Bismillah..
Vote sebelum dan sesudah membaca:)
Nb: bacanya harus dengerin lagu rapuh dari Agnes Mo.
*******
Pagi ini sebelum pertandingan Agni dan yang lainya sudah ada di rumah sakit, kesehatan Langit sudah mulai membaik dari pada hari kemarin, Agni lega melihat itu semua karena jika seperti ini terus Langitnya akan cepat sembuh kembali.
"Semangat kak Agni!" Ucap Langit sambil mengembangkan senyum manisnya.
Agni mengangguk lalu menggerakkan tanganya mengelus puncak kepala Langit, "Makasih ya!"
"Langit sebenernya pengen banget liat kakak tanding!"
"Kesehatan kamu lebih penting, kalo Langit udah sembuh Langit bisa nonton kak Agni tanding!" Langit tersenyum miris.
"Langit sayang kak Agni!"
"Kak Agni akan pulang bawa mendali untuk Langit, cepat sembuh!" Langit menganggukkan kepalanya.
"Langit harus cepet sembuh, biar bisa pulang main lagi sama temen temen, Oke?" Ucap Olivia.
Langit mengangguk, "Langit kangen sama mereka, Kak!"
Agni melirik jam tanganya, pertandingan akan dimulai 45 menit lagi dan 30 menit sebelum pertandngan dirinya sudah harus tiba disana.
"Kak Agni pergi dulu ya"
"Dadah kakak!"
"Ibu, kita pergi dulu ya!" Pamit Sivia, bu Ratih menganggukan kepalanya.
Langit melihat punggung kakak kakak nya mulai menjauh, Langit menundukkan kepalanya, Ratih yang melihat itu langsunh berjalan mendekati anaknya, lalu mengelus pelan pundak Langit.
"Ada apa, Nak?"
Langit menatap Ibunya dengan tatapan sendu, "Langit pasti sembuh kan Bu?" Ratih terdiam mendengar ucapan Langit, Ratih mencoba tersenyum pada anaknya itu.
"Langit pasti sembuh!"
"Langit takut Bu!" Ratuh menangkup wajah Langit dengan kedua telapak tanganya.
"Liat Ibu, Langit pasti akan sembuh Nak, jangan takut ya!" Ratih memeluk erat Langit, anaknya pasti bisa sembuh jika takdir tidak berkehendak lain.
*****
Kini mereka sudah sampai di tempat pertandingan, Olivia dan Agni pun sudah berpisah karena harus berkumpul, Sivia, Shilla, Ify dan Acha pergi untuk mencari tempat duduk.
"Via!" Sivia melihat Ray melambaikan tanganya, Sivia hanya membalasnya dengan senyum lalu mereka berjalan mendekati Ray.
"Duduk sini aja Vi!" Sivia melirik kearah sahabatnya, Shilla, Ify dan Acha menganggukkan kepalanya setuju.
"Oke!"
"Niat banget lo Ray, gue tau mau mantengin Oliv?" Ujar Acha.
"Ya selain liat Rio sama Ozy ya itu, liatin pujaan hati gue!" Sivia mengembangkan senyumnya mendengar ucapan Ray.
Pertandingan di mulai dengan pertadingan tim basket putra, Putra bangsa vs Garuda belum dimulai saja penonton sudah histeris melihatnya.
Ify menatap lurus kedepan lebih tepatnya lurus kearah Mario, Ify melihat handband yang ia berikan kemarin di pakai oleh laki laki itu, setelah waktu olimpiade Rio memberikan Ify sebuah gelang.
Prittt...
Pertandingan dimulai, semua penonton langsung berteriak meneriaki nama sekolahnya, semua pemain bermain dengan lincah dan gesit, Rio dengan lincah mendribble bola basjet itu tak memberi cela untuk lawan mengambil alih bola ditanganya, lalu dengan cepat ia lemparkan pada timnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Piece of Heart
Teen Fiction(Revisi) "Lo udah ngerubah semua sudut pandang gue tentang apapun" -Sivia- "Hanya lo yang bisa buka pintu hati gue, karena lo kunci hatinya" -Alvin- Ammorivia Naomi De Aldrich, gadis berparas cantik pecinta musik dan anak kecil, dia bukan tipikal pe...