You oke?

1.8K 129 12
                                    

Bismillah..

Vote sebelum atau sesudah membaca:)

Nb: typo bertebaran

*******

"Mau ngomong apa?" Tanya Alvin, sebenarnya Sivia sudah malas untuk menanya kan nya lagi ia sudah cukup kesal dengan pria di hadapanya ini.

"Gak, gak jadi gak penting!" Ujar Sivia.

"Oh, oke!" Setelah itu Alvin langsung memabalikkan badanya dan berjalan menuju kelasnya, Sivia hanya mendengus kesal, entah kenapa apa yang terjadi hari ini berasa beda untuk nya, sedangkan Alvin laki laki itu setelah membalikkan badanya ujung bibirnya tertarik sedikit sehingga membuat senyuman tipis, bahkan dalam waktu singkat gadis itu bisa membuatnya tersenyum meskipun senyum tipis.

Alvin berjalan lalu masuk kedalam kelasnya, ia berhenti di depan pintu melihat orang orang yang ada didalam kelasnya, lalu pria itu berjalan menuju bangkunya ia melihat sahabat sahabatnya sedang fokus dengan ponselnya masing masing.

Alvin mengambil ponselnya di saku celananya lalu duduk, Cakka melirik temanya ini sedikit lalu kembali menatap ponselnya.
"Dari mana lo?" Tanya Cakka yang masih menatap ponselnya.

"Rooftop" Jawab Alvin seadanya Cakka hanya mengangguk saja, Alvin melihat kebangku belakang ia tidak melihat Gabriel di dalam kelas.

"Iel dimana?"

"Keluar sama Shilla setelah ada adegan kekerasan!" Alvin mengerutkan keningnya mendengar jawaban Ray.

"Sehabis lo mukul Sion dan narik Via keluar kelas, Agni juga mukul Sion,lo tau pukulan Agni mantep banget Sion aja langsung nyungkur!" Ujar Ray

"Oh!" Hanya itu tanggapan dari Alvin sebenarnya terbesit sedikit kecewa dihati Ray ia telah menjelaskanya kepada Alvin.

*******

Sivia memasukki ruang kelasnya seperti biasa tapi kali ini kelasnya sangat tenang semua sibuk dengan prioritas nya masing masing, Sivia berjalan menuju bangkunya, ia melihat Agni menenggelamkan wajahnya di lipatan kedua tanganya di atas meja.

"Ag?" Ujar Sivia, jarang sekali Agni seperti itu biasanya jika ia adamasalah atau sedang mencoba meredam emosinya.

Ifu yang sedang memainkan ponselnya menoleh kearah Sivia,
"Udah balik lo Vi?" Ujar Ify.

Sivia menganggukkan kepalanya,"Agni kenapa?" Tanya Sivia, tak biasanya sekali.

"Agni lagi coba untuk ngeredahin emosi nya" Sivia mengerutkan keningnya bingung, Sivia terdiam apa ini ada sangkut pautnya dengan masalah di kelas tetangga tadi?

"Masalah tadi?" Tanya Sivia hati hati.

"Iya, Agni mukul Sion, bogem mentah banget tuh dari Agni"

"Astaga" Ucap Sivia sembari mengacak acak sedikit rambut panjangnya, ia lupa Agni tempramen sekali jika menyangkut orang terdekatnya.

"Tenang aja Vi, biarin dia tenangin diri dia dulu, dia harus belajar" Sivia melirik sedikit Agni sebelum akhirnya menagngguk.

"Oh ya, Shilla mana?"

"Gak tau, pergi sama Gabriel"

Sivia mengangguk anggukkan  kepalanya memang sahabatnya itu mengatakan jika ia ada perlu dengan Gabriel.

"Engghh" Agni mengangkat kepalanya sembari mengucek matanya

"Ribut banget sih, ganggu gue tidur" Lanjut nya, Sivia memmbuka mulutnya ternyata gadis ini tertidur Sivia kira hanya diam merendam emosinya saja sampai tertidur rupanya.

"You okay?"

"Hm, okay!"

"Ag, lo gak latihan basket? Anak anak basket udah kumpul di lapangan" Ujar Shilla yang baru saja memasuki kelas dan berjalan menuju bangku Agni.

"Oh iya! Astaga gue lupa hari ini ada jadwal latihan!" Agni memukul pelan jidat nya gara gara tadi ia sampai lupa hari ini jadwal ia untuk latihan mempersiapkan lomba antar sekolah, bahkan ia belum berganti baju olahraga.

Agni mengambil baju olahraganya lalu berlari keluar untuk menuju ruang ganti.
"Ag_" Panggilan Acha pun tak terdengar lagi bagi Agni cepat sekali gadis itu berlari.

"Cepet banget larinya si Agni!" Ujar Olivia.

*****

Agni cepat cepat menganti baju olahraga baju putih abu abunya pun masih ia tinggalkan di loker kamar ganti lalu berlari lagi menuju kelapangan ia sudah telat, tapi ini murni ia benar benar lupa tentang latihan.

Ia melihat teman temanya sudah mulai pemanasan sebelum latihan tapi ia tidak melihat ada pak Mark di lapangan mungkin pak Mark masih ada di ruangan olahraga untuk mengambil bola.
"Maaf gue telat!" Agni menumpuhkan telapak tangan ke lutut dengan deru nafas yang tidak teratur.

"Katanya ketua, gak tepat waktu!" Agni sontak mengangkat kepalanya menatap datar Zevana mencoba untuk tidak tersulut emosi dan ini merupakan cobaan untuk Agni ia tak pernah meminta orang untuk bersikap baik dengan nya tapi hanya satu jika ia tak menganggu jangan pernah ganggu dia, dan Zevana? Bisa di bilang salah satu yang bisa di katakan "hatters" dan memang untuk profesialisme Agni mencoba tak pernah terusulut mendengar kata kata tak ngenakan dari Zevana.

"Gue udah minta maaf!" Ujar Agni mencoba tenang.

"50 menit, gue rasa lupa lo em... di sengaja kan? karna lo tau kita gak akan mulai kalo lo belum ada di lapangan, secara kan lo kan ketua!" Agni menggepalkan kedua tanganya.

"Lo tu bener bener gak bisa menghargai banget, kita disini 50 menit dilapangan, matahari nya terik banget lagi cuma nungguin lo, gak disiplin waktu kok di jadiin ketua 2 periode lagi!"

"Sekali lagi gue minta maaf, kita bisa latihan sekarang!" Agni mencoba mengalihkan agar ia benar benar tidak emosi dengan Zevana.

"Kenapa lo ngalihin pembicaraan? Oh atau emang bener ya semua yang gue bilang?"

Suasana di antara mereka seketika tegang semua diam kecuali Zevana yang terus memojokkan Agni, ini bukan kali pertama bahkan sering ia dibuat kalap oleh Zevana, sebenarnya inti dari masalah Zevana dan Agni hanya di jabatan Agni dan Zevana yang menjadi unggul di tim basket putri Putra bangsa, hanya saja Agni yang di jabatkan sebagai ketua timbasket putri selama 2 periode ini itu yang membuat Zevana iri dan ya sering sekali mencari cari masalah agar Agni tidak menjadi kapten tim basket putri.

"Kenapa lo mendadak gagu? Lo diem nahan emosi atau lo diem karna lo mengakui semua yang gue bilang tadi bener?"

Agni membalikkan badanya lalu berdiri di hadapan Zevana.
"Apa maksud lo?" Tanya Agni.

Cukup! Agni sudah cukup sabar dengan Zevana, ingin sekali ia melayangkan pukulanya ini seperti ia memukul Sion tadi, Agni menatap tajam Zevana dengan menggepalkan kedua tanganya, sedangkan Zevana hanya tersenyum meremehkan.

"AGNI!"

Bersambung....

Next? Comment

A Piece of HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang