Bismillah.
Vote sebelum atau sesudah membaca:)
Nb: typo bertebaran
*****
Hari demi hari, waktu demi waktu pun berlalu terasa begitu cepat, pertandingan basket putra putri antar sekolah akan di adakan tiga hari lagi, semakin menegangkan yang pasti bagi tim basket putra dan putri karena hari semakin mendekat kearah hari dimana pertandingan akan di mulai.
"Woy!" Gabriel melirik tajam Ray yang baru saja ada di sampingnya.
"Kenapa lo Yel?" Tanya Ray.
"Kepo!" Ray terdiam, sebenarnya dirinya ini di anggap apa oleh sahabatnya.
"Gue merasa terbuang, kita temenan udah lama Yel!" Ujar Ray.
"Masalah apa? Mumpung Ray buka praktek bayar nya beli in mie ayam mbak Mirna aja!" Sambung Ray.
"Tambah gila gue!" Ujar Gabriel.
"Masalah nyokap lo?" Tanya Ray serius, Gabriel sedikit melirik Ray.
"Gue harus gimana?" Ray mengambil posisi duduk di samping Gabriel.
"Gue tau ini bukan hal yang mudah untuk nyokap lo terima, pelan pelan Yel gue yakin nyokap lo ngerti!"
"Nyokap masih bersih keras untuk nemuin bokap!" Gabriel menundukkan kepalanya, kemarin ia berkunjung untuk melihat keadan Mamanya, Gabriel sudah berusha untuk membuat mamanya menerima semuanya, menerima jika Papanya sudah pergi meninggalkanya dan Mamanya untuk menikah lagi dengan perempuan lain.
'Gab, Papamu gak salah ini salah Mama, Papa ninggalin kita karena Mama, Nak!' Gabriel tersenyum miris setiap teringat kata kata itu, sejak Papanya meninggalkan mereka Mamanya selalu menyalahkan dirinya sendiri.
"Gue gak bisa ngelian nyokap terus terusan gini" lirih Gabriel.
"Lo udah coba hubungin Bokap lo? Ya mungkin cuma Bokap lo yang bisa bikin Nyokap lo bisa nerima semuanya, dan berhenti nyalain diri dia sendiri!"
"Bokap gue udah gak ada sejak dia ninggalin gue dan Nyokap!"
"Dengan mereka ketemu gue yakin itu memperburuk keadaan Mama!" Sambung Gabriel
*****
Sivia berjalan santai di koridor menuju kelasnya, ia baru saja dari ruang kesenian, untuk mengambil sesuatu disana, Sivia berjalan sembari melihat orang yang ada di sektiarnya sesekali Sivia membalas senyuman orang yang tersenyum kepadanya.
Tubuh Sivia tiba tiba tertarik kebelakang saat ada seseorang yang menarik pergelangan tanganya dengan tiba tiba.
"Lepasin tangan gu_"
"Stttss!" Sivia langsung mengunci mulutnya rapat rapat dan menatap orang yang ada dihadapanya ini orang yang menarik pergelanganya tadi.
"Kenapa lo tarik tarik tangan gue sih?" Gerutu Sivia.
"Kenapa jadi lo yang marah"
"Jadi maksud nya lo yang harusnya marah?" Laki laki itu menganggukkan kepalanya, Sivia mengerut kan keningnya.
"Aish, lo lupa Sivia?" Ozy menaik turunkan alisnya.
"Gue bilang temuin gue kan seteleh istirahat!" Sivia menepuk pelan jidatnya, ia benar benar lupa memang benar Ozy mengiriminya pesan dan meminta dirinya untuk menemui Ozy setelah jam Istirahat.
Sivia hanya tersenyum lebar menanggapinya, "Gue lupa, Sorry!"
"Kebiasaan!" Setelah itu Ozy menjauhi Sivia berjalan menuju taman sekolah dan duduk di kursi yang ada di sana, Sivia hanya mengikuti Ozy.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Piece of Heart
Tienerfictie(Revisi) "Lo udah ngerubah semua sudut pandang gue tentang apapun" -Sivia- "Hanya lo yang bisa buka pintu hati gue, karena lo kunci hatinya" -Alvin- Ammorivia Naomi De Aldrich, gadis berparas cantik pecinta musik dan anak kecil, dia bukan tipikal pe...