8. JEPITAN

372 136 116
                                    

NOTE : Mohon maaf apa bila ada sedikit perubahan alur dalam part ini

Happy reading❤

*****

Malam pun tiba, suasana dirumah Gilsha yang bermula sepi kini sedang ramai oleh ketiga temannya yang menginap dirumahnya hingga satu minggu kedepan.

"Sha, coba ceritain ke kita kenapa Helena bisa nyiram lo tadi." ucap Abriella.

Gilsha mendudukkan bokongnya dikasur. "Gue nggak tau kenapa si Helena itu tiba-tiba nyiram gue tadi. Tapi, dia ngancem gue kalo gue nggak jauhin Alex dia mau bunuh gue."

"Gila banget tuh si Helena, cuma gara-gara persoalan lo sama Alex yang duduk berhadapan aja sampe segitunya. Mesti kita bales tuh orang!" ujar Gabriell.

"Kira-kira balasan apa yang cocok buat dia?" tanya Abriella.

"Timpuk pake bola basket aja kepalanya!" usul Aurora.

"Gila lo, Ra. Lo mau anak orang mati?" tanya Abriella.

"Paling cuma pingsan, nggak sampe mati lah!" jawab Aurora.

"Tapi gue setuju kok sama ide lo, Ra!" ucap Gabriell.

"Nah lo udah setuju, sekarang lo berdua gimana nih, setuju nggak?" tanya Aurora kepada Gilsha dan Abriella.

"Gue ngikut aja deh." kata Abriella.

"Oke, kalo lo Sha?"

"Sebenarnya gue nggak mau memperpanjang persoalan ini, nantinya malah tambah rumit." sahut Gilsha.

"Tapi lo nggak bisa diem aja di giniin, Sha. Lo harus bales dia supaya dia nggak semena-mena lagi sama lo!" ucap Gabriell.

"Iya, Sha. Benar kata Gabriell lo nggak bisa diam aja di giniin sama dia!" sambung Abriella.

"Huft," Gilsha menghelakan nafasnya, "Kalian ngelakuin itu pake idenya Aurora?" tanya Gilsha.

"Iya, habisnya nggak ada ide lagi. Lo ada ide nggak, Sha?" tanya Gabriell.

"Nanti deh gue pikirin." jawab Gilsha.

"Oke deh!" balas Gabriell.

Gilsha bangkit dari duduknya, "Gue mau ke dapur dulu ya." ucapnya dan diangguki oleh ketiga temannya.

Saat Gilsha baru saja keluar dari kamar terdengar sebuah suara ponsel berdering yang membuat ketiga temannya mencari sumber bunyi deringan tersebut.

Drtt.. Drtt..

"Handphone lo ya?" tanya Aurora kepada Gabriell.

"Bukan, handphone El kali!" jawab Gabriell.

"Dih bukan juga!" kata Abriella.

"Kalo bukan kalian berarti bunyi handphone siapa dong?" tanya Aurora. Kedua temannya yang di tanyakan hanya bisa mengangkat kedua bahu mereka sebagai jawabannya.

Drtt.. Drtt..

"Tuh coba deh kalian dengerin, kira kira bunyi handphone siapa." ujar Aurora.

ALEXANDERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang