[38] sweet dinner (last part)

249 35 2
                                    

"Kenapa kau terlihat sibuk sekali hari ini?" Jihyo yang sedang menjaga meja kasir terus memperhatikan gelagat Somin yang sejak tadi terus memperbaiki riasannya dan rambutnya seolah tak membiarkan ada satupun penampilannya yang berantakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kenapa kau terlihat sibuk sekali hari ini?" Jihyo yang sedang menjaga meja kasir terus memperhatikan gelagat Somin yang sejak tadi terus memperbaiki riasannya dan rambutnya seolah tak membiarkan ada satupun penampilannya yang berantakan.

"Hari ini aku akan berkencan dengan Sechan." jawab Somin yang tampak sangat gembira.

"Memangnya kemarin-kemarin kau melakukan apa dengannya? Hanya sebatas nongkrong dengan teman?" sindir Jihyo, tak mengerti dengan pola pikir sahabatnya itu.

"Hari kemarin dengan hari ini berbeda, Jihyo-ssi..." Somin membalas dengan tak kalah sinis. "Kemarin aku sudah menerima untuk menjadi kekasihnya, jadi secara resmi baru hari ini kami berkencan. Mengerti, kan?"

"Ya, ya." jawab Jihyo sembari menggeleng-gelengkan kepalanya. "Lalu, kau ingin melakukan apa hari ini dengannya?"

"Sepertinya aku dan dia hanya makan di rumah. Katanya dia akan memasakkanku sesuatu."

"Wah, berarti kau cukup beruntung, Sechan-ssi sangat pandai memasak." Jihyo turut senang. "Jadi kau juga menutup kafe lebih cepat hanya karena kencanmu itu?"

"Hanya karena?" Somin mengerucutkan bibirnya. "Ini penting, Jihyo-ya... Kau tahu sendiri aku tak pernah menyukai lelaki manapun, dan akhirnya sekarang aku menemukan lelaki yang bisa mengetuk dan membuka pintu hatiku. Tentu saja, hari ini begitu bermakna."

Mendadak Jihyo merasakan bulu kuduknya merinding. Apakah ada makhluk halus yang baru saja lewat? Atau mungkin kalimat Somin yang terlalu menggelikan? Namun Jihyo diam saja, kemudian ia senyum-senyum sendirian.

Makan malam bersama ya? Jihyo sudah beberapa kali makan bersama dengan Jongkook, tapi tetap saja rasanya cukup berbeda dengan yang diterangkan Somin. Makan bersama dengan makanan yang dimasak di rumah.

Dengan Kangwoo pun Jihyo tak pernah melakukan itu. Waktu bersama yang cukup singkat karena pekerjaan Kangwoo membuatnya tak pernah merasakan hal seromantis itu.

"Jihyo-ya..."

Jihyo tersadar dari lamunannya saat mendengar suara lembut milik seorang lelaki seiring dengan suara pintu kafe yang terbuka. "Jongkook-ssi?"

"-ssi?" Somin sedikit terkejut dengan panggilan Jihyo pada Jongkook yang sudah berdiri di depan kasir, tepat di hadapan Jihyo. "Kalian masih seformal itu?"

"Aku juga berpikir begitu, bisakah kau memberitahu temanmu ini agar lebih santai padaku? Aku lebih suka sebutan oppa, atau sayang daripada -ssi atau hyung." rengek Jongkook pada Somin seolah Jihyo tak ada di tempat itu.

"Astaga, kau bahkan memanggil kekasihmu dengan sebutan 'hyung'?" Somin berdecak dan menggeleng-gelengkan kepalanya. "Kau tak boleh seperti itu, Jihyo."

"Terserah..." Jihyo memutar bola matanya malas, lalu ia pun masuk ke dalam pantri untuk mengganti pakaiannya saat jam sudah menunjukkan pukul empat sore, dimana kafe yang biasanya buka sampai malam ini akan tutup lebih cepat.

Blind Date || KJK x SJHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang