Zee menatap Al yang sudah berada di depan pintu rumahnya itu seraya memelas dengan malas lalu menampilkan raut wajah datarnya membuat Al panik lalu mencoba menggenggam tangan Zee tapi terlebih dahulu di tepis oleh perempuan itu.
"Apa!" garang Zee membuat Al kaget.
"Maaf, boo." lirih Al membuat Zee memutar bola matanya malas.
"Ayo pergi, telat gue nanti." ketusnya membuat Al menghembuskan nafas berat.
"Tapi kita selesaiin dulu ya, please."
"Gue bareng lo atau supir." ancam Zee membuat Al kelabakan lalu dengan cepat menarik tangan Zee menuju motornya tapi tak lama Zee langsung menepis tangan Al dari pergelangan tangannya.
"Gak usah pegang-pegang." sinisnya.
"Oke-oke." balas Al dengan pelan lalu naik ke motornya di susul oleh Zee di belakangnya.
"Cepet jalan." kata Zee membuat Al mengangguk lalu menjalankan motornya dalam kecepatan sedang.
"Entar jemput jangan telat." datar Zee seraya merapikan rambut dan seragamnya setelah turun dsri motor Al.
"Zee please, forgive me. Aku mau jelasin dulu, aku tau aku salah, tapi jangan gini, aku gak suka, aku gak mau kamu kayak gini." melas Al membuat Zee berdecih sinis.
"Apa? mau jelasin apa coba, orang semua nya udah jelas. Jelas-jelas kan lo, abis maghriban gak bales chat gue lagi, positif gue masih, oh sholat lu lama, khotbah lu di masjid sampe jam dua subuh hah?!"
"Maaf." lirih Al seraya menunduk.
"Kesel gue. Nungguin lu kek orang bego, buka tutup room chat, coba nge spam lu terus nelfon tapi gak aktif. Taunya tengah malem lu bales chat gue, pas gue udah tidur, taunya apa? main game. Pubg? bablas lu, sekali-kali entar lo yang nungguin gue ya, biar tau enak apa nggak nunggu sampe bego."
"Zee."
Zee segera masuk ke dalam sekolahnya dengan keadaan tidak bersahabat, wajah di tekuk, perasaan badmood, sinis kepada semua orang lalu masuk ke dalam kelas dengan membanting pintu kelas membuat semua penghuni kelasnya di buat kaget dengan Zee yang tak biasanya begini.
Di motor tadi Al sudah menjambak rambutnya frustasi, ini gara-gara Bara, Axel dan Darren yang menyuruhnya mematikan notifikasi handphone agar main game mereka lancar jaya. Al segera menancapkan laju motornya dengan cepat menuju sekolah dengan perasaan kesal, marah, dan gelisah.
"Lo kenapa dah?" tanya Senja heran saat Zee telah duduk di sebelahnya.
"Gak kayak biasa lo, kesel kenapa coba sampe banting pintu kelas?" tanya Violette pula membuat Zee mendengus lalu menyandarkan tubuhnya di dinding.
"Berantem."
"Sama kak Al?" tanya mereka seraya saling pandang.
"Sama siapa lagi? lu berdua kata pacar gue sepuluh." sewot Zee membuat kedua temannya kaget.
"Santai neng santai, coba cerita sini, kenapa-kenapa? jangan kesel gitu elah." ujar Senja berusaha menenangkan.
"Atau lo mau minum? gue ada nih susu, atau mau yogurt? gue bawa juga." sahut Violette membuat Zee menggeleng.
"Main game dia, lupa waktu. Kalian bayangin aja, gue nungguin balesan chat nya dari abis maghrib sampe gue ketiduran dan tadi pagi gue liat room chat kita, dia bales sekitar jam dua subuh. Gila gak tuh orang, gara-gara pubg anjing nih, males banget gue sumpah."
"Wajar sih wajar lo kesel nya minta ampun, gak izin terus gak ngabarin, sabi sih kak Al, bangunin macan tidur." sahut Violette membuat Zee menatapnya tajam dan dibalas cengiran kuda oleh sang empu.
"Canda macan." gumamnya.
"Kak Bara sih izin main game sama gue emang semalem makanya gue gak nungguin dia. Salah kak Al sih, bego emang."
"AH UDAH AH MALES BANGET GUE BAHAS SI ANJING, IHHHH." teriak Zee membuat semua orang menatap dirinya aneh.
Mood nya sudah agak membaik setelah seharian penuh kebanyakan free class. Zee segera keluar dari kelasnya menuju gerbang depan bersama Senja dan Violette. Melihat Al yang sudah berada disana membuat mood Zee lagi-lagi kembali buruk.
"Zee." panggil Al lalu mendekati perempuan itu.
"Gue pulang." ujar Zee pada Senja dan Violette yang di balas acungan jempol oleh keduanya. Zee langsung berjalan mendahului Al membuat Al mengusap wajahnya frustasi.
"Coba bilangin baik-baik aja sih kak, balikin mood nya dulu, soalnya kak Al kelewatan sih buat Zee jadi kesel setengah mampus gini." ujar Senja membuat Al mengangguk.
"Thanks, duluan." ucap Al yang mendapat anggukan dari keduanya.
"Mau makan? atau mau ke kedai ice cream?" tanya Al kepada Zee membuat Zee menggelengkan kepalanya.
"Cepet aja deh." ujarnya lalu naik ke atas motor Al.
Al menjalankan motornya dengan kecepatan sedang menuju kedai ice cream kesukaan Zee membuat perempuan itu menyerngit dengan heran.
"Gue bilang pulang." datar Zee.
"Sini dulu, aku mau beliin kamu ice cream. Udah lama nggak kan?" tanya Al lalu menggandeng tangan Zee membuatnya pasrah saja kali ini.
Al segera memesan untuk mereka berdua lalu mencari tempat duduk di pojok ruangan.
"I know, aku salah banget, aku kelewatan, aku mainnya gak inget waktu, gak ngabarin kamu, gak bales chat kamu, karena matiin notifikasi handphone. Aku bener-bener minta maaf, aku udah buat kamu kesel, marah, buat mood kamu gak bagus." ucap Al seraya menatap manik mata Zee dengan sendu.
"Aku nyesel, aku bener-bener nyesel, aku minta maaf, aku janji gak bakal ulangin kesalahan yang sama. Atau aku hapus aja game nya, aku mau kok kalo kamu suruh dan itu buat kamu seneng." ucapnya lagi membuat Zee menggeleng.
"Gak perlu. Gue gak pernah ngekang lo ini itu Al, gue santai kok orangnya, tapi kalo ini gak tau deh kesel banget, lo kelewatan soalnya. At least lo kabarin gue lah biar gue gak nungguin lo kayak orang bego. Bodo amat mau di bilang lebay, tapi gue paling gak suka kalo gak di kabarin kayak gini." balas Zee dengan sengit.
"Iya aku paham, aku yang salah, aku emang salah nggak kasih kabar ke kamu. Aku minta maaf, boo."
"Gak usah hapus."
"Kenapa? aku gakpapa kok kalo kamu suruh juga."
"Gak usah, lo masih mau main kan? udahlah. Gue gak mau lo itu gak inget waktu aja, kalo mau main game juga oke, tapi inget waktu, terus kabarin gue, jangan asal ngilang aja, lo kata enak nungguin lo yang nggak jelas kemana."
"Iya sayang, maaf. Aku bener-bener minta maaf, aku janji gak bakal gitu lagi, ini terakhir."
"Gue pegang kata-kata lo ya!"
"Iya. Jadi kita baikan kan? kamu udah maafin aku kan sekarang?" tanya Al hati-hati membuat Zee berdeham.
"Maaf mas, mbak. Ini dia ice cream nya, permisi."
"Iya makasih." ucap keduanya lalu waiters itu pergi dari sana.
"Thank you boo." ucap Al lalu memeluk tubuh Zee dengan erat. "Makasih udah maafin aku, makasih udah mau percaya sama aku. I love you so much, more than anything."
Zee tersenyum lalu membalas pelukan Al. "I love you too. Jangan ulangin lagi ya? gue gak suka."
"I'm promise, babe." balas Al lalu mengecup kilat bibir Zee membuat perempuan itu melotot kaget.
"Ini tempat umum, Al. Kalo ada yang liat gimana coba, aneh-aneh aja deh." kesal Zee membuat Al terkekeh lalu mengecup kedua pipi Zee bergantian.
"Nope, hehe."
"Ish, Al." geram Zee tertahan.
...
KAMU SEDANG MEMBACA
Love in Apartment [completed]
عاطفيةRomance series #1 warning(s) : harsh words, kissing scenes, skinship, violence sexuality, and mature theme. Berawal dari datang ke acara birthday party kakak kelasnya di sebuah club yang berasa di Bali membuat Rebecca Zoey atau yang kerap di sapa Ze...