LA | 34

144K 9.5K 1.1K
                                    

Zee bersama kedua temannya berjalan berdampingan menuju lapangan untuk mengikuti upacara pagi ini, berdiri di barisan paling belakang agar tak kepanasan dan bisa leluasa untuk mengobrol.

Zee sedari tadi hanya menyimak obrolan Senja Dan Violette, kepalanya sangat pusing pagi ini, rasa ingin muntah juga tiba-tiba menyeruak ke tenggorokan siap untuk keluar. Zee menunduk sembari memijit keningnya dengan pelan.

"Zee, lo kenapa? lo sakit ya?" tanya Senja sembari merangkul pundak Zee membuat perempuan itu menoleh.

"Ke uks aja yuk, muka lu udah pucet banget Zee." ujar Violette pula membuat Zee mengangguk saja lalu mereka langsung berjalan beriringan menuju uks dengan petugas pmr di belakang mereka.

"Bentar ya gue buatin teh anget dulu." ujar petugas pmr itu membuat mereka mengangguk.

"Eh, lu boleh tolong beliin bubur ayam di depan gak?" tanya Violette kepada lelaki yang juga menjaga uks.

"Eh, iya boleh." katanya membuat Violette langsung memberikan selembar uang lima puluh ribu kepada lelaki itu.

"Air mineral nya satu ya." titip Senja pula membuat dia mengangguk.

"Entar gue ganti." ujar Zee dengan nada lemah lalu menutup matanya rapat.

"Kek sama siapa aja lu." gumam Violette sinis.

"Telpon kak Al gak nih?" bisik Senja.

"Telpon aja gak sih? suruh Zee pulang aja, soalnya dia kayak lemes banget gitu." balas Violette

"Bentar gue keluar dulu."

"Oke."

"Eh ini teh anget nya, ini obatnya ya di minum dulu." ujar gadis itu membuat Violette tersenyum ramah lalu mengambilnya dan membangunkan Zee.

"Minum teh nya dulu Zee, buburnya lagi di beli jadi nanti makan obatnya."

"Iya, makasih." gumamnya lalu mengambil teh hangat itu dari tangan Violette dan meneguknya sedikit demi sedikit.

"Lu gak sarapan ya? sampe pucet banget gini, atau emang lu lagi gak enak badan?" tanya Violette sambil mengambil duduk di tepi ranjang, melihat ke arah Zee yang sedang bersandar di kepala ranjang itu.

"Iya, gak enak badan, mungkin gara-gara telat makan kemarin terus gue makan mie tengah malem."

"Goblok."

"Udah gue telpon, otw katanya." ujar Senja membuat Zee menoleh.

"Siapa?" tanyanya.

"Pacar lo lah siapa lagi kalo bukan, kak Al."

"Kenapa di telpon sih? gue gakpapa, elah." Zee memutar bola matanya malas lalu memejamkan matanya kembali saat pusing kembali menyerang kepalanya.

"Ya, lo pucet banget gitu Zee, badan lo juga panas, istirahat lah di rumah ngapain sekolah kalo sakit."

"Ya, serah."

"Nih buburnya, maaf lama tadi ngantri soalnya."

"Oh iya, makasih." ujar Violette seraya mengambil kresek putih dari tangan lelaki itu.

Love in Apartment [completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang