24. Clementine

667 140 18
                                    

Hari ini aku pulang agak telat karena mendadak ada kerja kelompok yang mengharuskan ku tetap di sekolah. Entah kenapa, aku terus merasa gelisah di sekolah. Untung saja tidak ada masalah hingga kerja kelompok berakhir, dan semua bubar.

Aku dengan cepat mengemasi barang-barang ku dan turun duluan. Area sekolah yang sepi membuatku merinding dan mengusap lengan tanpa sadar.

Melangkah perlahan meninggalkan area sekolah, aku menarik nafas dalam, kemudian menghembuskannya perlahan. Langit mulai menggelap, dan matahari tidak tampak lagi. Entah kenapa ... perasaan ku semakin tidak nyaman.

Aku terus merasa gelisah semenjak di sekolah tadi. Beberapa kali aku melirik ke belakang, untuk memastikan bahwa aku hanya sendirian. Tapi perasaan tidak nyaman ini sangat menggangguku. Karena itu, aku memutuskan mempercepat langkah, kemudian berlari hingga ke dekat rumahku.

Ketika sudah hampir tiba, aku sedikit lega. Dengan cepat aku berjalan menuju rumahku, tetapi langkahku terhenti. Tubuhku mematung melihat Clementine berbaring dengan mata tertutup dan luka besar di perutnya.

Aku menutup mulutku terkejut, tidak tahu harus berbuat apa. Kepalaku sedikit pusing melihat darah yang sudah hampir mengering itu. Dengan cepat aku bereaksi dan mendekati Clementine.

"K-kenapa Clementine bisa seperti ini ...."

Dengan tangan gemetaran, aku mengeluarkan hape dan mencari nomor Thomas. Keringatku menetes dan mataku terasa memanas. Aku takut. Sebenarnya siapa yang melukai Clementine? Apa dia tahu Clementine berasal dari dunia manusia?

"Jangan ...."

Perhatianku teralihkan ke Clementine yang tiba-tiba bersuara, "Jangan menghubungi dokter Krivan ...." Suaranya terdengar lemah, dan matanya bahkan tidak dapat membuka. Setetes air mata mengalir dari sudut mata kanannya.

"Dia yang membuatku seperti ini ...."

Deg

Transmigrated Into a Novel [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang