LA | 3

354K 19.1K 6.3K
                                    

Setelah selesai mandi dan hanya memakai bra dan celana dalam nya saja, Zee berjalan keluar kamar menuju kamar Al dan langsung masuk begitu saja saat melihat Al yang tengah berbaring tengkurap di atas kasur.

"Hai, Al." sapa Zee membuat lelaki itu mengubah posisinya dan melotot kaget melihat kearah perempuan di hadapannya kini.

"Z-Zee, w-what are you doing here? cuma—" ucapan Al terpotong saat Zee lebih dulu menyelanya.

"Gue kan udah bilang kalo dirumah gue emang suka gini doang, dan sekarang gue mau tidur bareng lo, lagi, ya." potong Zee terlebih dahulu lalu segera merebahkan dirinya tepat di sebelah Al yang masih membeku.

"Zee, udah gue bilang. Gue cowok normal." geram Al dengan nada rendah.

"A-Al lo mau ngapain?" tanya Zee saat Al telah berada di atas tubuhnya.

"Menurut lo?" tanya Al balik.

Zee menggelengkan kepalanya, sejak lelaki itu di atasnya, nafasnya terhenti, jantungnya berdegub kencang, matanya seakan terhipnotis menatap mata tajam Aldebaran yang kini menatapnya dengan pandangan menggelap.

"Nafas." bisiknya tepat di telinga Zee membuatnya menghembuskan nafas dengan pelan. Sangat pelan.

"I can't." balasnya berbisik.

Al semakin mendekatkan wajahnya kepada perempuan di bawahnya ini. Tubuh mereka sudah saling menempel, tidak ada jarak lagi. Ia memiringkan wajahnya ke samping, benda kenyal itu menempel seperkian detik sebelum mulai bergerak.

"Bales gue."

Kecupan-kecupan kecil berubah menjadi lumatan seiring berjalannya waktu. Entah sejak kapan gadis di bawahnya kini sudah melingkarkan tangannya ke leher Al dengan tangan sebelah kanan meremas rambutnya, seakan menyalurkan rasa kenikmatan yang tengah mereka perbuat.

Al semakin menempelkan tubuhnya kepada Zee, bergerak di atas tubuh itu membuat sekujur tubuh Zee merinding dengan sensasi aneh yang tengah Ia rasakan. I want more.

Tangannya bergerak meremas pinggang itu lalu mengelusnya membuat mulut Zee sedikit terbuka, Al memasukkan lidahnya, mengabsen setiap rongga mulut gadis itu dengan lihai. Saling menyecap, bertukar saliva. Tak berangsur lebih lama lagi, Ia lepaskan tautan mereka beralih ke arah leher jenjang itu dan mengecupnya basah.

Lagi-lagi Zee dibuat panas-dingin dengan perlakuan Al. Tubuhnya meliuk merasakan sensasi geli yang tercipta dari bibir itu. Menyecapnya lalu menggigitnya membuatnya mendesah.

"Ah.. Al. Don't."

"I want you." bisiknya lalu setelahnya mengulum telinga Zee membuat perempuan itu melenguh.

Dadanya membusung, nafas mereka beradu, tak beraturan. "Suck my dick." ujar Al tak tahan lalu menyambar bibir itu lagi membuat Zee kewalahan tapi tak ayal di balasnya dengan lebih menggebu-gebu seakan tak ada hari esok untuk menikmati bibir yang mungkin akan menjadi candunya setelah ini.

"You're a good kisser." bisik Zee membuat Al tersenyum miring. Tangannya meraba ke bawah, benda itu mengembung di balik celana pendek yang tengah di pakai lelaki itu.

Matanya tertutup menikmati sentuhan demi sentuhan Zee yang membuat kepalanya pusing. "Ah.. please."

"Buka." ucap Zee menunjuk celana Al membuat lelaki itu dengan cepat bangun dari atas tubuh Zee dan membuka celananya.

"Suck it. And make me a cum."

"What the hell? are you serious, is that real?"

Tawa Al menyembur begitu saja saat melihat raut wajah Zee yang terlihat lucu di matanya. "Of course."

"I don't know, but i will try."

"Yes, like that." ucap Al saat perempuan itu mulai memasukkan benda panjang milik Al kedalam mulutnya membuat matanya terbuka lalu tertutup menikmati kuluman dari mulut itu, terkesan amatir tapi sangat nikmat. "Ah.. Zee, you are so bad."

"I wanna come. Faster."

"Ah.. shit." desahnya keenakan.

Pelepasan pertama membuat Zee langsung mengeluarkan benda itu dari dalam mulutnya. Cairan itu tertelan, membuat dirinya terbatuk-batuk membuat Al terkekeh kecil lalu mengambil tisu dan membersihkan dan mengelap mulut perempuan itu.

"Thanks." ucapnya dan membetulkan celanannya kembali. Zee hanya mengangguk.

"Fuck it, mulut gue kebas banget. Lo keenakan." ujarnya sebal, lagi-lagi membuat Al terkekeh. "Lo udah ketawa lebih dari dua kali, I guess. Lo udah suka ya sama gue?" tanya Zee menggoda membuat Al berdecak.

"Kayaknya udah jatuh cinta waktu 5 detik yang lalu."

"Crazy, secepet itu?" tanyanya membuat Al mengedikkan bahunya acuh.

"Puasin gue." ujar Zee menarik tubuh Al kembali ke atas tubuhnya.

"You have a choice before it's too late. You wanna stop now atau kita lanjutin dan lo bakalan nyesel."

"Gue gak minta your dick masuk kedalam gue." sarkas Zee sebal membuat Al terkekeh. Lagi.

"Well, you will love this one. Kalo addict gue gak tanggung jawab ya." seringainya membuat Zee menampar kecil pipi mulus itu menggunakan tangannya.

"I'm waiting."

Al dengan segera menyambar bibir mungil itu dan menyecapnya dengan tergesa-gesa bersifat menuntut membuat Zee tertantang membalasnya dengan sama tergesa nya. Sungguh. Kalau boleh jujur, ciuman Al sangatlah enak.

Mengelus punggung itu dengan sensual membuat tubuhnya meremang, Al meraih kaitan bra itu dan melepasnya dengan satu tangan dan membuangnya ke sembarang arah. Sedetik tertegun melihat pemandangan yang tak bisa dilewatkannya begitu saja membuat Zee terkekeh.

"Jangan liatin gue kayak gitu."

Sangat pas. Itu pikirannya pertama kali saat memegang benda yang sangat menantang tergantung itu lalu mulai meremasnya membuat perempuan itu menggeliat geli dengan bibir terbuka merasa nikmat dengan segala sentuhan lelaki di atasnya ini.

"Ouh, shit."

Al menjilati payudara itu dengan gerakan sensual, pelan membuat sekujur tubuh Zee lagi-lagi dibuat meremang dengan desahan yang keluar dari mulutnya. "Nice boobs." bisiknya. Al memasukkan benda itu kedalam mulutnya, mengemut dan mengulum membuat Zee lagi mendesah, meremas rambut Al menyalurkan kenikmatan yang Ia rasakan.

Dua tangannya turun meraba tubuh elok Zee dengan lembut lalu tepat di inti itu, Ia elus dengan pelan sembari melihat ekspresi Zee yang sedang menahan desahannya membuat Al tersenyum miring melihatnya. Dengan cepat ia loloskan begitu saja celana dalam itu dan melemparkannya secara asal.

Ia mainkan klitoris itu dengan tangannya. "Jangan ditahan." ucapnya membuat Zee meloloskan desahannya. "Fuck, give me a cum, please. Oh shit."

"I will."

...

Love in Apartment [completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang