...
Aku mengerjap-ngerjapkan mataku, perlahan menoleh ke sekitar.
Huh? Di mana ini?
Cklek
"Kamu sudah bangun?" tanya seorang wanita yang wajahnya sudah berkerut.
Aku hanya menatapnya lama sebelum membuka suara. "Em, maaf, ini di mana?"
Aku benar-benar tidak tahu sedang berada di mana aku saat ini. Seingatku, aku masih jadi hantu gentayangan terakhir kali ... tapi sekarang aku berubah jadi manusia?
Aku menyentuh lenganku. Ya, aku benar-benar menjadi manusia kembali. Itu membuatku senang, sekaligus bingung. Aku tidak mengerti mengapa hal ini terjadi.
"Floana? Bagaimana kamu bisa lupa dengan ibumu? Apa kamu sengaja berbohong karena tidak mau pergi sekolah?" tanya wanita itu, sembari mengerutkan kening.
Aku terbatuk pelan. "Floana?" Itu bukan namaku.
Jangan-jangan aku masuk ke tubuh orang lain?
Astaga ... apa yang sebenarnya terjadi!?
Mungkin karena aku hanya diam saja, wanita itu meneruskan, "Sekolah itu penting, Flo."
"Iya," kataku sambil mengangguk, kemudian wanita itu berbalik dan pergi. Sebelum pergi, dia berkata, "Ingat, Flo. Jangan bolos lagi. Kalau hari ini kamu masih bolos, kamu akan diberi les tambahan." Kemudian wanita itu menutup pintu.
Aku hanya menatap ke arah pintu sebentar, kemudian meneliti sekeliling ruangan. Mataku melebar melihat ada sosok melayang yang sedang melambai-lambai di sudut ruangan.
Aku mengusap-usap kedua mataku, tidak percaya dengan apa yang kulihat.
"H-hantu!" seruku, menunjuk sosok melayang itu.
"Kamu bisa melihatku?" tanyanya pelan, dan aku mengangguk. Kemudian, dia melanjutkan, "Untunglah, dan ... maaf."
Maaf? Untuk apa? Kata itu berhasil membuatku menatapnya kebingungan.
Dia berdehem singkat. "Kenalkan, aku Floana. Dan kamu Floria, kan?"
Aku mengerutkan kening. "Ya. Dari mana kamu tahu nama asliku?"
"Ya, sebenarnya ... kita tertukar," katanya, lalu mendadak diam.
Aku menatapnya. "Lalu? Apa kamu datang untuk mengambil tubuh aslimu?"
Floana menggeleng cepat. "T-tidak! Bukan itu." Dia menatap ragu-ragu, sebelum melanjutkan, "Sebenarnya ... ini tubuh aslimu."
Aku terdiam. Hanya menatap ke arahnya, semakin bingung dengan maksudnya.
"Begini, biar kujelaskan," katanya cepat. "Sebenarnya, alasan kamu belum bereinkarnasi adalah karena aku merebut tubuh aslimu ...." Dia menunduk setelah mengatakan hal itu.
Sementara aku, semakin terdiam. Tampaknya aku mulai memahami sesuatu.
Floana meneruskan, "Seharusnya aku yang menjadi roh gentayangan, karena belum saatnya aku bereinkarnasi, tapi ... aku malah merebut kesempatan kamu. Maaf. Sekarang aku sudah mengembalikannya kepadamu."
Aku hanya menatapnya, dan dia menghela napas. "Sekali lagi maaf. Sudah saatnya aku kembali. Aku pergi dulu."
Dia tampaknya akan segera pergi, jadi aku buru-buru menanyakan hal yang barusan melintas begitu saja di pikiranku. "Oh iya, bagaimana cara kamu mengembalikan tu--"
Aku terdiam, tidak jadi menyelesaikan perkataanku.
Dia sudah menghilang ...
Aku menghela napas pelan, lalu mengambil cermin kecil yang tergeletak di atas meja. Huh? Ini wajah asliku. Kemudian, aku mengingat kembali apa yang wanita tadi katakan.
"Floana? Bagaimana kamu bisa lupa dengan ibumu? Apa kamu sengaja berbohong karena tidak mau pergi sekolah?"
Jangan-jangan Floana sebelumnya dibully!? Jujur saja, aku tidak tahu karena tidak ada ingatan apapun yang kudapatkan dari tubuh ini.
Tapi ada kemungkinan dia dibully. Ya, lihat saja wajah cantikku ini. Siapapun pasti iri. Selain itu, berdasarkan cerita yang biasanya kubaca di kehidupanku sebelumnya, sudah pasti dia kena bully, dan tugasku adalah memberi pelajaran ke para pembully itu.
Huh. Aku pasti akan membalas mereka. Itu janjiku, ketika aku mengepalkan tangan penuh tekad.
Tapi aku segera menyesali pikiran itu, karena ...
"Berhenti mengejarku!" seruku, lalu berlari secepat mungkin menghindari para penggemar di belakangku.
Sial. Apa yang Floana lakukan sampai-sampai banyak yang mengejarnya seperti ini!? Bahkan mereka di belakang masih bisa berkelahi dan memperebutkan Floana?
Benar-benar sial.
Lebih baik aku kabur dari sekolah ini.
Pantas saja Floana memutuskan mengembalikan tubuh ini!
Sial.
Sial.
Sial.Sepertinya aku harus sabar menghadapi kehidupan baruku sebagai Floana.
•••
A/n:
Akhirnya Floria jadi manusia. Sengaja bikin part ini gegara kasihan sama Floria. 😐
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrated Into a Novel [√]
Fantasy*DON'T DO ANY PLAGIARIZE!!!* [boleh lho, di follow dulu sebelum baca.] Zaman semakin berkembang dan berbagai macam teknologi baru muncul mengimbanginya. Penemuan baru di lab sekolahku membuat satu negara gempar. Mesin yang baru dibuat itu, dapat mem...