LA | 37

116K 8.9K 2.2K
                                    

Saat ini kedua keluarga tengah berkumpul di ruang keluarga rumah Aldrich dan Elena, kedua orang tua Zee. Kedua orang tua mereka tampak berbincang-bincang dengan santai, dan berakhir membicarakan masalah bisnis lalu pada akhirnya Al memberanikan diri untuk berdeham agak kencang membuat mereka menoleh.

"Ok, sorry to say but, maybe i have to talk to you, Bunda, Daddy juga Om dan Tante." ujar Al membuat mereka mengangguk lalu saling toleh satu sama lain.

"Kayaknya, serius banget ya?" ujar Eliza lalu tertawa garing membuat mereka semua tertawa mencairkan suasana, sedangkan Zee sedang mati-matian menahan tangis juga dengan degub jantung yang tak karuan berdetak dengan kencang.

"Kamu, mau ngomong apa sih, Al?" tanya William.

"Iya Al, come on tell us." sahut Aldrich.

Aldebaran menghembuskan nafasnya berulang kali dengan jantung yang sudah berdegub dengan kencang. "S-saya, saya ingin meminta maaf dengan Om Aldrich juga dengan Tante Elena, i'm so sorry about what i did, this mistake isn't about me getting Zee into the club but the problem is much bigger than that. Mungkin Om Aldrich dan Tante Elena akan sangat marah dengan saya tapi saya sudah siap untuk mendapat pukulan, makian atau lebih dari itu semua tapi satu yang saya minta tolong—"

"Ini sangat bertele-tele Al, come on katakan saja, apa maksudnya? apa maksud perkataan kamu itu, saya sangat penasaran dengan apa yang kamu maksud Al." potong Aldrich lebih dahulu membuat Al mengangguk.

Al menghembuskan nafasnya. "She is pregnant."

"Siapa? siapa yang kamu maksud Al!" teriak semua orang disana membuat keduanya tersentak kaget dengan jantung yang tambah berdegub dengan kencang.

"Zee, dia hamil dan itu karena Al." ujar Al lagi membuat tubuh Elena juga Eliza melemas sedangkan Aldrich dengan emosi nya yang sudah sampai ubun-ubun, ia bangun dari duduknya lalu mendekati Al dan mencengkram kerah baju lelaki itu.

"APA MAKSUD KAMU AL! TELL ME." teriak Aldrich marah.

"Saya katakan kepada kamu untuk menjaga Zee! menjaganya dan tidak untuk merusaknya Al! tidak. Benar kata kamu bahkan bukan hanya tentang mengajak Zee untuk masuk kedalam club bahkan ini lebih dari itu! KAMU MENGHAMILI ANAK SAYA AL, MENGHAMILINYA! what do you think at that time until you dare to do it Al?!" ucap Aldrich tak habis pikir, Al hanya bisa menunduk.

"Daddy, kecewa pada kamu Al, benar-benar kecewa! where is your brain! Daddy gak pernah mengajarkan suatu hal buruk pada kamu, tapi apa ini? bahkan bukan tentang kelakukan buruk kamu yang menjadi ketua geng motor, suka ke club, balapan motor, tapi itu semua lebih dari itu. Kamu melakukan kesalahan yang benar-benar fatal Al! kamu menghamili Zee, Daddy benar-benar kecewa dan tak habis pikir dengan kelakukan bejat kamu ini Al." ujar William.

Pukulan telak itu melayang begitu saja ke wajah, Al. Semua orang kaget atas perlakuan Aldrich, tapi tak bisa mencegahnya, juga.

"DADDY!" teriak Zee kencang saat tubuh Al terhuyung jatuh ke lantai karena pukulan keras itu.

"Stay there and don't come near, Zee! dan jangan katakan apapun untuk membelanya sedikit saja." ucap Aldrich dengan emosi.

"Pukul saya jika itu membuat Om merasa puas Om, tapi tolong setelah ini izinkan saya untuk bertanggung jawab atas kesalahan besar yang sudah saya perbuat." sahut Al dengan mantap.

