FAMILLE✅

festival band

Yeji dan Ryujin masih duduk di bangku SMA tapi beda sekolah. Biar bisa mandiri kata mama sama papa.

Jiya kelas 3 sementara Ayu kelas 1.

Dua orang itu memiliki kepribadian yang berbeda. Yeji lumayan pendiam seperti Mina tapi galak dan judes. Sekali ngomong, bahasanya kasar dan serampangan.

Sedangkan Ayu sangat frontal dari segala aspek dan banyak bacot. Suaranya toa, gak bisa ngomong pelan apalagi lemah lembut kayak Mina.

"pak, anterin saya ke toko vintage,"

Yeji belum sepenuhnya menutup pintu mobil. Jadi dia bisa mendengar dengan jelas apa yang Ayu katakan.

"bolos?" tanya Yeji menyeringai tipis.

"serah gue dong. Buruan tutup pintunya!" amuk Ayu.

Sama halnya dengan Hyunjin, Yeji tipikal orang terlalu bodo amat dengan kehidupan orang lain termasuk saudaranya sendiri. Ia pun menutup pintu dan pergi tanpa basa basi.

Pak Yanto gak bisa ngebantah, karena dia digaji bukan untuk membantah perintah majikannya.

"YEJI!!!"

Cewek itu menoleh ke belakang. Seorang cowok dengan rambut acak acakan tengah berlari ke arahnya.

Dilihat dari cara berpakaiannya cukup urakan, mulai dari kancing seragam yang dibuka semua memperlihatkan kaos putih sebagai dalaman. Lengan seragam yang digulung ke atas memperlihatkan lengan besarnya yang berotot plus tato burung lumayan gede di lengannya.

"mau liat band gak?" tawar cowok itu ketika langkahnya sejajar dengan Yeji.

Namanya tertera di name tag yang terpasang terbalik. Seo Changbin.

"band?"

"yoi. Gue denger ada festival band di sekitar sini."

Alis Yeji terangkat sebelah, lumayan nih buat bolos. Dipikir cuma Ayu doang yang bisa bolos?

"cabut cuk,"

Changbin tersenyum senang. Mereka berdua langsung kabur dari area sekolah sebelum ketahuan guru bk.

💃

"non,"

Ayu ketiduran. Dia begadang semalem, bukan begadang nonton drama seperti yang Cece lakukan, terlalu menye.

Ayu begadang karena dia ikut ronda malam di perumahan elit. Sebenernya ada maksud terlebung. Dia sengaja ikut ronda malam karena ada orang yang menjadi incarannya saat ini.

Segerombolan orang yang pernah membully nya sewaktu SD dulu. Ingatan dan luka itu masih membekas hingga sekarang. Gak bisa dilupakan dengan mudah.

"non, kita udah sampe," Pak Yanto coba bangunin Ayu. Tapi Ayu terlalu kebo membuat Pak Yanto kebingungan gimana caranya ngebangunin majikan kecilnya ini.

"non Ayu,"

Tangan Pak Yanto udah keringat dingin, padahal cuma bangunin doang. Tetapi takutnya setengah mati. Kayak lagi nunggu malaikat nyabut nyawanya.

"engh," erang Ayu. Gadis itu menguap lebar lebar dan membuka kedua matanya.

"udah sampe pak?" tanya Ayu parau.

Pak Yanto ngangguk, "non mau ditinggal apa ditunggu?"

"tinggal aja pak," jawab Ayu cepat. Dia memakai tasnya ke punggung dan menyepol rambutnya. Lalu bersiap keluar.