Alasan

1.3K 107 14
                                    

Bismillah..

Vote sebelum atau sesudah membaca.

Nb: typo bertebaran

*****

Jam menunujan pukul 19.00 semua sudah berkumpul di meja makan, Ify sudah selesai membantu bibi menyiapkan makan malam, mereka makan malam bersama di rumah Sivia, karena pagi tadi Tia sudah boleh pulang kerumah.

"Selamat makan!" Ujar Revan.

Setelah makan malam, sahabatnya langsung menarik Sivia menuju kamar, Sivia sudha seperti penjahan yang di paksa untuk mengaku.

Olivia menutup pintu kamar Sivia.

"Kenapa?" Tanya Sivia.

"Jelasin sejelas jelasnya!" Ujar Olivia.

"File proposalnya hilang tiba tiba!"

"Hilang? Bukanya waktu rapat masih ada?" Tanya Acha.

"Gue juga gak tau, waktu pak Marko liat File nya hilang dan gue belum sempat untuk copy kemanapun!"

"Kenapa lo gak kabarin kita? Acha juga berusaha nelpon lo!"

"Gue lupa, ponsel ada di dalam tas!"

"Tapi gak mungkin filenya bisa kehapus sendiri!" Ucap Shilla.

"Kalo bukan sengaja di hapus!" Sambung Agni, Semua menatap Agni dan Shilla.

"Bener, gue yakin ada yang sengaja hapus file nya Vi!"

"Gue gak tau!" Lirih Sivia.

"Btw, emang bener Alvin minta lo untuk datang ke pertandingan tadi?" Sivia menganggukan kepalanya.

"Gue belum sempat cerita dengan kalian, maaf!"

"Gue akan lanjut buat proposal untuk di kasih ke pak Marko besok!"

"Gue bantu ya?" Pinta Acha.

"Cha lo harus belajar untuk olimpiade, ini tanggung jawab gue!"

Agni sebenarnya ingin membantu tapi dirinya mana ngerti, dunianya basket bukan seni.

*****

Jam sudah menunjukan pukul 05.10 pagi, Sivia bergadang semalaman, terlihat sudah ada tiga gelas cangkir kopi yang menemaninya bergadang semalaman, Sivia memejamkan matanya mungkin sekarang matanya sudah bengkak dan ditambah lagi warna hitam di kantung matanya akibat bergadang.

Ceklek..

Ify perlahan membuka pintu kamar Sivia, ia sudah bangun sejak jam lima pagi tadi, Ify perlahan berjalan kearah meja berlajar Sivia, ia melihat Sivia tertidur Ify menyingkirkan laptop Sivia, lalu mematikan laptop gadis itu, Ify juga melihat tiga gelas kopi yang sudah kosong di sana.

Ify perlahan mendekatkan tanganya untuk menyentuh pundak Sivia, tapi niatnya ia urungkan Sivia sepertinya baru saja tertidur ia tak ingin membangunkanya.

Ify mengehela nafas, mengambil tiga gelas kosong itu lalu berjalan keluar dari kamar Sivia, membiarkan gadis itu tidur.

Sivia mengerutuki dirinya sendiri, ia keebablasan tidur jam sudah hampir jam tujuh pagi, ia pastika Shilla pasti akan memarahi dirinya, dengan buru buru Sivia memasukkan laptop dan buku pelajaranya kedalam ransel, mengambil sepatunya lalu berlari menuju lantai bawah.

"Pelan pelan Vi!" Tegur Agni.

"Gue kesiangan bangun maaf!"

Sivia menatap takut Shila, ia akan menerimanya jika gadis itu memarahinya pagi ini.

A Piece of HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang