37. BUCKET BUNGA

71 19 3
                                    

"Untuk kamu, mulai sekarang kamu bisa jauhin Alex!" ucap Dony dengan menunjuk Gilsha yang sedang terdiam kaku ditempatnya.

"Hah?" Gilsha terkejut.

Alex melirik Gilsha yang terlihat shock dengan ucapan yang dilontarkan oleh papahnya.

"Sha?" panggil Alex.

Gilsha tak menjawab ia masih terdiam ditempatnya, seolah olah seluruh tubuh dan mulutnya kaku.

"Nggak usah lo dengerin ucapan dia!" ujar Alex.

"Sekarang, ayok kita pergi dari sini!" ajak Alex lalu menarik lengan Gilsha keluar dari rumahnya.

*****

"Lex, ini kita mau kemana?" tanya Gilsha kepada Alex yang tengah mengendarai motor.

"Mau ke tempat makan. Gue tau lo belum makan." jawab Alex.

Gilsha diam, ia bingung mau berkata apa lagi. Sejak kejadian tadi pikirannya menjadi kemana - mana.

"Lex?" panggil Gilsha.

"Hm?"

"Kenapa, Sha?" sahut Alex dengan lembut.

"Aku nggak laper, kita langsung pulang ke rumah ku aja ya." ucap Gilsha.

"Lo serius nggak laper?" tanya Alex untuk meyakinkan.

"Aku serius, Lex!" jawab Gilsha.

Alex menganggukkan kepalanya, "Ya udah kalo emang lo ngga laper."

"Iya."

Alex memutar arah motornya untuk menuju ke arah rumah Gilsha.

*****

"Sampe." ucap Alex begitu mereka berdua sampai didepan rumah Gilsha.

"Makasih ya," Gilsha menuruni motor Alex.

"Kamu mau masuk dulu?" tawar Gilsha.

"Ngga dulu deh, Sha. Udah malem. Lagian gue udah di telponin sama Ardhian buat ke tongkrongan abis anterin lo pulang." jawab Alex.

"Gitu, ya udah hati hati ya. Jangan pulang malem malem dan.. Jangan ribut ribut ngga jelas sama anak sekolah lain!" peringat Gilsha.

"Iya bu bos, ya udah lo masuk gih!" suruh Alex.

"Oke aku masuk, bye." Gilsha melambaikan tangannya ke arah Alex bersamaan dengan senyuman dari bibirnya.

Tiba - tiba sebelum Gilsha masuk ke dalam rumahnya gerbang pintu rumah Gilsha terbuka dari dalam dan menampakkan sang penjaga rumah yang memegang sebuah bucket bunga mawar.

"Wih, bunga buat siapa tuh pak?" tanya Gilsha.

"Ini buat non Gilsha." jawab sang penjaga rumah.

"Hah, buat saya?" Gilsha kebingungan.

Sang penjaga menganggukkan kepalanya, lalu memberikan bucket bunga tersebut kepada Gilsha dan Gilsha pun menerimanya.

ALEXANDERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang