12. SIAPA DIA?

257 99 55
                                    

NOTE : Mohon maaf apa bila ada sedikit perubahan alur dalam part ini

Happy reading❤

*****

Pagi hari yang begitu cerah dengan sinar matahari yang mulai memancarkan sinarnya. Gilsha dan ketiga temannya kini tengah berada diruang tamu rumah Gilsha.

"Sha, gue laper nih." ucap Gabriell sambil memegangi perutnya yang sudah mulai keroncongan itu.

"Ya, makan." jawab Gilsha dengan mata yang terfokuskan kelayar televisi.

"Gue tau, tapi dirumah lo ada makanan nggak?" tanya Gabriell.

"Nggak tau, liat kulkas aja sana." jawab Gilsha.

"Oke." Gabriell bangkit dari duduknya lalu melangkah kearah kulkas yang tak terlalu jauh dari ruang tamu.

Gabriell membuka pintu kulkas dan didalam kulkas tersebut sama sekali tidak ada makanan, hanya terdapat beberapa minuman saja.

"Cuma ada minuman, Sha." ujar Gabriell.

"Oh ya? Yaudah gue beli makanan dulu, bentar." ucap Gilsha lalu bersiap siap.

Aurora bangkit dari duduknya. "Gue ikut, Sha."

"Nggak usah, gue sendiri aja." ucap Gilsha.

"Ih tapi gue mau ikut." jawab Aurora.

"Nggak usah, Ra. Lo tunggu aja disini, nyantai." balas Gilsha lalu melangkah pergi keluar rumah untuk membeli makanan.

*****

"Pak, mie ayam empat ya dibungkus." ujar Gilsha.

"Iya neng, duduk dulu atuh." ucap penjual mie ayam.

"Iya pak, makasih." jawab Gilsha sopan.

Penjual mie ayam itu pun langsung membuat pesanan yang tadi dipesan oleh Gilsha dan Gilsha menunggu pesanannya seraya duduk dikursi yang telah tersedia.

Tak lama akhirnya pesanan yang Gilsha pesan pun sudah jadi, Gilsha membayarnya lalu melangkah pulang kerumah.

Dipertengahan jalan tiba tiba ada yang menghampiri Gilsha dengan tampang yang cukup menyeramkan seperti, preman.

"Neng cantik, ikut abang yok." ucap salah satu preman seraya memegang tangan Gilsha.

Gilsha menepis kasar tangan preman itu. "Lo semua siapa? Nggak usah pegang pegang gue!" Gilsha menepis tangan preman itu.

"Sok jual mahal banget sih, cantik!" ujar preman yang satunya.

"TOLONG!" teriak Gilsha meminta tolong namun keadaan jalan yang Gilsha lalui itu lumayan jarang dilewati oleh orang.

Preman yang tadi tertawa. "Mau minta tolong sama siapa sih, cantik? Disini sepi sayang. Mending ikut kita, ayok!" Para preman itu semakin mendekat kearah Gilsha, lalu mereka menarik paksa lengan Gilsha.

"Jauh jauh nggak loh semua!" Gilsha berusaha berontak sekuat tenaganya.

"Ayok ikut kita aja neng, nanti kita seneng-seneng bareng!" ucap preman itu masih dengan usahanya untuk membawa Gilsha.

ALEXANDERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang