Aku mengambil kembali hapeku dengan tubuh gemetar. "A-apa ...?" Bagaimana ini bisa terjadi? Caelev adalah orang yang baik ... kenapa dia harus pergi secepat ini?
"Hiks ... Caelev ... Flo, apa salah Caelev? Dia bahkan baru tiba di dunia ini ...."
Aku menggenggam hapeku dengan kuat. Apa sebenarnya yang menyebabkan Caelev meninggal?
"Flo ...."
BRUK
"Maggie!"
Aku menatap hape ku dengan panik. Ada suara keras dari seberang sana. Bertepatan dengan itu, telepon mendadak terputus. Sepertinya ada yang terjadi dengan Maggie. Tapi apa yang harus kulakukan? Aku tidak tahu dia berada di mana sekarang. Alamat rumahnya aku bahkan tidak tahu ...
Dengan cemas aku mencoba mengirim pesan beberapa kali.
F1o: Maggieeeee
F1o: Maggie??????
F1o: ini aku FloMaggie: Kenapa?
F1o: Suara apa tadi?
Maggie: Yang mana?
F1o: Yang tadi sebelum telepon keputus ...
Maggie: ????
Maggie: Oh itu ...
Maggie: Maaf. Aku terlalu panik. Oh iya, pastikan temanmu baik-baik saja.^^
Maggie: Aku mau nyusul Caelev dulu, Flo.F1o: Maksud kamu?
F1o: Maggieee
F1o: Tessss
F1o: ....
F1o: Maggie?
F1o: Maggie??•••
Sejak kemarin aku tidak tenang. Aku tidak tahu bagaimana kondisi Maggie, karena itu aku berniat mencarinya di sekolah.
Pesanku kemarin masih belum dibaca. Karena itu, aku membaca ulang percakapan kami.
Pesan terakhir Maggie terasa aneh. Apa yang dia maksud dengan menyusul Caelev? Dia sendiri yang mengatakan Caelev sudah ...
"Kenapa kamu terlihat tidak bersemangat?" tanya Laef yang tiba-tiba muncul dari belakangku.
Aku meliriknya sekilas, malas menanggapi dan memutuskan berjalan cepat. Tadi aku sudah bertanya ke salah satu murid, di mana ruang kelas Maggie berada. Ternyata di sekolah ini ada sepuluh orang yang namanya persis. Itu membuat kepalaku sedikit pusing, tidak tahu nama lengkap Maggie.
Aku juga tidak sempat menanyakan lebih lanjut karena murid tadi langsung kabur begitu saja ...
"Hei. Apa kamu sedang mencari seseorang?"
Aku berhenti mendadak ketika mendengar pertanyaan lain dari Laef. Menoleh kearahnya dengan heran, aku bertanya, "Darimana kamu tahu?"
"Aku sebenarnya di belakang mu daritadi. Hanya saja kamu tidak menyadarinya. Oh iya, siapa nama orang yang kamu cari tadi? Dan kapan kamu akan kembali ke dunia asalmu?"
"Entahlah. Aku tidak tahu cara kembali."
"Bagaimana bisa kamu tahu cara datang ke dunia ini tapi tidak tahu cara kembali? Sungguh merepotkan."
"Memangnya kenapa kalau aku berada di sini? Kalaupun ada bahaya, aku yang akan menghadapinya. Kamu tidak perlu repot-repot tentangku."
"Aku hanya memberimu saran. Tidak baik jika kamu dan temanmu terus berada di sini."
"Kamu sudah tahu tempat ini berbahaya, tapi kenapa kamu juga masih berada di sini? Lagipula kamu bukan manusia ...."
"Ya. Aku memang bukan manusia. Lalu kenapa? Aku memiliki urusan yang penting di sini. Dan aku juga tidak dapat meninggalkan dunia ini. Itu sebabnya aku masih berada di sini. Sebaiknya kamu cari cara kembali dengan cepat jika tidak mau menyesal kedepannya. Aku sudah memperingatkan mu."
"Ya. Aku akan segera mencari cara," kata ku pelan. "Tapi aku harus mencari temanku dulu."
"Yang mana?"
"Memangnya jika aku beritahu namanya, kamu tahu siapa yang kucari? Ada sepuluh orang dengan nama yang sama di sini."
"Tentu saja bisa. Sebutkan namanya."
"Maggie."
"Hm. Maggie? Sebenarnya bukan sepuluh tapi sembilan."
"Hah?"
"Ada satu Maggie yang baru meninggal kemarin. Jadi murid dengan nama Maggie di sekolah ini sisa sembilan."
Deg
"D-darimana kamu tahu?"
"Dari ...."
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrated Into a Novel [√]
Fantasy*DON'T DO ANY PLAGIARIZE!!!* [boleh lho, di follow dulu sebelum baca.] Zaman semakin berkembang dan berbagai macam teknologi baru muncul mengimbanginya. Penemuan baru di lab sekolahku membuat satu negara gempar. Mesin yang baru dibuat itu, dapat mem...