Aku membuka mata perlahan dan melotot kaget. "AAA SETAN!"
BUGHH
"Akh--"
"Ah! Maaf!"
Aku buru-buru menunduk, merasa bersalah memukul wajah orang sembarangan. Setelah itu, aku mengangkat kembali pandanganku, dan melirik nama orang yang baru saja ku pukuli...
Claretta Angelic ... dia adalah pemeran utama.
Aku menatap kedua tanganku tidak percaya. Aku baru saja ... memukul pemeran utama?
Dia terlihat menahan rasa sakit, sementara aku menarik napas dalam berusaha menenangkan diri. Bagaimana tidak kaget, baru saja kubuka mata dan Retta muncul di depanku. Sebenarnya tidak ada yang salah dengan wajahnya, hanya saja matanya...
Seram.
Entahlah, aku mendadak ngeri melihatnya.
Aku hampir mengira salah masuk novel.
Retta menatapku datar, seolah kejadian dia dipukuli olehku tidak pernah terjadi. "Jangan berisik." Setelah itu dia berbalik dan fokus dengan buku yang dibacanya.
Aku meliriknya diam-diam dan menghela nafas lega.
Untung saja kami tidak sebangku. Kalau iya, aku pasti akan langsung pindah tempat duduk!
Ini aneh...
Jelas ini bukan novel horror. Tapi, aku merinding melihat Retta.
Biar kuceritakan secara singkat mengenai novel yang kumasuki ini.
Judulnya 'Inoubliable', dalam bahasa Prancis yang berarti tak terlupakan.
Isinya kurang lebih tentang Retta, gadis SMA yang memiliki ingatan mengenai kehidupan di masa lalunya...
Bisa dibilang,
dia bereinkarnasi.
Di kehidupan sebelumnya, dia adalah siswi SMA biasa yang hidup berkecukupan. Nilainya pas-pasan, wajahnya pas-pasan, intinya semuanya pas-pasan.
Tidak ada hal istimewa.
Sampai dia menyadari satu hal mengenai Agathias.
Teman satu kelasnya itu aneh.
Sebenarnya bukan hanya Agathias yang aneh, semuanya aneh. Tapi karena Aga ganteng, tentu saja perhatian Retta hanya tertuju padanya.
Aga selalu pulang paling akhir di kelas.
Dia tidak suka bersosialisasi, dan kalau ada yang mengajaknya berbicara, ia hanya menatapnya tajam atau mengeluarkan beberapa kata.
Dan Retta malah jatuh cinta dengan cowok (tidak jelas) itu.
Hal yang ia lakukan sebelumnya--karena penasaran. Dimulai dari mengikutinya di sekolah, mengajaknya bicara hingga menggabungkannya ke anggota kerpok.
Namun Aga tidak pernah menunjukkan tanda-tanda suka padanya.
Retta mulai bingung.
Kenapa Aga tidak suka padanya?
Didorong rasa penasaran dan perasaan suka yang perlahan-lahan muncul, ia memutuskan menembak Agathias duluan!
Teman dekatnya--Jesna mengatakan bahwa Retta telah gila.
Retta tidak peduli, dan hari itu dia menembak Agathias.
Bukannya diterima,
dia malah meninggal di hari itu juga.
Dan hal yang didengarnya sebelum kesadarannya menghilang sepenuhnya adalah: "Bahkan sampai akhir kamu tidak sadar, kalau kamu itu bukan manusia."
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrated Into a Novel [√]
Fantasy*DON'T DO ANY PLAGIARIZE!!!* [boleh lho, di follow dulu sebelum baca.] Zaman semakin berkembang dan berbagai macam teknologi baru muncul mengimbanginya. Penemuan baru di lab sekolahku membuat satu negara gempar. Mesin yang baru dibuat itu, dapat mem...