Awal

4.5K 195 23
                                    


Bismillah..

Update part pertama versi icil, selamat membacajangan lupa untuk vote dan komen:)

Nb: Typo bertebaran..

******

Gadis ini mempercepat langkahnya setelah ia melihat jam tangan yang melingkar di tangan kirinya, kurang dua menit lagi bel akan berbunyi dan itu tandanya jika ia tak cepat ia akan dapat masalah, ia tak akan terburu buru seperti ini jika mobil kesayanganya itu tidak berulah pagi tadi, ya tapi mau gimana lagi.

Sebenarnya ini bukan seluruhnya ulah mobilnya yang mogok, tapi juga karena dirinya bangun lebih kesiangan dari biasanya setidaknya jika ia bangun tidak lebih kesiangan ia tidak perlu lama menunggu angkot tadi pagi, dan ia juga menyesal kenapa tadi ia tak ikut pergi bersama adiknya.

Brukk...

Dan sialnya lagi waktu sudah mepet ia masih sempat sempatnya menabrak seseorang, gadis itu langsung berdiri dan merapikan roknya, ia menatap dua laki laki dihadapanya dan melihat salah satu laki laki yang ia tabrak tadi.

"Sorry gue gak sengaja, gue buru buru soalnya" Ujarnya, laki laki yang di tabraknya tadi masih diam sembari menaruh kedua tanganya di saku celananya.

"selain pake kaki, kalo jalan gunain matalo!" Gadis itu hanya menelan salivanya.

"Udalah Al, dia udah minta maaf kan kita masuk ke kelas aja sekarang" Ucap laki laki yang di duga adalah temanya yang ia panggil 'Al'tadi.

Mereka berdua langsung berlalu di hadapan gadis itu, gadis itu terdiam sebentar.

Tengg.. Teng...

Gadis itu langsung tersadar dan berlalari menuju kelasnya.

Ia melihat pintu kelasnya sudah tertutup, ia melihat jam tanganya ia sudah telat lima menit, gadis itu memberanikan dirinya untuk memasuki kelasnya.

Bahkan kelasnya sangat diam, habis lah dia hari ini.

Krekk..

Gadis itu membuka pintu dengan menutup mata ia menerima resikonya.

"Via?" Sivia membuka pelan matanya, seisi kelas melihat padanya, Sivia menatap meja guru Pak Marko gak datang?

"Vi? Kenapa sih?" Sivia berjalan kearah bangkunya dan meletakan tasnya di samping Acha.

"Pak Marko gak dateng?"Tanya Sivia.

"Kita juga gak nyangka, tapi ya gitu Pak Marko gak dateng"balas Ify.

Sivia bernafas lega mungkin sekarang hari keberuntunganya, setelah beberapa kesialanya pagi hari ini ternyata masih ada sedikit keberuntungan bagi nya.

"Kebiasaan banget sih Vi, udah gue bilang jangan tidur malam malam!" Ujar Shilla.

"Insom gue kambuh lagi semalam Shill!"

"Udah gitu gak tau kenapa mobil gue bikin ulah pake acara gak mau nyala lagi!" Dumel Sivia.

"Mungkin ngambek gak lo ajak jalan kemarin, Hahahah" Celetuk Agni, Sivia memanyunkan bibirnya mendengar celetukan Agni tadi.

"Gue tadi gak sengaja nabrak cowok!" Kelima sahabatnya langsung menoleh pada Sivia.

"Cowok?"

"Anak PB juga?"

"Ganteng gak?"

"Lo gak apa apa kan?"

"Namanya Siapa? Siapa tau jodoh gue!"

Sivia menepuk jidatnya mendengar pertanyaan dari sahabat sahabatnya ini.

"Gue pusing denger pertanyaan kalian!"ujar Sivia.

"Ya, Kita kan penasaran Vi!"

"Gue tadi gak sengaja nabrak Alvin!"

