5. SUATU PERINGATAN

386 160 149
                                    

NOTE : Mohon maaf apa bila ada sedikit perubahan alur dalam part ini

Happy reading❤

*****

Pagi hari yang begitu cerah dengan sinar matahari yang perlahan terbit dan juga angin yang berlalu lalang diudara. Alex, cowok itu kini sedang bersiap siap untuk berangkat kesekolah, baru kali ini dalam sejarah Alex cowok yang terkenal selalu datang kesekolah terlambat itu kini ingin datang tepat waktu.

Alex membuka pintu kamarnya dan melangkahkan kakinya menuju meja makan yang sudah diisi oleh mamahnya dan satu adik perempuannya yang mungkin menunggu dirinya datang.

Alex menduduki bokongnya dikursi kosong yang bersebelahan dengan adik perempuannya.

"Widih tumben banget nih udah serapih ini. Biasanya juga jam segini abang masih nyantai nyantai dibalkon," ungkap adik perempuannya yang bernama, Natasya Anderson.

Alex mengambil sehelai roti tawar yang ada dimeja makan. "Suka-suka gue kali!" ucapnya.

"Yeh, kan Asya tanya baik-baik kenapa abang jawabnya nyolot gitu." balas Natasya kesal.

"Habisnya, lo tuh bawel!" ucap Alex seraya mengacak acak rambut adiknya itu.

Natasya membulatkan matanya. "IH ABANG, RAMBUT INI TUH UDAH ASYA TAHTAH DENGAN RAPIH DAN DENGAN HATI HATI TAU TERUS DENGAN SEENAKNYA ABANG ACAK ACAKKIN BEGITU AJA!" Natasya merapihkan rambutnya yang berantakan itu seraya menunjukkan wajah cemberutnya. "Awas aja ya, bang!"

"Udah-udah nggak usah berantem, sekarang kalian berdua habisin sarapannya terus berangkat ke sekolah sebentar lagi udah mau terlambat." lerai mamahnya, Luna Ashifa.

"Iya, mah." pasrah Natasya lalu membuat wajah cemberut.

Alex dan Natasya kembali melanjutkan aktivitas sarapannya.

Alex menoleh kearah kursi kosong yang seharusnya sudah ditempati oleh papahnya, namun sekarang kemana papahnya?

"Mah, papah mana?" tanya Alex.

"Papahmu?" tanya balik Luna.

"Iya lah, mah." jawab Alex.

"Udah berangkat dari tadi subuh, katanya ada rapat diluar kota." ucap Luna.

Alex menghela nafasnya pelan. "Kerjaan papah tuh cuma kerja aja apa ya, kayaknya nggak pernah mau ngumpul sama keluarganya sendiri!"

"Bang, papah tuh kerja buat kita juga." ujar Natasya.

"Diem deh lo, anak kecil nggak usah ikut campur!" cetus Alex lalu bangkit dari duduknya dan menggendong tas ransel yang tadi sudah ia bawa.

Alex menyalami tangan mamahnya, Luna. "Alex berangkat, mah."

"Iya sayang, hati hati ya." balas Luna seraya tersenyum manis kearah anak lelakinya itu.

Alex pun melangkahkan kakinya menuju garasi rumahnya untuk mengambil motor yang biasa ia pakai itu.

"Mah, bang Alex jadi orang tuh kenapa kayak gitu ya. Suka pergi tiba tiba, dateng juga tiba tiba aneh banget sih udah kayak hantu aja. Padahal sifat mamah sama papah tuh nggak ada yang kayak gitu, apa jangan jangan bang Alex itu anak pungut, ya?" ucap Natasya asal.

ALEXANDERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang