Lama ya? Maafin author :)
"Gue juga enggak ngerti,"
"Apa alasan gue enggak bisa berhenti mikirin lo!"
Suara deep itu tercekat. Mata bening milik lelaki yang kini duduk di depan Maudy menatap Maudy dengan berkaca-kaca. Maudy menahan napasnya, lagi-lagi ia di hadapkan dengan situasi seperti ini. Maidy jelas kebingungan.
"Gue berharap, waktu yang bakal ngehapus gambaran lo dalam pikiran gue. Tapi, kayaknya enggak ada bedanya hari ini dengan satu bulan yang lalu. Iya, gue masih sesuka itu sama lo!" Ujar pemuda itu.
"Kasih gue alasan yang jelas kenapa gue harus berhenti buat menyukai lo," lelaki itu berkata pelan. Sesekali meremas jemarinya karena gugup. Mungkin ia baru pertama kali berada dalam keadaan ini. Sama gugupnya dengan Maudy yang kini sulit mengatakan sesuatu.
"Gue... bukan Leta!"
Maudy menjawab dengan gugup. Aldi tersentak. Ia tidak paham dengan maksud jawaban Maudy.
"Ma.. maksud lo?"
"Anggep aja, gue bagian lain dari diri Leta. Kayak kepribadian ganda. Gue kepribadian lain dari Shaleta," Maudy menjelaskan sebisanya. Membuat Alasan yang cukup masuk akal dan dapat dipercaya Aldi.
"Sejak kapan?" Tanya Aldi pelan. Ia tidak bisa mengerti kenyataan bahwa yang ia selalu ajak bicara bukanlah Shaleta yang 'Sebenarnya'.
"Apa Mommy sama Ayah tau?" Tanya Aldi lagi. Ia masih terlalu kaget untuk menerima informasi itu. Mencernanya perlahan untuk memutuskan apa Aldi harus mempercayainya atau tidak.
Maudy menggeleng. "Lo orang pertama yang tau!"
"Kalo gitu, biar gue kenalin diri gue lagi! Nama gue, Maudy."
"Gue suka sama lo," Seru Maudy sembari memejamkan matanya. Setelah menguatkan diri selama beberapa menit, Maudy akhirnya memutuskan untuk mengatakan hal ini.
"Gue suka sama lo. Bukan Leta yang suka sama lo, tagi gue Maudy!" Ujar Maudy lirih. Lagi-lagi Aldi hanya terpaku. Mencoba mencerna perkataan Maudy. Mungkin benar apa yang dikatakan banyak orang, bahwa orang yang sedang jatuh cinta itu bodoh. Buktinya, dari kalimat panjang yang Maudy katakan, Aldi hanya mendengar Maudy mengatakan 'Gue suka sama lo'.
"Jadi... kalo lo suka sama gue, kenapa waktu itu lo—"
"Goblok!" Maudy langsung mengumpat dan menghela napas panjang.
"Jangan anggep gue Leta lagi! Gue Maudy. Pastiin siapa orang yang lo suka sebenernya! Dan jangan kasih tau hal ini ke siapapun!" Maudy berkata ketus dan beranjak dari kursi. Meninggalkan Aldi yang mematung tidak mengerti.
***
Kesal. Sebal.
Kenapa sih Aldi harus se-enggak peka itu?
"Sabar dong dy, namanya juga cowok!" Leta terkekeh mendengar keluhan Maudy. Lucu sekali menurut Leta.
"Enggak gitu, Let. Gue enggak tau apa dia paham atau enggak sama perasaan gue? Gimana kalau dia bakal mundur karena gue bukan lo? Gimana kalau—"
"Stop dy, jangan negative thinking dulu! Gue yakin Aldi juga suka sama lo. Tunggu sebentar buat dia mencerna kejadian ini. Mungkin dia sama bingungnya dengan lo," Leta mencoba menenangkan Maudy yang kini sudah berhenti misuh-misuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
I am (Not) Amaryllis (END)
Teen FictionMaudy, Adalah seorang perempuan kutu buku pecinta wattpad. Salah satu cerita yang ia sukai berjudul, Amaryllis. Cerita tentang seorang anak konglomerat yang berjuang keras untuk mendepat kehidupan yang baik. Sayangnya akhir dari cerita itu adalah k...