"What? Alvin anak kelas tetangga kita? Yang dinginnya kayak kutub itu?" Tanya Oliv.

"Ada berapa Alvin di PB coba? "

"Iya sih, tapi lo gak apa apa kan?"

"Gapapa!"

******

"Gue punya kenalan cewek yang pas untuk lo Bro!" Ujar Ray, sambil menepuk pelan pundak Rio.

"Pas di lo, belum tentu pas di gue!" Jawab Rio dengan malas, temanya yang satu itu selalu mencarika perempuan untuk teman temanya, sedangkan dia juga masih jomblo.

"Pilihan gue tu gak pernah meleset Yo, ini tu cocok banget udah cantik, putih, tinggi perfect serius deh!" Ray masih saja meyakinkan Rio dengan rayuannya.

"Kalo gitu pacaran aja sama lo!" Ray langsung terdiam mendengar ucapan Rio tadi, Ray lalu melihat ambang pintu kelas, ia melihat Alvin dan Ozy yang memasuki kelas.

"Gue yakin Alvin mau"ujar Ray.

'Gue aja ogah, apalagi Alvin'

Ray berjalan mendekati Alvin dan Ozy yang sedang berjalan masuk kedalam kelas.

"Al, gue punya ce__"

"Gue gak mau!" Alvin langsung berjalan melewati Ray, sedangkan Ray hanya menghela nafas kasar, dan Ozy hanya menahan senyumnya.

"Ngomongin tetang pacar sama Alvin, kena skak kan, hahaha!" Ejek Ozy sambil merangkul Ray berjalan menuju bangkunya.

Alvin meletakan ranselnya di atas meja nya lalu berdiri di samping mejanya, ia sedikit melirik Ozy yang sedang berjalan menuju kearahnya lalu melihat Ray yang masih kesal karena tadi lalu melihat Gabriel yang sibuk dengan ponselnya.

"Pak ketos, ponsel mulu maenan lo!" Tegur Cakka yang ada di samping Gabriel, Gabriel hanya menoleh sebentar lalu menatap ponselnya kembali.

"Gue tu lagi pusing untuk buat Acara tahunan, makanya lagi bahas di grup!" Ujar Gabriel.

"Acara tahunan kali ini gue denger emang gabung sama anak osis ya?"

"Yoi, dari anak kesenian udah ada rencana?"

"Belum, Via juga belum ngadain rapat padahal kan beberapa bulan lagi!" Gabriel hanya mengangguk Alvin menoleh kearah Ozy tak asing ia mendengar nama Sivia.

"Sivia yang gak sengaja nabrak lo tadi, di ketua Kesenian!"

"Buk Wina gak masuk?"

"Oh iya! Hampir lupa buk Wina gak masukk Broo, satu kali dalan setahun ibu Wina gak masuk" ucap Ray.

Gabriel berdiri dari tempat duduknya dan memasukan ponselnya kedalam saku celananya.
"Mau kemana?" Tanya Rio.

"Gue mau kekelas sebelah mau nemuin Shilla"

"What? Jadi bener rumor yang nyebar kalo lo sama Shilla beneran jadian? Dan sekarang lo pasti mau ngapelin Shilla kekelasnya kan? Tega banget sih lo Iel, lo gak kasih tau gue dan lo gak kasih gue pajak jadian, lo bener bener tega Iel, aku tu gak bisa di giniin"celoteh Ray panjang lebar.

"Lo tu berisik banget tau nggak!"ucap Cakka.

"Siapa juga yang jadian sama Shilla? Dan mau ngapelin dia"

"Kan tadi lo bilang mau kekelas sebelah mau nemuin Shilla"

"Gue mau ada urusan Osis! Bukan mau ngapelin dia, pengen gue cubit deh ginjal lo!" Ray bergidik ngeri mendengar ucapan Gabriel tadi.

"Lo lebih ngeri daripada Thanos El!"

Bersambung....

A Piece of HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang