ragu-ragu. Alasannya mengunjungi rumah Bumi sepulang sekolah tak lain tak bukan karena ingin bertemu dengan Aurell.

"Ha? Siapa? Kayaknya Kak Bumi salah denger deh!"

Hellow, ya jelas lah, siapa orang yang akan percaya bahwa ada anggota keluarga besar Prayuda yang dekat dengan Aurell, kecuali Dion yang jelas suami Aurell dan Sheila (itupun dulu).

"Mamanya Kak Bumi! Tante Aurell, ada di rumah enggak?" Ujar Maudy lagi. Meyakinkan Bumi bahwa yang Maudy cari memang Aurell.

"Sebentar, emang Leta ada urusan apa sama Mama? Eh, emang Leta kenal Mamanya kak Bumi?" Bumi menggaruk kepalanya karena bingung. Ia benar-benar tidak menyangka kalau memang benar Leta dan Mamanya saling mengenal bahkan mungkin dekat.

"Kenal sebentar kok, Kak! Ini Leta mau bicara soal Mommy Sheila ke Tante Aurell. Mommy kan deket sama Tante Aurell. Jadi Leta mau tau sesuatu!"

Untungnya, Maudy sudah mempersiapkan alibi agar Bumi atau siapapun yang berada di rumah ini tidak mencurigai Maudy tentang apapun.

"Eum," Bumi berfikir sebentar sebelum akhirnya mengiyakan. Mempersilahkan Leta untuk masuk terlebih dahulu, sembari Bumi memanggil Mamanya.

Rumah mewah milik keluarga Bumi tertata rapih dan cukup unik. Perpaduan warna  yang cerah dan  berseberangan membuat isi rumah cukup segar. Seperti tembok sisi kanan yang berwarna oranye dan sisi sebelahnya berwarna biru.

Di sisi lainnya, ada warna-warna pastel yang terlihat lembut. Perabotan rumahnya juga terlihat menarik. Di ruang keluarga, ada lemari kaca besar yang di dalamnya dipenuhi action figur. Dari Avanger, sampai karakter desney. Menandakan salah satu dari pemilik rumah ini penyuka karakter kartun dan action. Ah, itu pasti milik Bumi.

Di ruang tengah tempat dua buah tangga berdiri miring yang hanya terdapat karpet lebar, pojokkannya terdapat guci-guci mahal.   Juga aquarium berbentuk bundar yang diisi ikan hias cantik.

Ah, keluarga Aurell kan konglomerat, maklum kalau rumahnya semewah—

"Hai,"

Sebuah suara memotong pikiran Maudy yang tengah melayang-layang memandangi seisi rumah dengan takjub.

Maudy langsung berdiri saat matanya bersitatap dengan Aurell. Aurell yang tersenyum dengan gaun hitam tipis dengan motif bunga yang diikat di bagian pinggangnya.

Hanya ada Aurell di depannya. Bumi pasti diperintah untuk segera ke kamar agar tidak mendengar percakapan ini.

"Jadi, ada urusan penting apa menemui, Tante?" Aurell menekankan kata penting sembari duduk.

Maudy kembali duduk dan menatap Aurell dengan tatapan tidak terbaca. Ujung bibirnya sedikit berkedut. Ia ingin berbicara tetapi tenggorokan sedikit tercekat.

Ia masih belum terbiasa dengan aura sosok Aurellia.

"Jena,"

Mendengar nama yang diucapkan oleh Maudy, membuat senyum Aurell semakin mengembang. Ia mengedutkan hidungnya dan berkata ringan, "Selesai kan?"

I am (Not) Amaryllis (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang