"Iya ma ... kok masih belum dikirim?"
"..."
Aku mengangguk pelan mendengar jawaban dari telepon.
"Oh, iya ma...."
"..."
"Apa!?" Aku buru-buru menepuk mulutku yang menaikkan nada bicara tanpa sadar. "Sejak kapan Jes--aku bilang kayak gitu, ma? Ngga ada kok."
"..."
Telepon ditutup dan aku membanting hape Jesna, untuk melampiaskan emosi ku. Ternyata alasan Jesna tidak diberi uang lagi karena Jesna sempat mengatakan dia ingin mandiri...
Tapi, aku tidak pernah berkata seperti itu.
Jesna juga tidak mungkin.
Aku menggeleng pelan. "Jesna di alur novel selalu dibiayai orangtua nya. Ini kenapa jadi berubah!?"
Aku mengacak-acak rambutku dengan frustrasi lalu memutuskan kembali mengambil hape yang barusan kulempar. Aku melirik layarnya yang tidak retak sama sekali.
Tiba-tiba muncul sebuah ide.
"Ini berapa ya kalau aku jual lagi...."
Tetapi, bagaimana cara ku menghubungi Clementine jika hape ini kujual?
Selain itu, memangnya aku bisa beli rumah hanya dengan menjual satu hape!?
Argh, lupakan saja rencana tidak berguna ini!
Sekarang aku hanya memiliki sisa tabungan Jesna... Bagaimana hidupku ke depannya!?
*****
Sepulang sekolah aku kebetulan bertemu Clementine di jalan. Dia sedang dalam perjalanan pulang karena pergantian shift, katanya. Jadi, dia sekalian mengantarku pulang berhubung aku pas-pasan pulang sekolah.
Aku menceritakan tentang Maggie dan dia mengingatkan ku berulang kali agar tidak terpengaruh oleh Maggie, karena dia curiga dengan Maggie.
Selain itu, dia memberitahu ku tentang dokter Krivan yang benar-benar tidak waras. Mendengar cerita darinya membuatku merasa merinding. Katanya, dokter Krivan itu sering tertawa sendiri dan terkadang dia tiba-tiba marah. Dia juga sering berbicara sendiri. Tentu saja selain Clementine, tidak ada yang menyadarinya karena semua orang disana tidak jauh berbeda darinya.
Itu sebabnya dia menyuruhku menjauhi dokter Krivan.
Aku menghela nafas begitu sampai di rumah.
Karena kurang kerjaan, aku mengoyak bagian tengah kertas di buku ku. Setelah itu aku menuliskan sebuah kalimat, dengan huruf kapital.
PEMILIK RUMAH SUDAH PINDAH, DAN RUMAH INI SEDANG DISEWAKAN!
Aku memberi kertas itu double tape dan menempelnya di pintu rumah. Aku membuat salinan lainnya dan menempelkannya juga di jendela.
Besoknya aku ke sekolah seperti biasa dan tidak ada hal yang begitu buruk terjadi, kecuali... aku tersedak makanan sampai tujuh kali. Aku benar-benar menghitungnya... Selain itu aku terjatuh dari tangga. Untungnya itu anak tangga terakhir, jadi aku tidak terluka. Hanya sedikit sakit... Ya, selain itu tidak ada hal yang benar-benar buruk...
Sepertinya aku harus terbiasa dengan kesialan Jesna.
Apa perlu kubuat daftar kesialan Jesna yang menimpa diriku? Aku harus benar-benar sabar... Tapi, sabar saja tidak cukup. Aku harus mencari cara menghentikan kesialan ini.
Tapi beberapa hari kemudian, Laef mendatangiku dan memintaku merahasiakan bahwa dia bukan manusia. Aku bingung, kenapa dia baru memintaku merahasiakannya hari ini? Dia hanya mengatakan dia lupa dan 'terlalu' sibuk untuk menemuiku. Dia harus bersyukur karena aku belum membocorkan hal tersebut. Untungnya...
Ya, aku tidak ingin mencari masalah dengan hantu.
Dan beberapa hari selanjutnya, Laef mengikuti ku ke kantin, bahkan saat aku tidak ingin ke kantin, dia menemaniku di ruang kelas, menghabiskan jam istirahat dengan membaca buku yang sebenarnya membuat mataku sakit. Tetapi aku terlalu malas ke kantin. Aku harus lebih hemat.
Aku tidak tahu apa tujuannya.
Dia sampai berpindah tempat ke samping tempat dudukku. Dan mengusir teman semeja ku yang sebelumnya... Untuk yang satu ini aku cukup lega karena teman semeja ku yang sebelumnya 'sedikit' aneh.
Ya ... sebenarnya Laef sama saja aneh... Tapi setidaknya dia tidak jahat kepadaku sejauh ini. Sementara teman semeja ku sebelumnya membuatku terus merasa merinding. Dia sering menakut-nakuti ku. Aku tidak tahu apakah dia benar-benar tidak menyadarinya... Dia benar-benar menakutkan.
Tetapi aku menyadari satu fakta yang aneh.
Semenjak Laef di sekitarku, kesialan Jesna hilang...
Aku tidak tahu apakah ini ada kaitannya dengan Laef atau tidak.
Aku semalaman memikirkan apa jangan-jangan Laef yang membuatku sial selama ini? Atau malah dia bisa mengusir kesialan seseorang?
Dan besoknya, Maggie mengirimiku pesan.
Maggie: Tadi aku datang ke rumah kamu, tapi rumah kamu udah disewakan, ya?
Aku menahan tawa ketika membaca pesan tersebut. Karena sudah seperti ini, aku harus lebih berhati-hati saat keluar karena...
Jesna: Iya. Aku pindah. Kalau mau ketemu ngga bisa dirumah itu lagi. Soalnya memang udah ada yang nyewa^^
karena... aku memutuskan untuk berbohong.
Jadi aku harus lebih hati-hati supaya tidak ketahuan berbohong.
Besok aku perlu mengganti akun instagram.
Aku harus membuatnya dengan nama samaran. Setelah itu aku tinggal memberitahu Clementine tentang akun baruku...
Aku perlu persiapan seandainya dia tiba-tiba mendatangiku ke kelas...
Kira-kira mana yang harus kupilih?
A. Bilang saja akun ku mendadak hilang?
Atau...
B. Bilang saja hape ku sedang diperbaiki jadi aku tidak tahu apa pun?
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrated Into a Novel [√]
Fantasy*DON'T DO ANY PLAGIARIZE!!!* [boleh lho, di follow dulu sebelum baca.] Zaman semakin berkembang dan berbagai macam teknologi baru muncul mengimbanginya. Penemuan baru di lab sekolahku membuat satu negara gempar. Mesin yang baru dibuat itu, dapat mem...