Mina mau masuk ke dalam rumah gak dibolehin sama Cece. Suasana di teras makin mencekam saat beberapa pakaian Mina dibuang ke depan dengan satu koper besar.
Mina gak bisa berbuat banyak selain diam. Dia bisa memahami kemarahan dan kekecewaan adik adiknya.
"rumah lo bukan di sini lagi." kata Cece dingin sambil nunjuk nunjuk muka Mina.
"Ce,"
"rumah lo bukan di sini! Lo punya telinga gak?!"
Ini bukan kali pertama Cece membentaknya. Mina bisa memahami emosi Cece yang memuncak seperti sekarang.
Cece memunguti baju Mina, dia bawa keluar gerbang. Lalu kembali lagi untuk membawa beberapa pakaian yang tersisa.
"pergi! Pergi lo!" bahkan Cece berani mendorong tubuh Mina dengan kasar.
"Ce, dengerin kakak dulu,"
"masih kurang jelas???! Rumah lo bukan di sini. Pergi ke rumah Dimas sekarang juga!"
"Ce,"
"kak," panggil Ayu. Dia kelihatan capek melihat Mina yang terus terusan bertingkah seolah gak ada salah sama sekali.
Atensi Mina teralihkan. Dia menatap Ayu dengan sendu.
"kakak nganggep kita apa sih kak? Keluarga? Atau bukan?" tanya Ayu.
"oke kalo kita berlima gak dianggap sebagai keluarga. Tapi setidaknya hargai mama papa yang udah ngerawat kakak. Ngebesarin kakak dari bayi sampe sekarang. Apa mama sama papa gak ada harganya di mata kakak?!"
"bukan gitu Yu,"
"dari tadi kakak ngelak terus. Gak pernah tuh Ayu denger kakak minta maaf dari tadi." sinis Ayu.
Mina menghela napas, "oke kakak minta maaf,"
"minta maaf ke mama sama papa." suruh Ayu kemudian melenggang pergi.
Sementara itu, Felix, Jiya, dan Haje terlihat berdiri di depan pintu dengan muka datar. Tak ada ekspresinya sama sekali. Namun Mina tahu, sorot mata mereka menunjukkan kekecewaan yang sangat besar.
"gue kecewa sama lo kak," kata Jiya pelan sebelum mengikuti langkah Ayu.
Felix hanya diam menatap Mina. Gadis itu berusaha bicara dengan Felix lewat matanya, akan tetapi Felix lebih dulu memalingkan muka dan pergi begitu saja, menyisakan Haje.
"maaf," kata Mina tanpa suara. Hanya gerakan di bibir yang bisa Haje liat dengan jelas.
Cowok itu menggelengkan kepala dan pergi.
"kehadiran lo gak dibutuhkan di sini!" sentak Cece membanting pintu cukup keras.
Mina belum beranjak satu senti pun dari sana. Dia memperhatika rumah besar di depannya ini. Rumah yang akan selalu dia rindukan keberadaannya sampai kapan pun.
Tempat di mana dia bisa merasa nyaman hanya bersama kelima adiknya. Tempat di mana Mina bisa menghilangkan segala penat hanya dengan melihat senyum senyum adiknya.
Mungkin ke depannya bakal sulit menemukan rumah seperti ini.
Mina mengambil semua pakaiannya. Dia masukkan ke dalam koper dengan punggungnya yang lemah. Gadis itu terduduk, dia merasakan dadanya sangat sesak sehingga membuatnya kesulitan bernapas. Bahkan Mina sendiri tak sanggup menahan ledakan air matanya.
"gak usah nangis. Berdiri!"
Tangisan Mina makin keras saat Rose dan Jiho membantunya mengambil semua pakaiannya yang berserakan di jalan.

KAMU SEDANG MEMBACA
FAMILLE✅
Fiksi PenggemarIni tentang anak perempuan pertama yang dituntut memiliki bahu sekuat baja. Yang hidupnya penuh dengan kepalsuan serta banyak topeng:) Highest rank #1-mina #1-kookmina -Myoui Mina ft 97line -JYP stan MA FAMILLE ------------ 2020