LA | 17

300K 12.7K 785
                                    

Lidah nya bermain-main di leher Zee, menjilatnya lalu mengecup rahang itu sekilas. Memasukkan benda bulat tergantung itu kedalam mulutnya lalu memangutnya membuat kepala gadis di bawahnya ini pusing karena tak kuat menahan gejolak di dalam dada.

Zee mencengkramkan kedua tangannya di bahu Al dengan kuat. Al melepaskan ciumannya lalu memangut bibir itu kembali, suara decapan keduanya telah memenuhi kamar ini.

"I wanna fuck you right now, can I?" tanyanya membuat Zee menatap mata itu.

"I'm so scared."

"Trust me. This is will be hurt, but I will be gentle for you."

"Please. Be gentle, and do it slowly."

"Of course, boo." ujarnya dengan cepat, lalu menjilat perut itu dengan gerakan sensual membuat dada Zee membusung kedepan dengan kegelian yang Ia terima. Mulutnya meracau membuat Al terkekeh lalu mengarahkan benda yang sedari tadi sudah berdiri tegak, tapi sebelum itu Ia bangkit dari atas tubuh Zee dan membuka tasnya untuk mengambil pengaman. Agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan. But, who knows? kalau seribu kali melakukan kegiatan panas, kemungkinan akan terjadi hal yang tidak diinginkan hanyalah satu persen, sisanya sudah Tuhan yang mengatur.

Tapi, sedia payung sebelum hujan, itu sudah bagus.

Membuka bungkus itu dengan cekatan lalu memakainya dan berlari ke arah perempuan yang sudah terbaring terlentang dengan kedua kaki terbuka lebar di atas ranjang itu.

"Slowly."

"I will."

Dengan gerakan santai Ia mengarahkan benda ini ke dalam lubang penuh kenikmatan dengan tangan Zee yang sudah memegang bahunya dengan kencang. Saat ujung kepala itu masuk membuat tubuh itu menegang dengan mata yang tertutup.

"Ah, it's hurt." teriaknya membuat Al langsung memasukkan lebih dalam hingga ujung, membuat Zee berteriak dengan desahan. "FUCK."

"Sorry, lanjut?" mendengar itu membuat Zee mengangguk, Al menghapus air mata yang keluar dari sudut mata itu dengan lembut lalu mulai menggerakkan tubuhnya maju mundur sesuai tempo.

"Oh, fuck me harder." ujar Zee dengan nakal membuat seringaian tipis tercetak jelas di wajahnya itu. Ia langsung menggerakkannya dengan cepat membuat tubuh keduanya terhentak hebat.

Al langsung menyecap bibir ranum itu dengan lembut membuat Zee merasakan kenikmatan tiada tara.

"I wanna come."

"Me too."

Setelah mengatakan itu cairan itu menyembur lalu Al melepas pelindung itu dari benda saktinya dan menindih tubuh Zee yang sudah lemas di bawahnya. Mengecup kening pacarnya itu sekilas lalu memeluk tubuh itu dengan erat.

"I love you."

"I love you too."

"Lagi?"

...

Aldebaran berdecak malas saat ketukan pintu yang memekakkan telinga itu diketuk berulang kali dengan keras, dengan gerakan malas Ia langsung menggunakan kaosnya dan berjalan untuk membukakan pintu.

"Apa sih."

"Apa sih, apa sih. Bangun lo, kita mau pergi nih. Enak-enakan ya lu pada, jahat banget biarin gue tidur sendirian. Gak tau aja kan, gue jadi main solo."

"I don't give a fuck. Sana-sana, nanti gue nyusul."

"Babi lo, Al. Cepetan ye, gue tunggu! jangan sah-sahan lagi, gue dobrak pintu lo, mampus."

Tak memperdulikan ocehan Darren yang tidak berguna itu, Al, langsung menutup pintunya dengan keras membuat Darren terjangkit kaget, lalu menggerutu sebal.

"ISTIPAR, AL. NOH BAPAK LO NONTON, AL!"

"Apaansih, berisik banget?" ucap Zee sambil mengusak matanya membuat Al menyengir.

"Itu si Darren. Mau pergi nih kita, mau mandi sekarang?"

"Masih sakit." ucapnya sambil mencebikkan bibirnya ke bawah membuat Al terkekeh lucu lalu mencium bibir itu sekilas.

"Thank you so much, udah jadiin gue yang pertama. And of course, this is my first time, too. I'm so lucky to meet you, and have you in my life. Bareng sama gue terus ya? until whenever. You know I love you so bad, Zee."

"I love you more than you know, Al. We lucky to have each other. And promise me, kalo ada masalah, or something else, kita bicarain baik-baik ya."

"Pasti, boo."

"And yeah. We will always be together, forever."

"However it should."

Mereka menautkan jari kelingling lalu dengan cepat Al menciumnya lalu di lakukan juga hal yang sama oleh Zee membuat senyum mereka sama-sama mengembang.

Di rengkuhnya tubuh mungil itu kedalam dekapannya lalu mencium pucuk kepala Zee dengan lembut, penuh kasih sayang.

"AL, ZEE, TIME TO BREAKFAST!"

"Bangsat." desis Al membuat Zee tertawa keras.

"Wait for us!" balas Zee dari dalam lalu menarik tubuh Al untuk berjalan ke arah kamar mandi.

...

Dikit aja ya wkwkwk
abis baca jangan lupa istigfar🛐

Love in Apartment [completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang