Seorang dokter mengunjungi kamarnya. Perempuan itu tinggi semampai, rambutnya diurai bebas. Dengan id card menggantung di lehernya.
Chou Tzuyu. Spesialis kandungan.
Fotonya sangat cantik. Tapi orangnya jauh lebih cantik. Dengan lesung pipi yang membuatnya semakin terlihat manis.
"selamat malam Nyonya Mina," ujar Tzuyu memberi salam hangat kepada Mina.
Mina balas tersenyum, "selamat malam dok,"
Tzuyu mendekat, "ada keluhan?"
Mina menggeleng, "gak ada dok. Semuanya terasa abu-abu sekarang," kata Mina menatap lurus ke jendela. Menatap gemerlapnya kota malam.
"apa itu termasuk keluhan?" tanya Mina mengalihkan perhatiannya menatap Tzuyu.
"itu bukan keluhan. Itu suara hati kamu." ucap Tzuyu. Tidak ingin merasa iba kepada Mina, tetapi tatapan sendu Mina terlihat sangat jelas. Bahwa wanita itu benar benar merasa kehilangan. Dunia Mina hancur begitu mendengar diagnosa darinya.
Baru pertama kali hamil, belum lahir ke dunia sudah pergi duluan.
Tidak ada yang paling menyedihkan selain ditinggal pergi.
"boleh saya mengatakan sesuatu?" tanya Tzuyu meminta ijin kepada Mina. Takutnya Mina tidak ingin mendengar nasehat dari siapa pun.
"dokter boleh mengatakan apapun. Telinga saya akan mendengarnya dengan seksama,"
Tzuyu mengambil duduk di samping Mina. Mereka berdua menatap keluar jendela. Terjadi keheningan beberapa saat sebelum Tzuyu membuka suara.
"ibu saya pernah bilang, ada sistematika ikhlas dalam dunia fana ini," kata Tzuyu.
"jika kamu memberi satu dan mengharapkan dua, maka kamu akan mendapatkan setengahnya. Jika kamu memberi satu dan mengharapkan satu, maka kamu akan mendapatkan satu pula. Jika kamu memberi satu dan tidak mengharapkan apapun, kamu akan mendapatkan hasil yang tak terhingga," kata Tzuyu diakhiri senyuman lembut sembari menatap wajah Mina dari samping.
Ada genangan air di dalam matanya. Tzuyu tahu betul rasanya menahan sesak dalam dada. Itu gak mudah.
"ibu juga pernah bilang, jika kamu merasa tidak baik-baik saja, berhenti pura pura bahagia untuk menyenangkan diri sendiri. Karena berpura pura hanya akan menyakiti bukan menyenangkan diri sendiri,"
Detik itu pula air mata Mina turun dari tempatnya bersembunyi.
Tzuyu membawa Mina ke dalam pelukannya. Ibunya pernah bilang, seseorang tidak ingin dikasihani, melainkan ingin dipeluk dan ditemani.
"menangis tidak membuat kamu terlihat lemah, Mina. Kamu hanya sudah berada di puncak paling tinggi."
💃
Ponsel Jungkook bergetar kembali. Cowok itu merogoh sakunya dan melihat siapa yang menelfon.
Mon amour❤ is calling...
"Mina,"
Jungkook melirik gadis yang tertidur di atas bangkar. Matanya terpejam dengan napas teratur.
"am?" panggil Jungkook saat telepon mereka tersambung. Tangan Jungkook masih digenggam oleh gadis itu.
"kamu belum tidur?" tanya Mina.
"aku gak bisa tidur. Kamu kapan pulang? Aku kangen,"
Mina terkekeh pelan, "baru juga dua hari udah kangen. Payah kamu Dim,"
"emangnya kamu gak kangen sama aku?" tanya Dimas.
"kangen sih. Tapi apa boleh buat, Cece belum ketemu,"
KAMU SEDANG MEMBACA
FAMILLE✅
FanfictionIni tentang anak perempuan pertama yang dituntut memiliki bahu sekuat baja. Yang hidupnya penuh dengan kepalsuan serta banyak topeng:) Highest rank #1-mina #1-kookmina -Myoui Mina ft 97line -JYP stan MA FAMILLE ------------ 2020