"Tanggung jawab? TIDAK AKAN SAYA BIARKAN LELAKI BAJINGAN MACAM KAMU UNTUK MENIKAHI ANAK SAYA, AL!"

"Tapi yang sedang di kandung oleh Zee adalah anak saya, Om!"

Aldrich langsung memberikan satu tinjuan ke rahang Al dengan kencang membuat Zee menangis kencang melihatnya. "STOP IT DAD PLEASE! it's not just Al's fault, but this is also my fault. Kami melakukannya karena memang mau sama mau, bukan karena terpaksa atau di paksa, Dad! ini kesalahan kami berdua." ujar Zee berlari mendekati Al dan Daddy nya.

Zee berjongkok lalu mengusap wajah Al yang sudah terdapat banyak lebam juga darah karena pukulan Daddy nya itu. Mereka semua dibuat terkejut lagi oleh pengakuan Zee, ini sangat di luar dugaan, bahkan anak mereka sudah sangat liar.

"I'm so speechless, Mommy benar-benar gak habis pikir dengan apa yang kamu pikirkan dan Al pada saat itu, yang jelas kalian sudah termakan nafsu. Tapi apa kamu berfikir dengan dampaknya Zee? ini lah dampaknya, kamu hamil Zee. Mommy sangat kecewa, Mommy merasa sudah sangat gagal mendidik kamu. Kamu bahkan sudah berani melakukan hal-hal yang seharusnya tidak di lakukan oleh remaja seusia kamu."

"You'll be a teen mom, Zee! apa kamu akan siap? apa kamu bisa? Mommy benar-benar di buat kehabisan kata-kata dengan kelakuan kamu, Zee. Mommy benar-benar kecewa dan merasa gagal mendidik kamu."

"Mom—"

"Shut up Zee."

"Bunda kecewa Al sama kamu. Kamu benar-benar membuat bunda malu, bunda gak pernah ngajarin kamu untuk berbuat hal yang tak sepantasnya. Bunda selalu bilang, hargai perempuan karena bunda juga perempuan, bahkan kamu gak bisa melakukan itu."

"Bahkan kamu mengambil mahkota yang seharusnya Zee berikan kepada suaminya kelak. Kamu tau? kamu bukan hanya menghancurkan masa depan Zee, bahkan kamu menghancurkan harapan orang tua Zee kepadanya. Hanya karena ini, kamu sudah menghancurkan banyak harapan Al. Bunda rasa juga kamu gak pantes buat di maafin."

"Al salah tapi Zee juga salah, jangan memojokkan Al aja, disini Zee juga salah." ucap Zee pada mereka.

"IYA DAN DADDY SANGAT KECEWA DENGAN KAMU ZEE!"

"Dad.."

"Daddy benar-benar kecewa dengan kelakukan kamu! kamu Daddy manjakan, selalu di sayang, Daddy memberikan apapun yang kamu mau, tapi apa? apa balasan kamu kepada Daddy dan Mommy Zee? gak ada. Malah kamu mengecewakan kami dengan hal yang kamu perbuat."

"Bukan hanya kamu yang menanggung akibatnya, tapi nama keluarga besar juga Zee."

"I'm so sorry."

"Tolong Om, Tante izinkan saya untuk menikahi Zee, izinkan saya untuk bertanggung jawab dengan perbuatan saya ini, tolong." mohon Al bersujud di kali Aldrich membuat Eliza meneteskan air matanya kembali.

"Tidak."

"Dan mulai hari ini, saya tidak akan lagi menyuruh kamu untuk menjaga Zee, dan kamu tidak akan lagi menjadi bodyguard Zee mulai detik ini. Dan untuk kamu Zee, kembali ke rumah, Daddy akan suruh bibi untuk membereskan semua barang-barang kamu disana."

"Please give me a chance." mohon Al kembali dengan suara lemahnya.

"No."

...

Love in Apartment [completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang