rumah

622 119 35
                                    

"maaf pak,"

Mina bener bener nyesel kemarin hingga sekarang. Coba aja kalo dia dengerin kata kata Jungkook, mungkin kematian Moonbyul bisa terhindari. Bahkan gak akan pernah terjadi hari itu juga.

"gak perlu minta maaf. Kematian Moonbyul merupakan takdir yang saya sendiri gak bisa mengubahnya dengan cara apapun," kata Seokjin pelan.

Dia menoleh ke samping, dia menatap Mina yang menundukkan kepalanya dalam dalam sambil menuatkan jari jemarinya erat.

"jangan merasa bersalah Mina," kata Pak Seokjin lagi. Dari gerak gerik Mina terlihat jelas bahwa gadis itu merasa bersalah atas kematian istrinya. Padahal Seokjin udah ikhlas ditinggal pergi, itu artinya Tuhan sayang sama istrinya. Tuhan lebih merindukan istirnya ketimbang dirinya atau pun Yeonjun.

"kematian adalah hal yang pasti. Kita sebagai manusia gak tahu kapan kita mati, kapan dan di mana. Di umur berapa jam berapa dan kita lagi apa." jelas Seokjin berusaha menenangkan Mina yang kalut.

"tapi pak-"

"kenapa? Kamu menyayangkan kenapa kamu yang masih hidup sedangkan istri saya meninggal?" pertanyaan Seokjin menampar ulu hati Mina.

Apa yang Seokjin katakan benar adanya. Mina sangat menyayangkan kenapa bukan dia yang mati aja?

Lagipula kalo Mina meninggal, gak ada yang peduli. Gak ada yang kebingungan. Gak ada yang nyariin. Dan gak akan ada yang sedih ditinggal mati oleh Mina.

Mina gak kuat hidup kayak gini. Tapi demi adik adiknya Mina berusaha mati-matian untuk tetap semangat dan berjuang. Meski dia harus menelan banyak luka sendirian.

"itu artinya perjalanan kamu masih panjang, Mina. Tuhan tahu kamu kuat, Tuhan tahu kamu bisa, Tuhan tahu kamu anak yang baik. Makanya kamu masih bernapas sekarang. Jadi saya mohon jangan merasa bersalah atau kamu memang sengaja membuat istri saya menyesal telah menolong kamu dari maut,"

"bukan gitu pak,"

"saya tahu. Dikuatin lagi ya hatinya, anak pertama emang gak mudah. Dan saya tahu kamu bisa melewati ini semua dengan baik,"

Harusnya yang butuh kata penenang adalah Seokjin. Tapi ini kebalikannya. Seokjin yang menguatkan Mina, yang menghibur Mina, walaupun Seokjin tidak tahu apa masalah Mina dengan keluarganya.

Mungkin, Mina merindukan kasih sayang seorang ayah. Kasih sayang yang belum Mina dapat hingga sekarang.

"terimakasih pak," bisik Mina terdengar lirih di telinga Seokjin.

Lelaki itu menepuk bahu Mina tiga kali, "ingat, kamu anak yang kuat."

Entah kenapa Mina ingin menangis mendengar perkataan Seokjin. Dia terus terusan menyebut Mina anak yang kuat. Yang terkadang, Mina merasa dia adalah anak paling lemah di dunia ini.


💃


"hebat ya, istri seorang dpr bisa meninggal gara gara kamu,"

"mau jadi pembunuh?!"

"diajarin siapa jadi pembunuh?!"

"Sunmi," panggil Taecyeon mencegah Sunmi yang terus menyalahkan Mina dalam semua keadaan.

"diem kamu mas! Anak kayak gini masih aja dibelain,"

"dia gak salah,"

"gak salah kata kamu?! Jelas jelas dia main hape di tengah jalan! Apa itu bukan kesalahan?!"

Taecyeon langsung diem setelah diserang kenyataan.

Mina hanya mampu menyunggingkan senyum tipis. Dia tahu, papanya itu gak akan bisa melawan mamanya. Sampai kapan pun.

Usaha Taecyeon membela Mina akan berakhir sia sia. Karena Taecyeon akan bungkam lagi dan mengalihkan pandangannya.

"pasti karena Dimas kan?!" tuding mama, jari telunjuknya mengarah ke Mina.

"mama kan udah bilang, Dimas bukan cowok baik baik! Liat akibatnya! Kamu membunuh seseorang untuk pertama kalinya!"

"ini bukan salah Dimas," balas Mina menjawab perkataan mama. Dia berani menatap kedua mata mamanya setelah sekian lama.

"udah berani jawab?!"

"sampe kapan sih ma? Mama nyalahin Dimas?"

"karena Dimas emang gak pantes buat kamu! Dia membawa pengaruh buruk buat kamu! Dia pembawa sial,"

"aku atau Dimas yang pembawa sial?"

"Mina," sahut Taecyeon seketika. Tubuhnya menegang, wajahnya mengeras. Dia gak terima Mina ngomong begitu.

"gak ada anak pembawa sial," kata Taecyeon.

Mina tersenyum lagi dan lagi, "oke oke. Mina minta maaf, Mina salah."

"Mina permisi dulu,"

Gadis itu melenggang pergi mengabaikan seruan mamanya di belakang sana. Mina bergegas pulang, bukan ke rumahnya melainkan ke rumah pacarnya.

Waktu sampai di rumah Jungkook, Jungkooknya lagi tidur.

Tanpa pikir panjang Mina naik ke atas kasur dan merebahkan dirinya di samping Jungkook. Ia memeluk tubuh Jungkook dan menyembunyikan wajahnya di dada Jungkook.

Air mata Mina turun menetes. Lalu dihapus. Turun lagi dihapus lagi.

Jungkook terbangun, dia bisa merasakan deru napas Mina yang panas dan pendek pendek. Cowok itu pun memeluk Mina erat.

"bilang aja kamu gak kuat am. Aku bisa bawa kamu pergi jauh dari sini. Hidup berdua sama aku tanpa gangguan siapa pun,"

"aku kuat Dim," balas Mina terisak.

"dia bilang aku kuat. Aku anak yang baik," kata Mina lagi.

"aku kuat, aku gak akan nyerah. Boleh kan kalo istirahat sebentar?"

Sejujurnya Jungkook udah gedek sama perlakuan Sunmi yang terkesan tidak adil pada Mina. Dia tahu Mina anak pertama yang harus memberi contoh baik ke adik adiknya. Tapi gak gini juga. Apa apa salah Mina. Dikit dikit Mina.

Gimana bisa anak perempuan yang bahunya aja gak sekuat baja menerima semua kesalahan yang bukan salahnya?

Gimana bisa anak perempuan seperti Mina menanggung beban orang tuanya sendirian?

"ambil waktu sebanyak mungkin. Kamu bebas beristirahat kapan pun kamu mau. Aku di sini, aku selalu ada di sini untuk kamu,"

Tangisan Mina mulai reda, Jungkook adalah rumahnya. Dia merasa tenang setelah berbicara dengan cowok itu.

"makasih Dim,"

"sekarang kamu tidur. Jangan pikirin apapun, cukup mimpiin aku aja." kata Jungkook membuat Mina terkekeh pelan.

"Dim, geer kamu nambah banyak ya?"

"oh harus. Kalo geer aku bisa buat kamu ketawa, aku tambahin yang banyak biar kamu ketawa terus,"

"gila dong,"

Hidung Mina dijawil sama Jungkook, "iya tergila gila cintaku padamu,"

"ih apaan sih, cringe tahu gak?!"

Jungkook tertawa lebar, dia merapatkan pelukannya biar Mina gak kedinginan.

"tenang am, cowok modelan kayak aku gini cuma ada satu di dunia ini. Limited edition. Khusus buat nyonya Dimas tersayang,"

"tuh kan makin kepedean."

"ssttt! Sini tidur, jangan ngomel mulu. Keriputan nanti,"

"emang kenapa kalo keriputan? Kamu bakal ninggalin aku gitu?"

Jungkook menatap mata Mina, "ya enggak lah am. Mau kamu keriputan apa enggak, mau kamu punya banyak kekurangan atau enggak, aku gak bakalan ninggalin kamu. Perasaanku gak akan luntur hanya karena fisik kamu,"

"kalo aku jelek?"

"bodo amat. Yang penting cinta kita abadi semuanya lewat!"








💃

Yok cari rumah masing-masing biar bisa istirahat🤗

Terimakasih sudah membaca
Mj💚

FAMILLE✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang