"Darimanapun itu, untuk apa aku memberitahumu?"
Aku menatap Laef tidak percaya. "Katakan. Darimana kamu mengetahuinya? Ini sangat penting!"
"Sepenting apa? Jangan bilang Maggie yang kamu cari adalah temanmu yang berasal dari dunia manusia?"
"Bagaimana kamu tahu ...."
"Aku hanya menebaknya. Jadi benar? Sudah kubilang, segera cari cara kembali. Tapi kamu tidak mau mendengarkan saran ku. Jika terjadi sesuatu, aku tidak akan membantumu."
Ya. Kuakui Laef benar. Aku memang bodoh. Seharusnya aku cepat mencari cara kembali walaupun aku tidak tahu bagaimana caranya. Aku khawatir Caelev menjadi korban hanya karena dia menolong Clementine ...
Sekarang Maggie ... bagaimana caraku memastikan apa dia masih hidup atau tidak!?
"Kamu terlihat pucat," kata Laef. "Apa kamu baik-baik saja?"
"Tolong bantu aku."
Laef mengerutkan keningnya. "Apa? Kalau itu merepotkan, aku tidak mau. Lagipula kamu tidak mau mendengarkan perkataanku."
Aku mengepalkan kedua tanganku, menghembuskan nafas kasar. "Bukannya aku tidak mau! Bagaimana aku bisa kembali? Aku juga mau pulang ke dunia asalku. Tapi ... tapi aku tidak tahu bagaimana caranya!"
Sial. Kenapa aku jadi emosian begini? Aku mau minta tolong, tapi malah marah-marah. Ada apa sih denganku!?
"Maaf. Lupakan saja perkataanku tadi. Aku akan mencari Maggie sendiri."
Hape ku mendadak berdering. Aku buru-buru mengeceknya. Kupikir itu dari Maggie, tapi rupanya bukan. Pesan itu dari Xeira.
Xeira: FLO
Xeira: Tolong T_TDeg
F1o: Ada apa?
Jariku sedikit bergetar ketika mengetik balasan. Apa sesuatu terjadi pada Clementine? Semoga saja tidak. Aku tidak mengerti mengapa Thomas harus melakukan semua ini. Keuntungan apa yang dia dapat dengan melakukan ini semua? Apa dia ingin membunuh semua orang yang berasal dari dunia manusia? Tapi kenapa!?
Xeira: Daritadi ada yang mengetuk pintu rumahku.
Xeira: Jendela rumahku juga dilempari sesuatu, sepertinya...
Xeira: Ada suara lemparan beberapa kali.
Xeira: Aku takut jendela rumahku pecah T_TF1o: Tunggu di sana. Aku akan segera pulang.
Xeira: Bukankah kamu harus sekolah?
Xeira: Selain itu, tidak baik jika kamu datang. Jika orang yang sedang mengetuk pintu rumahku saat ini adalah dokter Krivan, itu akan berbahaya.
Xeira: Tidak usah pedulikan aku. Aku akan mencari cara lain untuk menghadapi dokter Krivan.
Xeira: Oh iya, aku punya satu teman yang dapat membantu kita kembali.
Xeira: mengetikAku membaca satu persatu pesan dari Clementine. Sebenarnya tidak masalah jika aku bolos sekolah. Tapi Clementine melarangku ke sana. Aku ragu harus berbuat apa.
Clementine masih mengetik. Sepertinya ketikannya akan panjang, karena aku sudah menunggu agak lama dan dia masih belum selesai mengetik.
Aku memutuskan diam, menatap layar hape. Tapi hape ditanganku malah diambil oleh Laef. Tidak hanya itu dia menjatuhkannya ke lantai, menginjak-injak hape itu berulangkali. Aku berteriak sambil mendorongnya.
"HAPEKU!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrated Into a Novel [√]
Fantasy*DON'T DO ANY PLAGIARIZE!!!* [boleh lho, di follow dulu sebelum baca.] Zaman semakin berkembang dan berbagai macam teknologi baru muncul mengimbanginya. Penemuan baru di lab sekolahku membuat satu negara gempar. Mesin yang baru dibuat itu, dapat mem...