PAT (pt 3)

316 23 18
                                    

BISMILLAH...

NB: TYPO BERTEBARAN.

VOTE SEBELUM DAN SESUDAH MEMBACA.

*****

Pagi ini menunjukan pukul 06.00 disekolah sudah banyak panitia yang datang, acara tahunan semakim dekat malah tinggal H-2 gak terasa sih, semakin hari semakin sibuk. Hari ini sudah mulai mendekor untuk panggung pensi dan menghias lapangan. Untuk indoor juga sudah di urus biar gak kelabakaan semakin cepat semakin bagus, biar nanti kalo ada yang kurang cepet ketauan.

Mungkin ini hari tersibuk bagi panitia, karena kalo hari biasanya mereka Cuma ngecek bahan, latihan sama keliling cari bahan. Dan hari ini mereka sibuk ngangkut barang dan ngedekor, dibantu sama EO nya sih tapi mereka juga harus bantu biar cepet selesai.

Sekolah emang gak di liburin karena hari ini ada apel di aula sekolah untuk dresscode, pembagian undangan dan topeng. Dan untungnya siswa siswi Pandu Jaya tuh solid, mereka mau bantu angkut-angkut barang, naik naik untuk ngedekor. Panitia berterimakasih banget sama mereka karena udah sukarela mau bantu.

Gabriel sedari datang langsung bekerja, dateng Cuma naruh tasnya doang terus langsung keliling. Dia bolak balik ke lapangan sama aula utama untuk liat progresnya. Dia juga turun tangan sendiri naik naik bantu anak osis ngedekor aula. Alasan utamanya karena tadi gak ada anak cowok disana dan tadinya Shilla yang mau naik, untung dia dateng ya bukan apa apa dia tau Shilla preman tapi dia tetep cewek pake rok lagi kalo jatuh gimana.

Dan sekarang dia lagi lapangan ngeliat progress panggung pensi, ribetan yang di luar sih karena kalo di aula tuh udah ada panggungnya jadi tinggal dekor doang, beda kalo di lapangan.

"El, tolong dong ambilin lampu di samping lo." Gabriel sontak mendongak, ia melihat Dayat yang di atas streger.

Gabriel mengambil lampu yang ada di kakinya lalu ia berikan pada Dayat, "nih, hati-hati lo diatas." Dayat hanya mengacungkan jempolnya.

Lain lagi dengan Sivia, gadis itu masih stay di aula kedua. Dia, Ify sama Agni lagi ngerapiin kotak undangan sama topeng biar enak gitu nanti baginya. Acha lagi nulis di papan tulis yang mereka bawa dari ruang osis, untuk nulis dress code.

"ini topengnya bener 7 box kan?" Agni kembali menghitung kotak topeng yang di hadapanya.

"iya Ag, totalnya ada sepuluh kotak itu udah sama kotak undangan." Agni menepuk tanganya, "oke pas berarti." Agni tersenyum senang.

Acha memperhatikan tulisannya di papan tulis udah cukup besar sih jelas lah, terus masih kurang yakin Acha lari menjauh dari papan tulis.

"lo ngapain Cha?" Tanya Ify, Acha menyipitikan matanya untuk mempertajam penglihatanya, "gue tuh mastiin orang yang duduk belakang keliatan sama tulisan gue di papan tulis." Jawab Acha.

"terus gimana, keliatan gak?"Acha mengangguk, "kalo gue sih keliatan."

Sivia sedikit merenggangkan otot-otot tubuhnya, akhir-akhir ini jam harinya sangat kacau, bukan hanya jam tidur jam makan pun juga. "udah h-2 gak kerasa." Ujar Sivia.

"gue gak sabar deh, pengen cepet dateng aja gitu hari acara tahunanya." Ucap Ify.

"oh iya kita tuh sibuk ngurusin ini sampe lupa sesuatu-" mereka bertiga langsung menoleh ke Acha.

"ada yang kurang Cha?" Tanya Sivia cepat.

"dress untuk promnight, udah ada?" mereka saling pandang. Jujur saja Sivia hampir lupa tentang itu, bener-bener gak kepikiran.

"demi apa Cha, gue juga lupa asli." Ujar Ify, untung aja Acha ngingetin.

Agni gak ngerespon apapun, dia tuh udah berencana gak dateng ke promnight. Tapi paksaan dari sahabatnya yang bikin Agni mau gak mau harus dateng, apalagi kalo udah denger kata-katanya Shilla, "gue sama tim kerja keras lho untuk promnight, masa lo gak dateng."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 29, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

A Piece of HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang