"Stop," kata Laef tiba-tiba.
"Kenapa?"
Aku menatap Laef bingung ketika dia menghentikan langkahnya. Kardus di samping Laef menghalangi pandanganku.
"Ini, tolong dijaga sebentar. Oh iya, jangan dibuka."
Aku yang disuruh menjaga kardus yang selalu dibawa Laef secara mendadak malah semakin bingung dan tidak tahu harus merespon apa. Aku memegang kardus itu sambil menahan dorongan hati untuk memeriksa apa isinya.
Laef langsung masuk ke kelas dan ...
BUKK
Suara benda berjatuhan, sangat keras, membuatku nyaris melompat kaget. Itu suara dari dalam kelas. Sebenarnya apa yang terjadi!? Apa Laef bertempur!?
"Kamu harus dimusnahkan hari ini!" teriakan melengking dari Laef membuatku merinding.
Siapa orang yang sedang berhadapan dengan Laef di dalam? Aku tidak pernah mendengar nada bicara seperti ini dari Laef ...
Jangan-jangan ini pertarungan antar hantu?
Beberapa menit berlalu dan suara benda berjatuhan masih ada. Sepertinya mereka berkelahi sambil melempar-lempar barang ...
"Khi khi khi." Kurang lebih suara seperti itu yang ku dengar dari dalam. Seperti suara tertawa, tapi agak aneh.
Aku memutuskan berbalik, berniat membawa kardus ini dan kabur, tapi ... suara Laef di dalam terdengar kembali, dan jawaban dari suara perempuan asing di dalam membuatku mengerutkan kening.
"Aku sudah lama mengetahui keberadaanmu. Sebenarnya siapa yang kamu cari? Untuk apa kamu muncul di daerah kekuasaan ku?"
"Khi khi khi. Baiklah ... baiklah, aku akan memberitahumu. Tapi jangan menyerangku lagi. Khi khi khi."
"Cepat katakan!"
"Siapa lagi kalau bukan Jesna? Oh, atau harus kusebut ... pengguna tubuh Jesna? Dia bukan Jesna yang asli kan? Khi khi khi. Jesna yang asli sudah mati. Khi khi khi."
"Lebih baik kamu pergi sekarang dari dunia ini."
"Tidak mau. Khi khi khi. Aku memerlukan tubuh Jesna agar aku tidak perlu bergantung pada sihir untuk mempertahankan wujudku. Khi khi khi."
"Kamu pasti sudah bosan hidup."
"Hei, daripada kamu membuang waktu untuk mengusirku, lebih baik kamu perhatikan saja kardusmu itu. Khi khi khi. Ngomong-ngomong, aku punya penawaran bagus~"
"Cih, kamu pikir aku akan mendengar omong kosong--"
"Aku bisa menghidupkan dia kembali," potong suara perempuan itu.
Dia? Siapa dia? Jesna? Atau orang lain?
Pertanyaan Laef terdengar ragu. "A-apa ...?"
"Aku bukan penyihir lemah sepertimu, Laef. Aku sudah lama tinggal di dunia sihir, asal kamu tahu. Jauh sebelum kamu ada. Diriku yang sekarang merupakan reinkarnasi setelah hidup di dunia sihir dan dunia novel. Aku mempunyai banyak cara untuk membantumu. Khi khi khi. Ah iya, sepertinya kamu belum mengenalku. Baiklah, aku dengan senang hati memberi tahu namaku. Kenalkan, aku Raelli. Khi khi khi."
"Raelli?"
"Ya. Apa kamu pernah mendengarnya? Khi khi khi. Aku sangat terkenal. Kamu yakin tidak ingin bantuan dariku?" tanya Raelli, masih tertawa aneh. "Penawaran ini terbatas. Aku hitung sampai sepuluh."
"Satu."
"Dua."
"Tiga."
"...."
"Delapan."
"Sembi--"
"Baiklah. Aku terima," jawab Laef tiba-tiba. "Apa yang harus kulakukan?"
"Khi khi khi. Sebentar," kata Raelli. Hening di dalam. Aku hanya menguping dari luar, tidak tahu apa yang sedang ia lakukan.
Dan ...
Tiba-tiba kardus di sampingku menghilang.
"Itu. Bawa pergi," kata Raelli, tepat setelah kardus Laef hilang. Aku mencoba melihat ke dalam, dan ternyata kardus itu telah diberikan ke Laef.
Melihat gadis dengan rambut hitam panjang memang biasa saja, tetapi saat tatapannya entah sengaja atau tidak bertabrakan dengan tatapan ku, aku merasa merinding. Dia menyeringai lebar, dan matanya merah menyala.
Deg
"Sudah. Dia akan sadar dalam tiga hari. Ngomong-ngomong, kamu tidak masalah kan kalau pengguna tubuh Jesna mati? Mau bagaimana lagi, tubuh aslinya pasti tidak ditempati oleh Jesna, karena Jesna yang asli sudah mati. Otomatis, dia tidak dapat kembali ke tubuh asalnya."
Deg
A-aku tidak dapat kembali ke tubuh asalku ...?
"Ya. Tidak masalah. Terima kasih atas bantuanmu."
Aku mundur selangkah, mendengar jawaban dari Laef. Dia berniat membuatku dibunuh!?
"Khi khi khi. Baiklah. Terima kasih juga karena telah bekerjasama, Laef. Untuk kamu yang diluar sana, siapa namamu?"
"Namanya, Flo," jawab Laef.
"Flo, ayo kesini. Biarkan aku membunuhmu. Khi khi khi~"
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrated Into a Novel [√]
Fantasy*DON'T DO ANY PLAGIARIZE!!!* [boleh lho, di follow dulu sebelum baca.] Zaman semakin berkembang dan berbagai macam teknologi baru muncul mengimbanginya. Penemuan baru di lab sekolahku membuat satu negara gempar. Mesin yang baru dibuat itu, dapat mem...