Extra Part [1]

1.3K 142 53
                                    

23 Oktober 2025

"Hei. Cepat beritahu saya darimana kamu berasal? Asal kamu tahu saja, saya tidak percaya sama reinkarnasi."

"Bukankah di hari pertama kita bertemu aku sudah bilang? Aku adalah teman lama mu. Hanya saja kamu bereinkarnasi dan aku menjadi hantu. Aku pun tidak tahu kenapa aku tidak bereinkarnasi sepertimu. Yang jelas, omongan ku ini nyata. Aku tidak berbohong," beritahu ku, sejujur mungkin.

Tapi Thomas masih menatapku tidak percaya. Rasanya ingin kucekik saja dia. Kapan sih dia bisa mempercayaiku!?

Sudah terhitung satu minggu sejak aku pertama kali bertemu dengan Thomas versi reinkarnasinya, tapi sifat menyebalkannya entah kenapa masih melekat dan tidak mau hilang.

"Terserah. Saya tetap tidak percaya, kecuali kalau kamu bereinkarnasi menjadi manusia sekarang juga." Thomas menatap dengan sombong. "Tuh, tidak bisa kan?" 

Aku menggeram kesal. "Kamu minta dicekik ya!?" Tanganku sengaja kuarahkan ke lehernya. 

Cowok itu hanya menatapku dengan melotot, lalu memperingatiku. "Hei. Adakah teman yang mencekik temannya sendiri? Kalau saya mati karena dicekik, kamu tidak akan punya teman lagi!" 

"Terserah," balas ku kesal.

"Tunggu di sini. Saya mau beli makanan," kata Thomas, lalu pergi memesan makanan.

Aku hanya mencari tempat duduk terdekat untuk menunggunya. Tenang saja, tidak ada yang bisa melihatku. Dan yang terpenting, aku bisa mempertahankan diri supaya tidak menembus benda apapun. Aku kan, hantu zaman modern.

Walaupun aku masih kurang terima karena belum bereinkarnasi ... tapi tidak apa lah, karena ...

"Ini untukmu," kata Thomas, meletakkan semangkuk bakso.

Aku mengangguk dengan semangat, langsung melahap bakso yang dibelikannya dengan rakus.

"Pelan-pelan, nanti tersedak. Baksonya pun masih panas," peringat Thomas.

Aku mengangguk pelan. "Apa kamu lupa? Hantu sepertiku tidak bisa tersedak bakso ataupun merasakan panas kuah ini," kata ku dengan selipan nada sombong di dalamnya.

"Kamu terdengar sombong," kata Thomas tidak sadar diri.

"Kamu sepertinya tidak sadar diri. Bukannya dari dulu kamu yang sombong?"

"Kamu juga," balasnya.

Aku melotot. Huh, aku hanya senang karena kemampuan baru ku sebagai hantu. Bayangkan saja, saat Thomas baru makan semangkok bakso, aku sudah bisa melahap lima mangkok bakso. Selain itu, aku tidak kenyang ataupun bertambah gemuk. Selama bisa sombong, kenapa tidak? Aish, tidak. Sadar, Flo, sadar! Sepertinya aku tertular kesombongan Thomas! Atau ... jangan-jangan aku memang seperti ini dari dulu?

Transmigrated Into a Novel [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang