23.PULANG

150 48 24
                                    

Happy reading❤

*****

"Cie!" ledek seseorang yang baru saja masuk kedalam ruangan, mereka adalah teman teman Alex dan Gilsha.

"Ekhem."

"Ekhem."

"Bau bau jadian nih!" ejek Bara.

"Apaan sih." kata Gilsha.

Alex melepas tangannya dari pipi Gilsha, mereka saling membuang muka sampai sampai diantara mereka dilanda kecanggungan.

"Kok dilepas sih, Lex!" ucap Gabriell.

"Baru aja mau gue foto terus gue posting di ig, eh udah dilepas aja." lanjutnya.

"Dasar ya loh!" kesal Gilsha.

"Lumayan, Sha. Followers gue bisa naik drastis nanti." kata Gabriell dengan cengengesan.

"Pansos!" cetus Bara.

"Yeh biarin, suka suka gue. Kayak loh gak pansos aja!" balas Gabriell.

"Enggak ya gue mah." ujar Bara.

"Halah!"

"Kalian uwu uwuan lagi dong." suruh Aurora kepada Alex dan Gilsha.

"Iya dong, gue mau lihat nih." sambung Abriella.

"Apaan sih, orang gak ada yang uwu uwu juga!" elak Gilsha.

"Mulai deh, pura pura lupa." ucap Abriella.

"Beneran, El." ujar Gilsha.

"Iya deh iya. Nanti, kalo udah jadian peje ya!" kata Abriella. Gilsha tak mengubrisnya.

Disaat yang lain tengah asik asiknya mengobrol, Alex justru ingin bergerak melangkahkan kakinya keluar dari ruangan ini.

Satu langkah dari kaki Alex hingga langkah langkah berikutnya membuat Alex sekarang sudah berada diluar ruangan. Tidak ada yang melihat dirinya saat berjalan keluar tadi, karena mereka semua sibuk dengan meledek Gilsha.

Alex berjalan dilorong rumah sakit untuk menuju keluar, karena dirinya memerlukan udara segar.

Saat ia telah sampai di area luar dari rumah sakit, matanya tertuju pada sebuah taman yang terletak tak jauh dari rumah sakit ini. Sepertinya, tempat itu cocok.

Ia berjalan menghampiri taman itu.

Setelah sampai ditaman, ia menduduki salah satu kursi yang sudah ada ditaman itu lalu terdiam ditempatnya.

Pikirannya sedari tadi tidak bisa terlepas dari kejadian yang ia lakukan bersama Gilsha beberapa menit lalu, kejadian itu menurutnya adalah kejadian spesial yang tidak akan bisa ia lupakan sampai kapan pun.

Tanpa sadar, senyuman tipis tercetak dibibirnya ketika dirinya mengingat kejadian itu, sungguh kejadian yang indah.

Andai teman temannya tidak datang diwaktu tadi, pasti dirinya bisa menatap lama mata dan wajah cantik yang dimiliki oleh Gilsha. Sungguh candu.

Kejadian tadi membuat rasa ingin memiliki Gilsha di dirinya semakin bertambah, apa ini tandanya bahwa ia harus cepat cepat menyatakan perasaan kepada Gilsha?.

Apa nanti Gilsha akan menerimanya? Atau justru malah sebaliknya? Huft, pikirannya menjadi kacau sekarang.

Drt.. Drt..

Disaat pikirannya sedang kacau, ponselnya bergetar dengan tiba-tiba.

Alex mengeluarkan ponselnya yang ada disaku celananya lalu mengangkat panggilan dari nama Bara yang masuk.

ALEXANDERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang